Cinta dan Obsesi? Seperti dua sisi koin yang berbeda.
Ryu Dean sudah dua tahun ini berpura-pura menjadi security di sebuah kampus ternama, hanya untuk mengamati tunangannya, Almira. Seorang tunangan yang tidak setia padanya.
Tapi di balik itu, ada Fiona seorang mahasiswi paling alay yang selalu mengoceh bercerita tanpa henti padanya.
Perlahan perasaan patah hati Ryu pada Almira berubah. Dirinya merasa nyaman setiap kali bersama dengan Fiona.
Namun ada kalanya perasaan tidak berbalas. Fiona ingin menyatakan cintanya pada kang bakso.
Membuat ego seorang Ryu Dean tidak dapat menerimanya. Putra tunggal keluarga konglomerat, dikalahkan oleh kang bakso?
"Kamu sudah gila...?" Gumam Ryu Dean tertawa, aneh.
Bagaimana obsesi konyol ini, akan berlanjut?
🍀🍀🍀 Warning! Buatan seorang amatir yang hanya iseng menulis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Take all
Hujan menerpa kala itu, sedikit pakaian bagaian bawahnya basah mengingat jas hujan yang dikenakan Fiona. Memasuki minimarket Betamart.
Dua orang yang duduk berdampingan setelah menyeduh cup mie instan. Menunggu hujan reda, ditemani dua kaleng minuman rasa buah cap badak, yang konon katanya dapat meredakan panas dalam.
"Fiona, menurutmu bagaimana wujud cinta?" Sebuah pertanyaan konyol dari Yudha. Benar-benar memberanikan dirinya bertanya.
"Bagaimana ya? Bagiku sendiri cinta adalah rasa nyaman. Jika orang itu baik, dan tulus mungkin perlahan aku dapat jatuh cinta padanya." Jawaban lugas dari Fiona yang tidak pernah berhasil dalam cintanya.
Yudha menghela napas."Bagiku cinta adalah tanah."
"Tanah?" Fiona mengernyitkan keningnya tidak mengerti.
"Bagaimana pun hujan mencintainya, tanah gurun hanya menyerap air hujan, tanpa mau menumbuhkan tanaman. Karena itu hujan meninggalkannya..." Sebuah jawaban dari Yudha, menatap ke arah air hujan.
"Jadi kalau hujan dan tanah saling mencintai, seperti hutan?" Tanya Fiona.
"Hutan?" Kali ini Yudha yang bertanya.
"Hutan...hujan memberikan cintanya pada tanah. Tanah di hutan menghargai pemberian hujan, muncullah pohon sebagai bukti cinta tanah di hutan untuk hujan. Karena itu hujan selalu turun di hutan, jarang turun di gurun. Bukankah cinta itu indah, saling memberi dan menerima. Seperti kak security yang membelikan aku mie instan dan aku menunggumu keluar dari rumah Almira." Kalimat demi kalimat yang seketika membuat Yudha tertunduk sejenak kemudian tersenyum.
Benar kata pinguin congkak ini. Memberi dan menerima agar cinta tidak terasa melelahkan dan menyakitkan.
"Kita hanya teman. Tidak lebih aku tau. Jangan salah paham dengan kata-kataku." Fiona terkekeh.
"Dasar! Sudah! Makan yang banyak supaya cepat sembuh!" Yudha memasukkan sosis ke dalam cup mie Fiona.
Cinta yang lambat? Jangan berharap cinta menggebu-gebu seperti CEO sombong yang melakukan one night stand, kemudian jatuh cinta seperti orang gila.
Ini hanya tentang seekor pinguin yang mengira dirinya berhadapan dengan sesama pinguin. Tapi ternyata yang selama ini berteman dengannya adalah naga yang bersembunyi di laut dalam. Naga yang kemudian berusaha menjerat kaki kecilnya yang pendek.
*
Sementara itu di tempat lain.
Senyuman menyungging di wajah seorang Cheisia. Bagaimana? Entahlah! Persetan! Yang jelas putranya sudah tidak mencintai Almira lagi. Jadi dirinya tidak perlu peduli lagi.
Menghentikan mobilnya di kediaman yang dua hari lalu dikunjungi putranya tersayang.
Sudah 13 tahun keperluan Almira dibiayai oleh Cheisia. Dengan harapan dapat membeli kesetiaan gadis yang bahkan menangis kala harus bertunangan dengan Ryu Dean.
Menangis tapi masih menerima semua pemberiannya. Bahkan sebulan kemudian terang-terangan meminta set peralatan makeup ala tuan putri serta baju baru, itulah yang dilakukan Almira dari 13 tahun lalu.
Tapi kini tidak! Cheisia dapat berteriak merdeka! Putra tunggal yang begitu dimanjakan olehnya. Kini ditampar kenyataan. Sesuai dugaan nya, menjadikan Ryu Dean sebagai security di kampus akan membawakan hasil.
Hingga kala mobil memasuki halaman rumah. Dirinya melangkah diantarkan seorang pelayan.
"Mohon tunggu sebentar." Ucap sang pelayan, melangkah ke lantai 2 memanggil majikannya.
Tidak butuh waktu lama, Yuma turun dari lantai dua. Dengan cepat mendekat, melihat Cheisia tidak datang seorang diri kali ini. Melainkan membawa dua pria berjas.
Dirinya ingat betul, satu tahun lalu secara pribadi Cheisia mengirimkan mobil dengan harga miliaran rupiah hanya untuk mengantar jemput Almira. Sama seperti sebelumnya membawa dua orang bodyguard.
"Cheisia, maaf menunggu lama." Sapa Yuma mukai duduk di hadapannya. Matanya menelisik, entah pemberian apa lagi yang akan diterima oleh Almira. Putrinya benar-benar beruntung, diperebutkan Ryu Dean dan Delone.
"Putrimu kemarin mengumumkan Delone, putra ke tiga E.R.C Group sebagai kekasihnya bukan?" Tanya Cheisia menikmati sedikit teh di hadapannya.
Seketika Yuma memilin jemarinya."I... itu hanya kesalahpahaman." Ucapnya cepat.
"Kesalahpahaman?" Cheisia tersenyum, tapi tiba-tiba meninggikan intonasi bicaranya."Jadi jika aku membunuh putrimu aku juga dapat menganggapnya kesalahan paham!"
Prang!
Sudah cangkir keramik kedua yang dibanting Cheisia di rumah ini.
"Aku muak. Jika putrimu tidak serius dengan pertunangan ini, kita putuskan saja." Cheisia menghela napas kasar.
Sedangkan Yuma membulatkan matanya."Tidak bisa begitu! Ryu mencintai Almira. Begitu juga sebaliknya."
"Sayangnya putraku sudah tidak mencintai putrimu." Cheisia tersenyum penuh kebanggaan.
"Aku mohon!" Pinta Yuma lagi. Dirinya tidak ingin putrinya kehilangan dukungan finansial dari Ryu Dean.
"Ibu tenang saja. Aku tidak membutuhkan calon mertua kejam dan suami gemuk." Tiba-tiba saja Almira melangkah menuruni tangga.
"Apa ibu mau dicemooh karena mempunyai menantu Ryu Dean? Tampangnya dulu seperti idiot yang gemuk." Lanjutnya, memang sengaja ingin memutuskan pertunangan ini. Mengingat Delone walaupun memiliki status lebih rendah dari Ryu Dean. Tetap saja ayahnya merupakan pemilik salah satu perusahaan terbesar di negri ini.
"Almira!" Bentak Yuma.
"Jadi begitu pendapatmu tentang putraku dan tentangku. Menurutmu ibu mertua mana yang bersedia membiayai menantunya yang tidak pernah puas. Ibu mertua mana yang tetap diam ketika mengetahui menantunya memberikan harapan pada banyak pria." Cheisia bangkit dari tempat duduknya, kemudian berbisik di telinga Almira."Nak, kamu belum banyak melihat dunia. Jika menganggap ibu mertua sepertiku adalah ibu mertua yang jahat. Menikahlah dengan pacarmu yang sekarang, maka kamu akan tau, tidak ada ibu mertua yang lebih baik dari pada aku."
Hanya senyuman terlihat di wajah Cheisia. Mana ada orang yang dengan sabar menunggu anak bau kencur ini menjadi lebih dewasa. Mana ada ibu mertua yang begitu pengertian seperti dirinya. Walaupun terkadang terbakar emosi seperti hari ini.
"Delone, lebih baik daripada si gemuk Ryu Dean! Apa yang dimilikinya selain uang!?" Tangan Almira gemetar, tapi tetap saja dirinya tidak boleh kalah.
"Oh... begitu. Putraku memang hanya memiliki uang. Karena itu..." Cheisia menjeda kata-katanya sejenak."Kalian! Ambil tas, perhiasan dan juga mobil di garasi."
Almira membulatkan matanya."Bibi tidak bisa berbuat seperti ini! Ini perampokan!" Bentak Almira, berusaha menghalangi.
"Aku dan putraku memang murah hati. Tapi kami tidak bodoh. Tas, perhiasan dan jam tangan bernilai tinggi, surat-surat keasliannya masih kami simpan, tidak kami kirimkan padamu. Satu lagi, mobil yang merupakan hadiah dari Ryu, sayangnya surat-suratnya masih atas nama Ryu Dean." Senyuman keji dari ibu mertua sesungguhnya.
Hal yang membuat Almira seketika terduduk di lantai kakinya lemas. Matanya menatap ke arah perhiasan dan tas branded miliknya diangkut. Sedangkan pakaian dan sepatu dibiarkan oleh Cheisia. Mungkin mengingat benda-benda itu tidak dapat dijual kembali.
Tapi tidak! Egonya tetap membenci Cheisia. Tidak akan kalah dari mantan calon ibu mertuanya.
"Tidak apa-apa. Delone dapat memberikan yang lebih baik darimu! Aku masih bisa hidup tanpa uangmu!" Bentaknya.
Cheisia yang hendak melangkah pergi tersenyum, sedikit melirik."Nak, mempertahankan kecantikan itu memerlukan uang. Ke salon dua kali dalam seminggu. Belum lagi krim perawatan kulitmu yang sensitif, ditambah dengan uang jajanmu. Kamu fikir dari mana uang itu selama ini. Dapatkan kedua orang tuamu, membelikan krim perawatan wajah senilai 2 juta per setnya. Dapatkah membelikanmu parfum seharga 40 juta sebagai hadiah."
"Sudahlah... bicara sebelum terjadi itu melelahkan. Aku harus pulang, mengamati calon menantu baruku yang manis dari jauh." Teriak Cheisia gemas, melangkah pergi. Setelah mengirim orang mengamati Fiona beberapa hari ini.
"Sudah ibu bilang bukan!?" Yuma berteriak pada putrinya.
"Masih ada Delone. Ibu tenang saja." Ucap Almira, menyakini hidupnya akan kembali seperti semula.
"Perusahaan keluarga kita menumpang hidup pada perusahaan milik Willy (nama panggilan ayah Ryu Dean). Perusahaannya yang memberikan perusahaan kita proyek-proyek besar selama ini." Ucap sang ibu menginginkan putrinya mengerti.
"Ibu tenang saja. Delone dapat meminta pada kedua orang tuanya, untuk membantu ayah nantinya." Sebuah rencana yang memang disusun oleh Almira.
"Ryu Dean! Dia anak tunggal hingga kedua orang tuanya selalu mengabulkan semua keinginannya. Kamu fikir Delone yang anak ke tiga juga sama!" Yuma melangkah meninggalkan putrinya. Bagaimana pun ini adalah keputusan putrinya. Apa yang dapat diperbuat olehnya.
rajin2 up nya
Masih greget rasanya...