NovelToon NovelToon
Seven Years After Divorce

Seven Years After Divorce

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Mengubah Takdir
Popularitas:3.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: moon

🥈JUARA 2 YAAW S2 2024 🏆

Perceraian, selalu meninggalkan goresan luka, itulah yang Hilda rasakan ketika Aldy memilih mengakhiri bahtera mereka, dengan alasan tak pernah ada cinta di hatinya, dan demi sang wanita dari masa lalunya yang kini berstatus janda.

Kini, setelah 7 tahun berpisah, Aldy kembali di pertemukan dengan mantan istrinya, dalam sebuah tragedi kecelakaan.

Lantas, apakah hati Aldy akan goyah ketika kini Hilda sudah berbahagia dengan keluarga baru nya?

Dan, apakah Aldy akan merelakan begitu saja, darah dagingnya memanggil pria lain dengan sebutan "Ayah"?

Atau justru sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#18

#18

"Oh … Pak Irfan kenalkan … ini pria yang mendonorkan darah pada putra anda." Coach Hend memperkenalkan Irfan dan Hilda pada pria baik yang sudah mendonorkan darahnya pada Ammar.

Tapi wajah Aldy menjadi pucat pasi ketika melihat wanita yang kini ia ketahui sebagai Ibu dari Ammar. mata sendunya masih menatapnya penuh amarah yang siap meledak kapan saja, bahkan Dari penglihatan Aldy, Hilda tampak mengepalkan kedua tangannya. 

Senada dengan Hilda, Aldy pun masih tak sanggup berkata-kata, dadanya bergemuruh hebat, pikirannya pun kacau balau, sungguh Aldy belum siap dengan semua ini, takdir macam apa ini? Kenapa ia justru bertemu Hilda disaat seperti ini, rupanya semesta memiliki cara tersendiri tanpa perlu Aldy bersusah payah menemukan Hilda. 

"Hil … da …" Lirih bibir Aldy bergerak tanpa suara, tanpa sadar ia menyebut nama mantan istrinya, nama yang sekian lama ia kubur dalam-dalam demi menghormati wanita yang Aldy pilih untuk menggantikan posisi Hilda dalam hidupnya.

Aldy tersadar dari lamunannya ketika Irfan mendekatinya kemudian memeluknya erat, menggumamkan rasa terima kasih pada orang yang sudah menyelamatkan nyawa putranya. 

"Terima kasih, Tuan … sampai kapanpun aku tak akan melpakan jasa baik anda karena telah menyelamatkan putraku." bisik Irfan di telinga Aldy.

Jadi bocah yang ia tolong adalah anak Hilda bersama pria ini? 

Apakah Aldy merasa iri? tentu saja, bahkan selama 5 tahun pernikahannya dengan Hilda, Aldy tak pernah mendengar kabar bahagia kehamilan Hilda, padahal kala itu Aldy sangat berharap ada anak diantara mereka, entah kenapa sisi lain dari dirinya merasa tak rela. 

Irfan melepaskan pelukannya, ia menatap pria yang baru saja ia peluk sedang menatap ke arah lain, ke arah istrinya. 

Hilda masih sama cantiknya seperti dulu, wajah cantik nan teduh itu, kini terlihat semakin matang dan bersinar tak terhalang oleh hijab yang menutupi seluruh tubuhnya.

"Astaghfirullah …" beberapa kali Aldy beristighfar dalam hati, bahkan memaki dirinya sendiri karena lancang mengagumi kecantikan wanita yang kini menjadi istri pria lain. Pria yang dulu kuharapkan menjadi penggantiku selepas perceraian kami, syukurlah Allah mengabulkan doa dan pintanya.

"Tuan ??" Panggilan Irfan membuat Aldy tersadar dari lamunannya.

"Oh Iya … kenalkan … "

"Kenalkan Mas, Ini … Mas Aldy … mantan suamiku." walau kikuk dan terdengar kaku, Hilda mendahului kalimat Aldy, ia tak ingin Irfan salah sangka. Karena dalam hatinya kini hanya bertahta nama suaminya seorang. 

Namun di luar dugaan, Irfan justru tersenyum hangat, respon yang jauh dari dugaan Aldy, mengingat Widya yang selalu emosional jika melihat sesuatu yang berkaitan dengan mantan istrinya. "Oh benarkah .. senang bertemu dengan Anda." 

"Tidak usah terlalu formal, sepertinya kita sebaya."

"Ah iya baiklah," 

"Bagaimana kabarmu Hilda?" sapa Aldy, lagi-lagi basa-basi demi menutupi kegugupannya.

"Baik, Mas, Alhamdulillah …" jawab Hilda singkat. 

"Jadi … anak itu? anak kalian? pantas saja aku tak asing dengan senyumannya." 

"Iya, Mas, Ammar adalah Anakku … " Jawab Hilda dengan wajah getir, seperti menyiratkan luka yang teramat dalam. Dan tanpa bertanya lebih lanjut, Irfan bisa merasakan jika Hilda masih merasa teramat sakit dengan luka di pernikahannya terdahulu.

Kini Aldy baru menyadari kesalahan terbesarnya, bahwa selepas perpisahannya dengan Hilda, ia terlalu memanjakan Widya hingga tak pernah lagi mencoba mencari tahu keberadaan mantan istrinya sendiri. Mau tak mau Aldy pun jadi berpikiran bahwa Hilda hanya debu yang pernah singgah di rumahnya, walau tak sepenuhnya demikian. 

Bahkan Aldy tak pernah bertanya kemungkinan Hilda mengandung benihnya.

Deggg … mungkinkah?? tiba tiba Aldy penasaran, rasa ingin tahunya laksana lava gunung berapi yang ingin segera ia muntahkan, saking tidak sabarnya.

Karena Aldy memperkirakan Ammar kini sebaya dengan Reva, begitulah kelihatannya.

Ditengah berbagai macam tanya dan rasa yang entah apa namanya, salah seorang perawat memanggil Hilda dan Irfan. 

"Wali pasien Ammar Rifaldy …" 

DHUAAARRRR !!! 

Mendengar seruan perawat, Hilda dan Irfan otomatis berlalu pergi meninggalkan Aldy, yang masih tercengang mendengar nama nya menggaung.

Ini pertama kalinya Aldy tak mempercayai pendengarannya. Namanya tersemat di nama belakang Ammar, sekujur tubuhnya lemas, seiring dengan detak jantungnya yang kian menggila. Tiba-tiba air matanya meleleh … apakah malam terakhir itu membuahkan hasil? tapi kenapa Hilda tak pernah mengatakannya, bahkan hingga detik ini ia tak pernah mengganti no ponselnya.

Aldy melangkahkan kakinya, ia mengikuti kepergian Hilda dan Irfan untuk mendekati brankar tempat Ammar berada. Hilda tengah menangis memeluk Ammar, bahkan Irfan memeluk keduanya penuh rasa syukur, karena Ammar sudah sadar dari pingsannya.

"Bunda … sakit." keluh Ammar.

"Iya, sayang, Bunda tahu … Ammar yang sabar ya ?? Ada Bunda di sini, ada Ayah juga."

Ayah … ingin rasanya Aldy bergabung memeluk bocah kecil itu, seharusnya ia menyadari dengan berbagai macam rasa yang timbul sejak pertama kali berjumpa dengan Ammar. Bahkan Tuhan berbaik hati memberinya kesempatan mendonorkan darah untuk anak kandungnya, anak yang tak pernah diketahui keberadaannya.

Sayangnya Aldy harus pasrah di tampar oleh kenyataan, bahwa mungkin saja Ammar tak akan pernah mengenal atau menyebut dirinya dengan sebutan 'AYAH'. 

Karena tujuh tahun silam, ia sendirilah yang telah membuang kesempatan tersebut, ketika ia menuruti keinginan dan keegoisannya sebagai seorang pria yang ingin memiliki wanita lain sebagai istri keduanya.

.

.

Malam semakin larut dan raganya pun mulai lelah, Aldy masih tak mampu bergerak karena hatinya pun merasa berat meninggalkan Rumah Sakit, tapi ia juga tak berani mendekati Hilda yang ia yakin masih berjaga di ruangan tempat Ammar dirawat.

Diamnya Hilda seakan memberinya pukulan telak, dan Aldy kini merasa terkapar tak berdaya, Hilda yang tak pernah banyak bicara usai merelakan diri di ceraikan oleh suaminya, nyatanya mampu membalaskan sakit hatinya dengan cara paling elegan sekaligus menyakitkan.  

Dari bangku taman Aldy melihat Hilda meninggalkan ruang rawat Ammar, Aldy buru-buru mendekatinya, tak bisa ditunda, ia harus bicara dan bertanya, kenapa Hilda tak mengabarkan keberadaan Ammar.

"Hilda …" 

Hilda menghentikan langkahnya, namun ia tetap diam tak menjawab. 

"Ada apa, Mas?" akhirnya Hilda buka suara. sejujurnya jika bukan karena lapar, ia enggan meninggalkan Ammar seorang diri, karena sang suami pasti tengah kerepotan menenangkan Azam yang sejak sore tadi ingin menemani Ammar di Rumah Sakit.

"Tidakkah kamu merasa bahwa ada yang perlu kita bicarakan?" 

"Itu menurutmu, tapi bagiku tidak." jawab Hilda dingin.

"Lalu Ammar? apa menurutmu aku tak berhak mengetahui keberadaannya? bukankah dia juga berha mengetahui keberadaan Ayah kandungnya."

Hilda berbalik, wajahnya mulai sembab kala menginga kenapa hingga detik ini Aldy tak pernah mengetahui keberadaan Ammar.

"Apakah sekarang Mas akan menjadikan aku tersangka?"

Aldy tergagap mendengar pertanyaan Hilda, "Bukan begitu maksudku … tapi bukankah kenyataan ini tak adil bagiku?"

"Apa Mas tahu? aku tak pernah berniat menyembunyikan keberadaan Ammar," Bibir Hilda mulai bergetar menahan tangis. "Aku bahagia, teramat sangat bahagia ketika mengetahui ada janin yang tumbuh di rahimku, aku bahkan melupakan kenyataan bahwa kita sudah bercerai, secepat mungkin aku kembali dan berharap Tuhan masih mengizinkan kita bersama mengarungi bahtera rumah tangga. Tapi aku melihat sendiri bagaimana Mas dengan lantang mengucap ijab qobul, demi menghalalkan dia di sisimu."

"Lalu jika sudah demikian, apakah kami masih akan memiliki arti di hidupmu? sementara kamu tak pernah menyisakan sedikit rasa untukku, karena semua rasa cintamu sudah habis untuknya seorang."

Hilda menumpahkan semuanya, bagaimana hancur dan sakitnya ia kala itu, sementara Aldy memulai kembali kebahagiaannya bersama wanita lain.

1
C I W I
Luar biasa
Mak e Tongblung
luar biasa
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Benar" gak tahu balas Budi 😤
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Hadeuh Bram" udah miskin di penjara pula 😜
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Nah loh ketahuan,rasain tuh 🤪
Sulis Tyawati
jgn sampai ibu peri sebenarnya mami nia
Sulis Tyawati
pada hal bram yg menularkan hiv pada widya, kan dia suka gelap celup
Sulis Tyawati
Hilda hamil tuh
Sulis Tyawati
tuh kan, apa kata q. jd sinetron bgt ceritanya
moon❣️: silahkan berhenti!! othor gak maksa siapapun untuk baca cerita othor.

terima kasih sudah mampir 🙏
total 1 replies
Sulis Tyawati
ikkkhhhhh males banget kalo cerita nya hrs berbelit2,,, tr ada halangan lg dri widya
Sulis Tyawati
dsr org tua g tau diri si johan
Lala lala
aldi msh cinta sm mantan its okey...tapi msh mengejar mantan itu bodoh..sdh sering dibohongi soal uang masih sj diam..skrg dikhianati hancur kan..coba dr awal buang.
andai..andai.. dan andai sj otakmu skrg
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Rasain 🤪
Sulis Tyawati
emg bego si aldy ini,,, coba cek rekening mu.
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Benar" serakah kamu Widya 😏
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Pasti pengen duitnya doang tuh 😏
Sulis Tyawati
kamu hrs kuat Hilda, tunjukan sama aldy juda widya kamu mampu hidup
Mak e Tongblung
waduh... janganlah pak
Lala lala
gimana si widya ambil uang , apa atm nya ganti baru pake sogok.. kan buku sm aldi
Mak e Tongblung
bohong, ini anak lelaki yg tempo hari kenalan di supermarket
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!