Alya, seorang gadis desa, bekerja sebagai pembantu di rumah keluarga kaya di kota besar.
Di balik kemewahan rumah itu, Alya terjebak dalam cinta terlarang dengan Arman, majikannya yang tampan namun terjebak dalam pernikahan yang hampa.
Dihadapkan pada dilema antara cinta dan harga diri, Alya harus memutuskan apakah akan terus hidup dalam bayang-bayang sebagai selingkuhan atau melangkah pergi untuk menemukan kebahagiaan sejati.
Penasaran dengan kisahnya? Yuk ikuti ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. SEBATANG KARA
SEBATANG KARA
🌸Selingkuhan Majikan🌸
Dalam keadaan tak sadarkan diri, Alya terperosok jauh ke dalam alam bawah sadarnya.
Di sana, bayangan-bayangan kehidupan masa kecilnya muncul seiring gelap yang perlahan tersibak.
Ia melihat dirinya berlari di antara ladang padi, dikelilingi oleh tawa orang tuanya dan aduk-adiknya. Suara tawa mereka begitu nyata, begitu hangat, seolah-olah ia kembali ke masa-masa indah itu.
Ia melihat ibunya yang tersenyum lembut dan memintanya masuk ke rumah untuk makan malam.
Ayahnya, dengan tangan penuh lumpur dari pekerjaannya di sawah, bercanda dengan adik kecilnya yang memegang layang-layang.
Kehidupan mereka sederhana, tetapi penuh cinta dan kebahagiaan. Semua tampak damai, hingga tiba-tiba, suasana berubah.
Langit menjadi kelam, tawa lenyap, dan bayangan rumah mereka yang sederhana berubah menjadi pemandangan yang mengerikan.
Alya melihat rumah itu terbakar hebat. Api berkobar dan melahap dinding-dinding kayu yang pernah melindungi keluarganya.
Dalam bayangan itu Alya hanya berdiri di kejauhan, tidak bisa bergerak dan tidak bisa menolong meski mendengar teriakan ibunya memanggil namanya, "Alya! Alya! Tolong kami!."
Matanya membelalak, kakinya seolah tertancap ke tanah. Ia ingin berlari, ingin menyelamatkan mereka, namun tubuhnya tak bisa bergerak.
"Ayah! Ibu!," suaranya tercekik, penuh ketakutan dan kesedihan yang mencekam.
Kobaran api itu pun semakin membesar, melahap segala yang ada di dalamnya. Di sana, ia hanya bisa berdiri, terisak dan menatap dengan pedih, menyesal karena tidak bisa menyelamatkan keluarganya.
"Kak Alya... tolong kami..." suara adiknya, terdengar lemah dari balik api hingga membuat Alya berteriak sekuat tenaga, tetapi tidak ada yang bisa ia lakukan.
Kobaran api itu, seolah menjadi jurang yang tak terjembatani.
Dan tiba-tiba, semuanya lenyap. Hening.
Alya tersentak. Matanya terbuka dengan cepat. Keringat dingin membasahi dahinya, napasnya tersengal-sengal, dan jantungnya berdetak kencang.
"Hahh! Hah! Hah!."
Ia masih terguncang oleh mimpi buruk itu. Saat pandangannya menjadi lebih jelas, ia mendapati dirinya berada dalam pelukan Arman.
"Alya, tenanglah. Kamu tidak sendirian. Aku di sini bersamamu," bisik Arman lembut sambil mengelus rambutnya.
"Ayah...! Ibuuu...! Hu hu hu hu hu hu... 😭😭😭😭😭."
Alya hanya bisa menangis sejadi-jadinya. Rasa kehilangan yang besar menghantamnya begitu kuat.
"Ayah! Ibu! Aku sudah pulang...! Hu hu hu hu hu hu.... 😭😭😭."
Segala yang ia simpan selama ini, perasaan bersalah, rindu, dan kesedihan, semuanya meledak dalam tangisannya.
"Tenanglah Alya."
Arman memeluknya lebih erat, seolah-olah ingin memberikan perlindungan yang tidak bisa diberikan oleh siapa pun saat ini.
Orang-orang di sekitar mereka, yang semula hanya melihat dari kejauhan pun ikut merasakan kepedihan Alya.
Tatapan mereka berubah dari rasa penasaran menjadi belas kasihan. Mereka menyaksikan seorang wanita muda yang hancur, dipeluk erat oleh seorang pria yang tampak ingin melakukan apa pun untuk menenangkannya.
"Kasihan sekali Alya."
"Kasihan sih, tapi salahnya juga, kenapa meninggalkan rumah."
Masih saja ada bisikan dari berbagai penilaian. Namun itu tidak penting sekarang.
Alya tidak berhenti menangis. Kenyataan bahwa keluarganya telah tiada dan ia tidak pernah bisa melihat mereka lagi menghantam hatinya dengan sangat kuat.
Rasa kehilangan yang ia rasakan begitu dalam, seperti luka yang tidak akan pernah bisa sembuh.
"Alya..." bisik Arman sekali lagi, mencoba menenangkannya, namun Alya hanya bisa menangis lebih keras.
"Ayah! Ibu! 😭😭😭😭😭."
~ Kasihan sekali nasibmu Alya 😥 Author tega banget ya bikin keluarga Alya meninggal. Dia jadi sebatang kara. ~
Penasaran dengan kisah selanjutnya? Ikuti terus update episodenya ya... 😘