"jangan berharap banyak didalam pernikahan ini, karena aku tidak akan pernah jatuh cinta kepada kamu Rayya" ucap Deril pada Rayya disaat malam pertama mereka sebagai suami istri
"anda tidak perlu mengingatkan saya tuan, saya tidak pernah berharap apa pun didalam pernikahan ini tuan Deril" tegas Rayya
Pernikahan Deril dan Rayya atas dasar perjodohan, mereka terpaksa untuk menikah dengan alasan hutang budi
Apakah mereka bisa bertahan didalam perjikahan itu atau berpisah jalan terbaik yang mereka akan ambil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
Mereka berbincang cukup.lama, sampai akhirnya Rayya menyadari kalau di tadi disuruh pak yusuf untuk mengantarkan laporan keuangan bulan ini untuk tuan Gavin dan tuan Daffa
"kak, itu laporan keuangannya, Rayya balik ke ruangan dulu ya,nanti dicariin pak yusuf,dari tadi tidak balik balik" ucap Rayya
"oh iya tadi kamu bawa laporan ya, ya sudah nanti kakak periksa dan baca dulu sama Daffa, nanti kakak telpon pak yusuf kalau ada yang tidak kakak mengerti" jelas Gavin
"iya kak, Rayya pergi dulu ya, terima kasih kak, sudah ingat sama Rayya, permisi kak Gavin, kak Daffa, sampai ketemu lagi" ucap Rayya sambil berdiri dari duduk nya diikuti Gavin dan Daffa
"oke Rayya, ingat ya kakak bukan playboy ya tapi banyak teman wanita nya, beda ya artinya" balas Gavin
"beda tipis kak, tergantung mau dilihat dari sudut pandang yang mana" sahut Rayya lalu buru buru berjalan keluar dari ruangan Gavin
"menarik nih anak, tidak salah kalau dari dulu aku suka kepadanya" ucap Gavin
"sadar gavin, itu istri orang jangan kain suka saja, masih panjang dan berat perjalanan cinta kalian" terang Daffa
"kau bikin aku pusing Daffa, iya tau Rayya istri orang, tapi sebentar lagi mau pisah" balas Gavin
"tau dari mana, kalau Rayya nya tidak mau pisah bagaimana?" tukas Daffa
"tidak mau mikir sampai kesana Daffa, jalani saja yang ada di depan mata, jangan bikin mumet kepala, pakai bilang istri orang lagi" balas Gavin
"aku bilang yang sebenarnya Gavin, biar kau tidak salah langkah, kau terlihat sangat nyaman berada dekat Rayya" jelas Daffa
"iya, aku juga merasakan hal itu, nyaman bicara sama Rayya, dan nyambung seolah sudah lama berteman, padahal dulu cuma 1 semester ngejar ngejar Rayya" ungkap Gavin
"semangat Gavin, ha ha ha aku jadi lucu kalau benar kau melakukan ini, seorang tuan Muda Gavin putra Tuan Danendra, menunggu jodohnya dengan cara begini" goda Daffa
"kau jangan pura pura tidak tau Daffa, masalah pernikahan Rayya dengan suami nya itu" tegas Gavin
"aku tau Gavin, jangan marah" seloroh Daffa lagi yang mendapat kan timpukan kertas dari Gavin
*Rayya*
Hari ini Rayya pulang kerja agak malam, karena banyak nya pekerjaan yang harus dia selesaikan,
"rayya, udahan yuk sudah malam ini, diluar kayak mau hujan" ucap Tiara sambil membereskan meja kerjanya
"ayo, aku sudah hampir selesai, besok pagi saja diteruskan" sahut Rayya, memang kalau akhir bulan banyak sekali kerjaan yang harus diselesaikan
Tidak berapa lama mereka berdua keluar dari ruangan divisi keuangan itu, untuk segera pulang
"bawa jas hujan kan, sudah mulai gerimis" ucap Tiara
"bawa jas hujan, ayo buruan kita pulang" sahut rayya dan mereka bergegas menuju parkir motor karyawan dan segera pulang
Gavin dan Daffa tadi sempat melihat Rayya yang buru buru kearah parkiran motor, mereka mau memanggil tapi Rayya tapi Rayya sudah naik motor dengan memakai jas hujan lengkap
Gavin dan Daffa segera masuk kedalam mobil, dan segera mobil bergerak meninggalkan perusahaan
"kenapa Rayya naik motor ke kantor, bukannya dia dikasih mobil sama mertua nya" tanya Gavin penasaran
"Rayya lebih senang naik motor lebih cepet kalau ada kemacetan bisa cari jalan lain
"yah hujan deras, cepat kau kejar Rayya, suruh naik ke mobil sini, nanti motor nya biar diantar kan kerumah nya" ucap Gavin
"tidak bisa Gavin, jalanan macet dan hujan semua juga ingin segera sampai dirumah" balas Daffa
Sesampai dirumah Rayya sudah basah walaupun dia sudah memakai jas hujan, dikarenakan hujan yang sangat deras
Rayya segera memarkirkan motornya di garasi rumah nya itu, lalu masuk kedalam rumah, dimana Deril sedang duduk di ruangan keluarga sambil menonton acara olah raga
Deril menatap Rayya yang baru pulang kerja, dengan baju sedikit basah, Rayya yang di perhatikan, hanya diam saja dan melanjutkan masuk ke kamar nya
"itu anak lama lama seenak nya dirumah ini, dia pikir ini tempat penampungan, pulang kerja suka suka dia saja" ucap Deril
Sedangkan Rayya didalam kamar langsung mandi dengan air hangat karena tadi dia basah kena hujan
Tidak berapa lama Rayya sudah selesai mandinya
"kayaknya makan mie kuah enak nih, pakai cabe pedes, ya sudah mending aku ke dapur saja untuk membuat mie nya" ucap Rayya
Lalu Rayya keluar dari kamarnya dan menuju ke dapur untuk membuat mie rebus
Sesampai di dapur Rayya segera mengambil bahan bahan yang diperlukan lalu diapun mulai memasak mienya
Dengan cekatan Rayya memasak nya, tidak berapa lama kie rebus nya pun sudah siap di santap, segera Rayya membawa mie nya kedalam kamar
"mending aku makan mie nya dikamar saja, ada Deril diluar aku malas kalau berdebat lagi dengan nya" ucap Rayya dalam hati nya
"mau dibawa kemana itu makanan, kebiasaan, mau makan dalam kamar?" tanya Deril yang tiba tiba sudah ada di dapur saat ini
"iya tuan Deril saya mau makan dikamar, permisi" jawab Rayya lalu dia segera meninggalkan Deril yang masih berdiri di tempat nya
"tidak sopan banget sih, orang lagi bicara main tinggal saja" ucap Deril mulai cari gara gara dengam Rayya
Rayya tidak menanggapi ocehan Deril dia terus saja jalan ketika Rayya mau membuka kamar nya, Deril mencoba menghalangi nya
"anda mau apa tuan Deril, permisi saya mau masuk ke kamar saya, tolong anda minggir sedikit" ucap Rayya dengan nada jengkel
"kenapa kamu tidak menjawab pertanyaan ku tadi?" tanya Deril
"pertanyaan yang mana tuan Deril, tadi kan saya sudah jawab" balas Rayya sewot, dia ingat kalau mie nya dingin sudah tidak enak di makan
lalu Rayya membalik kan badannya menuju meja makan setelah sampai dia letakkan makanannnya di meja dan segera dia makan dengan lahap
Deril yang ditinggal sekali lagi menjadi marah, lalu menyusul Rayya yang sedang makan mie nya di meja makan
"kamu benar benar tidak sopan ya, main tinggal saja" umpat Deril di depan Rayya
Rayya meneruskan memakan mie nya dengan tergesa gesa, karena Deril dari tadi mengganggu dan mengajak Rayya untuk bertengkar
Setelah mie nya habis dan meminum air, Rayya lalu menatap tajam kepada Deril
"anda sebenar nya ada masalah apa dengan saya tuan Deril?" tanya Rayya
"mau kasih tau kamu saja kalau kamu itu istri saya" jawab Deril
"saya sudah tau tuan Deril, kita suami istri diatas kertas saja, anda bebas pergi dengan kekasih anda dan saya bebas menjalani hidup saya"
"apa anda sudah lupa dengan apa yang pernah anda ucapkan tuan Deril?, jadi tidak perlu anda ingat kan lagi" tegas Rayya
.smg yg trbaik ya rayya