Kiara Larasati terpaksa menikahi lelaki yang tak dikenal karena sebuah salah paham salah satu warga desa yang melihat Kiara d cium seorang lelaki bule dalam keadaan seluruh pakaiannya basah
Elvano yang berkunjung d vila keluargnya sedang menikmati pemandangan air terjun melihat seseorang tenggelam jiwa heroiknya memaksa dia untuk menolong dan berakhir menikahi gadis yang dia tolong
bagaimana kisah percintaan mereka, ikuti terus kisahnya ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon etha anggra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 22
Pagi hari Kiara belum juga tenang ponsel Elvano tiba-tiba di luar jangkauan.
"Tenang Kiara tenang" ucapnya bermonolog sambil menghirup dan menghempaskan napasnya berkali-kali.
"Aku yakin dia baik-baik saja,, tapi tidak biasanya El mematikan ponselnya, jangan-jangan mimpi itu sebuah petanda"
" tidak.. Tidak.. Tidak itu hanya mimpi, mungkin aku lupa berdoa waktu tidur" ucapnya lagi masih dengan kegalauannya.
"Sudahlah mungkin dia sedang sibuk"
"Kiara! Jadi ikut kakek ke padepokan" teriak nenek Astri dari balik pintu.
"Jadi nek! sebentar" jawabnya. Kiara mengambil jaket keluar dari kamarnya..
...****************...
Sudah dua bulan Elvano pergi tanpa kabar, kakek Bima lagi-lagi merasa kecolongan, beliau mengerahkan seluruh anak buahnya mencari Elvano tapi tidak juga membuahkan hasil.
Hari-hari Kiara di habiskan dengan membantu kakek di padepokan melatih silat anak-anak didiknya dan juga melatih ketahanan dirinya.
Seperti saat ini dia meninju dan menendang samsak meluapkan kekesalannya, dia kesal karena merindukan sang suami, kesal karena merasa di bohongi.
"Kau akan menyakiti dirimu sendiri Jika seperti itu terus Kiara" ucap kakek Bima menghampiri Kiara.
Kiara menghentikan gerakannya, napasnya terengah-engah keringat membasahi seluruh tubuh dan wajahnya bersamaan dengan air mata yang tersamarkan Oleh keringat.
"Bukankah Kau cucuku yang kuat dan pintar, gunakan otakmu, simpan dulu emosimu, luapkan nanti saat kau bertemu dengannya"
Kiara memeluk kakek Bima menangis sesenggukan meluapkan kesedihannya.
"Kakek percaya kau bisa" ucap kakek Bima menepuk punggung Kiara.
"Ayo pulang sayang, nenekmu pasti khawatir"
"Baik kek" Kiara menghapus air matanya berjalan ke kamar khusus untuk mengganti pakaian.
Karena terlalu lelah Kiara langsung mengistirahatkan badannya, dia bertekat besok akan mencari sendiri informasi menghilangnya Elvano.
Keesokan harinya Kiara mulai pencariannya melalui Dunia maya, dia berselancar menggunakan laptopnya.
Keluarga Dominic adalah keluarga kaya raya yang berpengaruh dan semua informasi tentang keluarga itu tertutup rapat, tapi bukan hal sulit bagi Kiara membobol informasi, beberapa bulan yang lalu otaknya blank jadi tidak bisa berpikir jernih.
Mata Kiara membulat sempurna saat melihat berita tentang kecelakaan putra sulung George Dominic dua bulan yang lalu, berita yang di tutup rapat tidak sempat tayang.
"Putra sulung.. Putra sulung" ucap Kiara sambil mengetikkan informasi tentang keluarga Dominic.
Jreeeng
Layar laptop di penuhi wajah Elvano berserta semua informasi tentangnya.
Jari tangan Kiara bergetar air mata lolos membasahi pipi.
"Dua bulan yang lalu, berarti mimpi itu!" Kiara menutup mulutnya.
"Kakeeek!! Neneeek!!" teriaknya histeris.
"Kakeeek!!Neneeek!!"
"Ada apa Kiara, kenapa hah?" Tanya nenek Astri melihat wajah Kiara sudah berantakan
"Nek Elvano nek, dia dia kecelakaan dua bulan yang lalu" tangisnya semakin pecah di pelukan nenek Astri.
" Kenapa Aku begitu bodoh nek, kenapa aku terlambat mencari informasi tentangnya padahal aku bisa nek" Kiara terus saja merutuki kebodohannya.
Kakek Bima begitu syok, merobohkan dirinya di sofa kamar kiara. Badannya bergetar.
"Kiaraaa!" kakek Bima terlonjak saat mendengar teriakan istrinya.
"Pak! Kiara pingsan Pak!" ucap nenek Astri gusar.
Akhirnya dua orang yang berusia senja membopong tubuh Kiara menidurkan ke ranjangnya.
"Pak cepet telepon Ferdi pak" ucap nenek
"Ferdi masih marah bu, mana mungkin dia mau kesini" ucap kakek pesimis.
*Pak! Semarah apapun Ferdi kalau menyangkut Kiara dia pasti datang" ucap nenek Astri. Akhirnya kakek Bima keluar kamar dan mengambil ponselnya.
"Halo om" jawab Ferdi datar
"Fer segeralah kemari Kiara pingsan" ucap kakek Bima to the point.
"Apa!!" Ferdi langsung merubah ekspresinya
"Baik om Aku akan segera kesana" Ferdi mengambil tas dan bergegas ke rumah kakek Bima.
"Ada apa dengan Kiara tumben dia pingsan" racau Ferdi sambil mengemudikan mobilnya
Ferdi memarkirkan mobil nya dan berjalan langsung ke kamar Kiara.
"Ada apa dengan Kiara om, kenapa dia tiba-tiba pingsan" ucap Ferdi panjang lebar
"Dan tunggu! Dimana suaminya" tanyanya Karena tidak melihat keberadaan Elvano
"Jangan bilang dia pergi juga oma" tatapan Ferdi mengintimidasi.
"Dua bulan yang lalu suaminya pergi ke Jepang tapi di perjalanan pulang dia mengalami kecelakaan dan itu baru di ketahui Kiara setelah dua bulan" kakek Bima menjelaskan dengan sedetail mungkin.
"Dia mungkin hanya syok" Ferdi mengernyitkan dahi saat memeriksa detak jantung Kiara, dan memeriksa denyut nadinya.
"Semoga diagnosaku salah" gumamnya
"Ada apa Fer?" Tanya kakek Bima
"Sepertinya Kiara hamil om" kakek Bima dan nenek Astri bahagia juga sedih mendengar kabar kehamilan Kiara
"El..El.. Jangan pergi El" racau Kiara.
"Sayang bangun sayang Kau harus kuat nak" ucap nenek Astri membangunkan Kiara
"Nenek!" Kiara kembali menangis saat tersadar
"Sayang dengarkan nenek, Kiara harus Kuat di dalam sini ada janin yang harus Kiara jaga" ucap nenek Astri menenangkan Kiara.
"Kiara Ha-hamil nek?" tanyanya terbata, nenek Astri mengangguk pelan.
"Om! Kiara beneran hamil om?" ucap Kiara saat melihat Ferdi di samping kakek.
"Nanti Kau pastikan di klinik ya sayang" ucap Ferdi.
"Benar sudah dua bulan aku tidak kedatangan tamu bulanan, aku baru menyadarinya" ucapnya lirih.
"Selamat ya sayang, om juga turut berduka dengan apa yang menimpa suamimu" Ferdi menghampiri Kiara dan membelai kepalanya.
"Om!" Kiara memeluk Ferdi dan kembali menangis.
"Mengapa Kau juga mengalami apa yang ibumu alami nak" ucap Ferdi dalam hati.
Tiin
Tiiin
Keempat orang itu di kejutkan suara Mobil yang memasuki halaman rumah.
"Siapa Pak?" Tanya nenek Astri
"Tidak tau bu kita lihat saja ke depan" ucap kakek Bima.
Kakek Bima dan nenek Astri keluar rumah terlihat seorang pria turun Dari mobil membawa Kursi Roda dan memapah seseorang mendudukkannya di Kursi Roda.
"Ayah!" panggil pria yang duduk di kursi Roda saat melihat kakek Bima.
duh moga berhasil di kejar dah
jangan lma² ya elah
Lo harus inget semuanya
apa ngga kasian sama kia dan anaknya pho .
walaupun gregetan tapi Yo wes lah
tapi kok aku greget ya
El amnesia selama 6th lama banget sih
apa ga ada usaha buat ngingat .
ya elah
apa kamu ga mau liat baby El junior.
tapi penasaran juga sih...
itu sih mau²nya kamu