TAMAT
.
Kisah Kaisar yang hidup dalam keluarga yang tidak utuh, Ayahnya menceraikan sang Ibu dan lebih memilih cinta pertamanya semasa muda dulu.
Sang Ibu terpaksa meninggalkan Kaisar karena ancaman suaminya sendiri, ia pergi membawa bayi perempuan yang masih berada diperutnya dan terlahir dengan nama Keiina yang tidak diketehaui keberadaannya oleh suaminya.
Kaisar tumbuh menjadi anak yang penuh dengan dendam dan sangat membenci sang Ayah juga istri yang sudah merebut posisi ibunya, di masa depan ia mencari keberadaan sang ibu dan adik yang belum pernah ia temui.
Apa yang terjadi dengan hubungan Kakak beradik antara Kaisar dan Keiina?
Akankah mereka saling mengenali saat bertemu untuk pertama kalinya?
Bagaimana saat cinta menghampiri Kaisar maupun Keiina, akankah pengkhiatan sang Ayah membuat mereka trauma dan membatasi diri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
"Apa Mama sudah makan?" Tanya Anhar lagi.
Pelayan hanya diam dan tak berani menjawab.
"Apa kau tuli?" Tanya Anhar sedikit emosi karena harus mengulangi kembali pertanyaannya.
"Maaf, Tuan. Tapi Tuan muda Kai membawa Nyonya Oma pindah. Bahkan membawa para pelayan unggulan termasuk Pak Pur dan juga Mbak Nina." Jawab Pelayan demgan perasaan takut.
"Apa??" Pekik Anhar. "Apa maksudmu?" Tanya Anhar lagi.
"Tuan muda Kai membawa Nyonya Oma juga para pelayan unggulan pindah ke tempat tinggal Tuan muda Kai yang baru." Jawabnya lagi.
Anhar benar benar benar terkejut, ia tak menyangka jika Kaisar berbuat sejauh ini. Kaisar benar benar menjauhi dirinya, tidak menghormatinya, bahkan tidak menganggapnya sama sekali, terbukti dengan kepindahannya yang tidak sama sekali ia ketahui.
Riska kembali pulang bersama Reno, mereka terlihat senang sekali dengan menenteng banyak belanjaan lalu meletakannya di sofa ruang tamu, hal itu membuat Anhar semakin emosi.
"Dari mana kalian?" Tanya Anhar murka.
"Belanja." Jawab Riska tanpa rasa bersalah.
Anhar sudah mengepalkan tanganya, "Aku pulang bekerja, harusnya kamu menyambutku, Ris." Ucapnya dengan menahan emosinya.
"Mas, asal kamu tau. Selama kamu pergi, Anak dan Ibumu menahanku untuk tidak keluar dari kamar. Baru tadi pagi mereka meninggalkan rumah dan akhirnya aku bisa keluar bersama Reno." Jawab Riska membela diri.
Anhar pun berpikir, mungkinkah ini alasan Kaisar menahan Riska di dalam kamar agar bisa leluasa untuk pindah.
"Aku lapar, aku dan Reno akan makan, Mas mau makan dulu atau membersihkan diri dulu?" Tanya Riska malas.
Anhar menghela nafas kemudian melangkahkan kakinya menuju ruang makan, ia juga sangat lapar, sebenarnya Anhar bergegas pulang demi untuk bisa makan malam bersama Mutia dan juga Kaisar. Tapi siapa sangka jika ia mendapati kenyataan bahwa Kaisar membawa Mutia pindah dari rumah yang sudah di wariskan oleh Agam Wiguna pada Kaisar. Sebenarnya seharusnya Anhar dan Riska lah yang pindah dari rumah Agam Wiguna ini. Karena rumah ini sudah menjadi hak milik Kaisar sepenuhnya.
"Makanan apa ini?" Tanya Riska tak berselera menatap makanan yang tersaji di atas meja makan.
"Maaf, Nyonya. Tapi Chef andalan sudah pindah ke rumah baru Tuan muda Kai." Jawab Pelayan.
"Apa? Pindah? Siapa yang Pindah?" Tanya Riska yang kini menjadi emosi.
"Tuan Kai membawa Nyonya Oma juga pelayan unggulan termasuk Pak Pur, Mbak Nina dan Chef andalan pindah ke rumah baru Tuan muda Kai dan hanya meninggalkan lima pelayan di rumah ini." Ucap Pelayan hati hati.
Riska membanting sendok ke atas piring lalu melihat ke arah Anhar. "Lihat kelakuan anakmu, Mas!!" Pekik Riska dan Anhar hanya memijat pelipisnya. "Ini semua karena kamu terlalu membiarkan anak itu seenaknya!!"
Riska berkacak pinggang, "Rumah sebesar ini mana cukup hanya lima pelayan. Dan lagi bagaimana dengan anggaran biaya rumah tangga?" Riska semakin emosi.
"Diam, Riska!! Aku masih bekerja dan mempunyai saham di WG Group, masih bisa memberimu kehidupan tapi tidak dengan anakmu." Balas Anhar sambil melirik sinis ke arah Reno.
"Sahammu hanya sepuluh persen dan sudah kamu berikan pada mantan istrimu dua persen, hanya tertinggal delapan persen saja, Mas!!" Ucap Riska mengingatkan.
Meski Adelia tak mengambil saham dua persennya di masa lalu, Anhar tetap memasukannya ke rekening pendidikan Kaisar saat itu, hal itu Anhar lakukan agar membuat diri nya tidak merasakan terlalu bersalah pada Adelia, namun kenyataannya salah, tetap saja Anhar merasa bersalah terlebih saat Adelia menghilang tiba tiba.
"Reno adalah anakku, harusnya kamu juga menerima Reno sebagai anakmu, Mas." Kata Riska lagi.
"Anakmu bukan keturunanku, dan tidak ada darah Wiguna di tubuh anakmu. Lagi pula anakmu selama ini hanya jadi parasit saja di dalam rumah tangga kita." Ucap Anhar mengeluarkan isi hatinya.
"Mas!!" Pekik Riska.
"Cukup Riska!! Jangan kamu kira aku tidak tau kelakuan anakmu di luar sana. Dia menghambur hamburkan uang keluarga Wiguna dengan hal hal tidak berguna." Anhar semakin Emosi. "Kemana uang tiga Milyar yang kamu berikan pada anakmu yang kau banggakan itu? Usaha? Bisnis? Semua bulshit!!" Kata Anhar lagi. "Dan juga mana perhiasan perhiasan yang aku berikan padamu? Pasti kau memberikannya pada anak tidak tau di untung ini." Anhar menunjuk ke arah Reno dengan jari telunjuknya.
Riska terkesiap, tidak menyangka jika Anhar mengetahui semuanya.
"Kaisar membawa Mama pindah pasti karena tidak nyaman dengan kelakuanmu juga anakmu. Dua puluh tahun lebih kamu menjadi istriku tapi tidak bisa sama sekali mengambil hati Mama maupun putraku!!" Kesal Anhar kemudian meninggalkan Riska dan Reno begitu saja untuk menuju ruang kerjanya.
Anhar merasa frustasi karena tidak mendapatkan ketenangan dan terus di hantui rasa bersalah pada Adelia. Anhar menggusar rambutnya ke belakang dan menunduk dengan menopang kepalanya. "Adelia, maafkan aku." Gumamnya penuh rasa sesal. "Mama, doamu menembus langit, aku menyesal, Ma." Lirih Anhar.
**
Keiina mengantar Ryu hingga ke mobilnya. "Mas, terimakasih." Ucap Keiina tulus.
Ryu tersenyum, "Berbahagialah, Keii. Dan jangan takut melangkah ke depan, ada Key yang akan melindungimu." Ucap Ryu pada Keiina.
Keiina mengangguk. "Mas, lalu trainingku bagaimana?" Tanya Keiina yang masih saja mengingat pekerjaannya.
Ryu tertawa, "Kamu itu adik dari Kaisar Wiguna, hidupmu sudah terjamin, untuk apa lagi memikirkan pekerjaan?"
Keiina menggigit bibir bawahnya. "Tapi aku ingin mandiri, Mas." Jawab Keiina pada akhirnya.
Ryu semakin terpesona dengan kebaikan juga kesederhanaan Keiina, ia yakin jika tidak salah menyukai Keiina.
"Keii.. Percayalah padaku, Kakakmu tidak akan mengijinkanmu bekerja. Lebih baik jangan berpikir untuk bekerja lagi." Jawab Ryu. "Atau, carilah universitas, setauku Key akan memintamu untuk melanjutkan kuliah mu dari yang hanya D3 ke S1 bahkan mungkin S2." Imbuhnya lagi dan Keiina mengangguk paham, dirinya juga sangat ingin meraih gelar sarjana, bukan hanya diploma saja.
Ryu masuk ke dalam mobilnya setelah Keiina terus saja menyuruh nya terus untuk pulang.
Sementara Keiina segera menuju kamarnya dan merebahkan tubuhnya di atas kasur empuknya, "Jadi di foto keluarga yang ada di rumah utama itu, dia adalah Tuan Anhar?" Tanya Keiina dalam hatinya. "Dan pria kemarin adalah anak dari wanita itu." Ucapnya bermonolog.
"Baiklah, aku tau apa yang harus aku lakukan, air mata harus di balas dengan air mata. Pengkhianatan harus di balas dengan pengkhianatan pula." Ucapnya dengan sinis.
"Anhar Papaku sayang.. Karma akan segera mendatangimu." Ucapnya lalu tertawa sinis.
Keiina memejamkan matanya, menyusun dengan cantik segala rencana apa yang akan di perbuatnya. Keiina ingin benar benar melakukan apa yang slama ini terpendam di hatinya, sakit hati dan penderitaan Adelia yang berimbas pada Keiina, sungguh Keiina akan membalaskan semuanya.
...****************...