" Jika kau tidak mau mendengar ku. Aku akan mencium mu sekarang juga" ancam Zahra.dia benar benar ingin pulang dan menemui teman temannya. Dia sudah berjanji ingin keluar bersama. Tapi dia juga tidak berani untuk ijin pada Umi Amelia.
" Cium saja jika kau ingin kita di nikah kan sekarang juga." Kata Ustadz Sulaiman melepas tangan Zahra dari lengannya dan kembali melangkah masuk ke dalam.
Zahra mengangkat tangannya meninju Angin. Dia sangat geram dengan sikap ustadz Sulaiman yang ternyata tidak mudah dia kendalikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Canggung
" Arkhhh"Teriak Zahra memegang kakinya dengan sebelah tangannya masih memeluk anak kecil tersebut.
Ustadz Sulaiman yang juga kebetulan ada di jalanan itu melihat Zahra yang menyelamat kan Anak kecil dan terjatuh.
Dia buru buru memarkir mobil nya turun dari mobil dan menghampiri Zahra.
" Kau Tidak Apa apa" Tanya Ustadz Sulaiman mengambil Anak kecil dalam pelukan Zahra.
" Kaki Ku sakit. " Kata Zahra masih memegang kakinya.
Tiba tiba mama dari anak itu datang dengan panik dari tadi mencari anak nya" Astaga.. mbak, mbak tidak apa apa. Terima kasih sudah menyelamat kan Anak saya mbak. Saya jualannya di sana. Anak ini keluar dari warung dan aku tidak melihatnya. Bagai mana jika saya hantar mbak ke rumah sakit untuk memeriksa mbaknya.'' kaya Mama anak itu panjang lebar merasa bersalah melihat Zahra yang sedang kesakitan.
" Aku tidak apa apa Mbak. Bawa saja Anak nya kembali. Takutnya nanti berjalan lagi di jalan"
" Ya. Nanti saya yang menolong nya" Sahut Sulaiman yang dari tadi diam.
" Baik lah. Terima kasih" Ibu dan anak itu langsung beredar dari sana.
Zahra menatap kesal pada Sulaiman yang hanya berdiri melihatnya. " Di tolongin kek. Katanya tadi mau di tolongin" Kata Zahra kesal melihat Sulaiman..
Sebenarnya ustadz Sulaiman ingin menolong Zahra. Tapi dia bingung bagaimana caranya. Dia tidak mungkin kan menyentuh Zahra. Secara dia memang tidak pernah bersentuhan dengan lawan jenisnya selain dari adik juga Uminya dan Zahra yang memegangnya tempoh hari.
Menarik nafas berat dan menghampiri Zahra yang cemberut masih duduk di pinggir jalan.
Sulaiman mengulurkan tangannya untuk menarik Zahra. Zahra bertambah kesal dengan sikap Sulaiman yang sangat kaku dengan lawan jenisnya.
Zahra Masih diam membiar kan tangan Sulaiman yang bergelantungan.
Melihat Zahra hanya diam. Dia kembali buka suara. "Katanya tadi kau mau di tolongin" Tanya Sulaiman.
" Jika udah bunyi nya Mau di tolongin. Berarti orang itu lagi ke susahan, atau sakit kan. terus untuk apa pak Ustadz memberikan tangan Pak Ustadz itu. Mau di apakan " Ketus Zahra benar benar kesal pada Sulaiman. Karena dia memang tidak bisa berdiri.
" Mau Nolongin kamu Zahra. Jadi mau apa lagi" Jawab Ustadz Sulaiman melihat Zahra . Dia sebenarnya tau maksud dari Zahra. Tapi dia tidak seberani itu untuk menggendong tubuh Zahra.
Zahra semangkin kesal mendengar ucapan Sulaiman. Dia seperti ingin meledak saja karena kesal setengah mati dengan Ustadz Sulaiman.
" Di gendong kek. aku ngak bisa berdiri" Zahra sudah ingin menangis karena sakit yang mendera tulang kakinya.
Melihat Zahra yang sudah berkaca kaca dia Sulaiman tidak sampai hati. Dia Akhirnya berjongkok ingin menggendong tubuh Zahra. Tapi dia masih terdiam dengan tangan yang bergantungan dia benar benar gugup ingin menggendong tubuh Zahra.
" Diam saja di situ. Sekalian kita tidur saja di jalanan ini" Kata Zahra yang tidak berhenti mengoceh dengan Air mata yang sudah jatuh tapi dia menepisnya dengan cepat. Kakinya benar benar sangat sakit saat ini.
Ustadz Sulaiman Akhirnya mengangkat tubuh Zahra. Zahra reflex mengayun kan tangannya di leher Sulaiman. Sulaiman mulai berjalan membawa Zahra ke Mobilnya.
Mereka berdua sama sama Canggung dengan posisi yang sangat dekat seperti itu. Untung tadi Zahra memakai baju Sya'irnya dan jilbab. Jadi mereka tidak bersentuhan secara langsung.
Wajah Zahra bersemu merah. Ini pertama kali dia sedekat itu dengan laki laki membuat dia benar benar Gugup. Tapi dia sengaja menutupi Gugupnya. Dia tidak mau jika ustadz Sulaiman tau jika dia Sedang Gugup.
Karena dia tau pasti Sulaiman menganggapnya wanita gampangan dari awal bertemu. Dan memang itu tujuan Zahra yang sebenarnya. Dia ingin jika Sulaiman menganggapnya murahan dan membatalkan perjodohan di antara mereka.