Evelyn hanya seorang gadis desa yang pergi merantau ke kota untuk mencari pekerjaan. Beruntung sekali karena dia mendapat pekerjaan di Mansion Revelton, keluarga kaya nomor satu di Spanyol.
Namun siapa sangka ternyata kedatangannya malah membawa petaka untuk dirinya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeNickname, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Delapan
"Sekarang disini saat ini juga aku memecatmu sebagai pelayan, jadi bereskan pakaianmu karena satu jam lagi akan ada anak buahku yang datang menjemputmu."
"A-anda memecat saya?"
"Ya! Dan sebagai hadiah pertama untuk kekasihku aku memberimu satu unit apartemen. Mulai sekarang kau akan tinggal disana."
"Aku akan semakin leluasa untuk menemuimu." ucapnya tanpa beban.
Eve menggeleng lemah, "Tuan, ini salah." lirihnya.
... ---...
"Salah atau tidak kau tidak berhak memprotes."
"Aku tahu ibumu di desa, jadi jangan sampai aku mengunjunginya, Sayang." suaranya terdengar begitu lembut tapi penuh dengan ancaman.
Eve melotot kaget, Keineer memang bukan tandingannya. Dia benar-benar tidak berdaya.
"Jangan ganggu ibuku, Tuan."
"Tidak akan, Sayang. Jadi menurutlah!"
Eve keluar dari ruangan dengan berlinang air mata, mau tidak mau gadis itu harus segera mengemasi barang-barangnya dan tunduk dibawah kendali Keineer demi keselamatan ibunya.
Sedari tadi Madam Ling sudah menunggu Eve di depan kamarnya, dia sangat cemas pada gadis itu karena belum kunjung kembali.
"Ada apa denganmu, Nak?" tanya Madam Ling saat melihat Eve menangis.
"Saya pamit, Madam."
"Apa Tuan memecatmu?"
Eve mengangguk sebagai jawaban air matanya juga semakin deras, rasanya dia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya lagi.
Wanita paru baya itu menarik Eve ke dalam pelukannya, "Menangislah, Nak."
Madam Ling sangat menyayangkan keputusan Keineer, Eve adalah gadis baik dan rajin.
"Apa kau melakukan kesalahan yang sangat besar?"
Eve tidak menjawab, dia terus menangis memeluk Madam Ling dan menumpahkan semua kesedihannya disana. Dia memang sangat membutuhkan pelukan ini.
"Aku akan menghubungi Nyonya."
"Jangan, Madam!"
"Kenapa? Aku yakin Nyonya akan membelamu dia sangat menyayangimu."
"Saya takut Tuan semakin marah. Saya melakukan kesalahan dan ini konsekuensinya. Saya akan pergi, Madam."
"Terima kasih atas kebaikan Madam selama ini dan tolong sampaikan juga terima kasihku pada Nyonya."
Eve memasukan semua barang-barangnya ke dalam tas, dia tidak mau membuat Keineer semakin marah karena dia terlambat.
"Ini sudah malam, tinggalah dulu sampai besok."
"Tidak Madam, saya akan pergi malam ini juga."
"Tapi nak, berbahaya."
"Tidak apa-apa Madam." ucap Eve meyakinkan.
"Berhati-hatilah!" ucap Madam Ling dengan berat hati.
Saat Eve melewati pintu gerbang, dia melihat ada sebuah mobil yang berhenti di persimpangan jalan.
"Anak buahku menunggumu di persimpangan jalan."
Eve melangkahkan kakinya yang terasa begitu berat, dia menatap sebuah kendaraan mewah di hadapannya.
"Nona Eve?" tanya pengemudi mobil itu saat melihat seorang gadis dengan tas besar di tangannya.
Dia langsung membukakan pintu dan mempersilahkan Eve masuk. Tanpa banyak bicara Eve pun pasrah, dia mendudukan bokongnya diatas jok empuk yang terasa begitu nyaman.
Pandangannya kosong, dia bahkan tidak sempat menikmati suasana kota Madrid di malam hari. Dia juga tidak sadar saat mobil itu berhenti di sebuah gedung tinggi bernama apartemen.
Disana sudah ada seorang wanita yang menunggu kedatangan Eve, wanita itu memakai jas dan celana panjang berwarna hitam. Tubuhnya tegap dan wajahnya kaku.
"Selamat datang Nona, perkenalkan nama saya Carol."
Eve tersenyum kecil, dia mengekori Carol ke dalam lift dan ternyata wanita itu membawanya ke sebuah penthouse. Tepat di lantai paling atas gedung ini.
"Kau akan tinggal bersamaku?" akhirnya Eve mengeluarkan suaranya.
"Betul Nona, panggil saya jika anda membutuhkan bantuan. Kamar anda ada di atas. Istirahatlah karena besok Tuan akan berkunjung."
Eve menghela nafas, dia baru sadar jika tas besarnya tertinggal di dalam mobil.
"Tasku dimana?"
"Tuan meminta kami untuk membuangnya. Dia sudah mengganti barang-barang Nona dengan yang lebih mewah."
Rasanya ingin sekali marah, tapi mau bagaimanapun dia tetap seorang Evelyn yang tidak berdaya.