WARNING BUKAN UNTUK BOCIL ❤️❤️
YANG DIBAWAH UMUR
MOHON UNTUK JANGAN BACA NOVEL INI!!
KARENA INI NOVEL KHUSUS UNTUK KAUM IYA-IYA 😝
TERIMA KASIH!! SELAMAT MEMBACA!!
ANNABELLA TASYA KUSUMA pegawai di salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang terletak di Jakarta ini sudah mengabdi di perusahaannya selama hampir 4 tahun.
Pekerjaannya lancar dan mengasyikan. Dia sangat mencintai pekerjaannya. Dia orang yang mudah bergaul, itu yang membuat dia sangat akrab dengan rekan-rekan di devisinya, yaitu devisi keuangan.
Tapi semua itu berubah, ketenangan di usik. Dia merasa diawasi, dikekang, dan diperlakukan tidak adil oleh CEO baru di perusahaannya.
Mampukah Tasya bertahan, atau Tasya memilih untuk keluar dari perusahaan nya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ssyptr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 30 - VANDA 2
YUK SEBELUM BACA PASTIKAN SUDAH
LIKE
COMMENT
VOTE
DAN JANGAN LUPA BERIKAN BINTANG l
LIMA.
SUPAYA AUTHOR-NYA BERSEMANGAT DAN RAJIN UPLOAD.
TERIMA KASIH CINTA-CINTAKU.
---------------------------------------------
Para pelayan menatap iba kearah Tasya, Vanda dan Rinda menatap garang kearah Tasya sedangkan Albert ayah angkat Sean menatap Tasya datar namun penuh minat.
"Hei, jadi kau jal*ng Sean?? cepat jauh-jauh dari Sean. Karena kau tak pantas untuk bersama." ujar Rinda yang membuat dada Tasya serasa sesak. Tasya hanya bisa menundukan kepala takut.
Vanda menarik rambut Tasya kuat. "Kalau Lo sekali lagi deketin Sean, gue bakalan hancurkan hidup Lo. Ingat itu." ancam Vanda.
Lalu Vanda dan Rinda menaiki tangga untuk membangunkan Sean. Tinggal Albert, Tasya dan beberapa pelayan.
Albert berjalan mendekati Tasya lalu menundukan kepalanya untuk membisikan sesuatu pada Tasya. "Dibayar berapa kau sama Sean ? aku bisa membayar mu lima kali lipat jika kau bisa memuaskan ku."
Tasya tercekat mendengar penuturan laki-laki paruh baya dihadapannya ini. "KELUARGA BIAD*AP" batin Tasya.
Namun Tasya tak menjawab apapun, ia memilih untuk diam dan menundukan kepalanya.
"Jangan jual mahal kepadaku, aku sudah bosan dengan wanita tua itu. Aku menginginkan kau sebagai penghangat ku." lanjut Albert dengan seringai licik.
Lalu Albert berjalan mendekati Tasya, ketika Tasya tahu Albert mendekatinya reflek memundurkan tubuhnya.
"Ap...apa yang akan tuan lakukan ?" tanya Tasya takut-takut.
"Jangan munafik...kau ta...." ucapan Albert. terpotong karena ia mendengar suara kak menuruni anak tangga.
Tasya dan Albert langsung mengalihkan perhatiannya ke arah tangga. Sean berjalan dengan dua wanita di belakangnya yang tak lain adalah Vanda dan Rinda.
Tak sengaja mata Sean bertubrukan dengan mata Tasya namun Tasya segera memutuskan pandangannya ke arah lain. Sean melirik tajam kearah Albert karena mendekati Tasya. Entah mengapa rasanya sangat sesak Tasya didekati oleh lelaki lain.
"Apa yang Dad lakukan dengannya ?" tanya Sean dingin. Lalu ia melirik ke arah Tasya yang menunduk takut.
Albert tertawa canggung lalu menggaruk tengkuk lehernya yang tak terasa gatal "Tenanglah anakku, Daddy hanya bertanya siapa dia ? kenapa dia bisa ada di rumahmu ini." jawab Albert santai.
"Dia jal*ng pribadiku." jawab Sean lalu duduk di kursi dekat dapur.
Deg...
Jantung Tasya serasa ingin copot, hatinya terasa tertusuk ribuan paku. Sakit, sangat sakit uang ia rasakan saat ini. Ia berusaha mati-matian agar ia tak meneteskan air matanya. Ia hanya menunduk dan melihat lantai.
"Kamu kan sudah akan menikah sayang. Jangan seperti itu, kasian Vanda." ujar Rinda selembut mungkin sembari mengelus kepala putranya.
Sean melirik kearah Vanda yang sedang cemberut, Vanda mengerucutkan bibirnya gemas. "Ia hanya seorang pelac*r."
Tasya tak bisa menahan rasa sakit ini lagi, air matanya menetes dengan deras tapi dengan kasar ia menghapus air matanya.
"Tuhan....sakit...hiks..." batinnya.
"Oh ya nak, ada yang mau Daddy bicarakan padamu tentang perusahaan." kata Albert berusaha mencairkan suasana karena melihat aura permusuhan istrinya dengan jal*ng Sean.
Sean menganggukkan kepalanya singkat. "Ayo bahas diruang kerjaku dad." jawabnya lalu berjalan menuju ruang kerja yang diikuti oleh Albert dari belakang. Sesekali Albert melirik penuh minat ke arah Tasya.
Tak bisa dipungkiri, meskipun baru bangun tidur tapi tak sedikitpun mengurangi kadar kecantikannya. Malah Tasya terlihat cantik saat ini.
Saat Sean dan Albert sudah meninggalkan dapur, Vanda dan Rinda memulai aksinya.
"Hei jal*ng kecil, jangan berani-berani kau mengganggu putraku. Kau tau aku dan suamiku mendidik Sean dengan benar dan berkelas. Sean itu sama seperti Daddy-nya tidak pernah bermain bersama jal*ng. Kau bisa lihat sendiri bagaimana Albert menatapku dengan penuh cinta." ujar Rinda panjang lebar.
Tasya mendecih lalu tertawa hambar. "Lucu sekali." jawabnya.
Rinda yang mendengar Tasya tertawa langsung menghampirinya dengan emosi yang sudah diubun-ubun.
Plak.....
Rinda menampar dengan keras pipi kiri Tasya, "Jal*ng sialan, pergi kau dari sini!!!!" teriak Rinda.
Vanda hanya tersenyum kecil melihat calon mertuanya membenci Tasya. Lalu Vanda menghampiri Rinda dan mengelus punggung Rinda dengan lembut. "Mom sudah, jangan ribut dirumah Sean. Lebih baik mom menyusul Daddy. Aku akan hidangkan Bolu keju untuk Sean. " kata Vanda lembut.
Rinda mengangguk lalu menghadap Vanda dengan senyum kecilnya. "Mom minta tolong ya Vanda." Vanda hanya menganggukkan kepalanya sembari tersenyum.
Melihat Rinda yang sudah menjauh dari dapur, Vanda langsung melancarkan aksinya. Ia mendekati Tasya dengan senyum liciknya. "Lo denger sendiri kan apa yang Sean bilang. Lo itu cuma jal*ng, jadi mending Lo pergi dari sini. Kehadiran Lo sama sekali ga diharapkan disini."
Setelah mengatakan itu Vanda pergi meninggalkan Tasya yang termenung didepan dapur.
"Hiks...hiks....sudah saatnya aku pergi..." gumam Tasya.
---------------------------------------------
BERSAMBUNG
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN ❤️
KALO SUKA BOLEH YA SEKALIAN DI VOTE
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA
SEMOGA SUKA YA SAMA CERITA INI.
DUKUNG CERITA INI DENGAN CARA VOTE+KOMEN+LIKE.