"Biarkan sejenak aku bersandar padamu dalam hujan badai dan mati lampu ini. Aku tidak tahu apa yang ada dalam hatiku, aku hanya ingin memelukmu ..."
Kata-kata itu masih terngiang dalam ingatan. Bagaimana bisa, seorang Tuan Muda Arogan dan sombong memberikan hatinya untuk seorang pelayan rendah seperti dirinya? Namun takdirnya adalah melahirkan pewarisnya, meskipun cintanya penuh rintangan dan cobaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susi Ana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4. Pemberontakan
Ruangan mewah yang penuh cahaya. Sajian bermacam menu tersedia di atas meja marmer yang mengkilap. Gelas-gelas sampange berjajar-jajar di atasnya. Kursi-kursi pun penuh di duduki oleh orang-orang yang penting dalam organisasi tersebut. Tampak seorang pria setengah baya dengan wajah penuh kharisma duduk di singgasananya. Auranya begitu menakjubkan, mampu membuat semua yang hadir menghormatinya selayaknya seorang Kaisar.
Lou dibuatnya terpana dan matanya tak bisa lepas dari tatapan pria itu. Walau menahan nyeri dan rasa sakit di sekujur tubuhnya, Lou dipaksa tunduk kepada pria itu. Dengan bersujud dan menyembah seperti seorang budak kepada tuannya. Lou tidak menyukainya. Namun, dia tidak berdaya. Sedangkan sahabatnya, dengan senang hati melakukan semuanya seperti sudah menjadi budak pria itu seutuhnya.
"Menunduk Lou! Tundukan kepalamu!!" bisik Bahama kepadanya dengan tegas dan hati-hati.
Bahama takut jika tindakan Lou yang berani membangkang, akan berakibat fatal. Yaitu, kematian. Bahama sangat cemas jika pria yang duduk di singgasananya itu tersinggung dan marah. Maka, nasibnya dan Lou sudah bisa dipastikan. Mati di tempat!!
"Lama tak bertemu Bahama...bagaimana keputusanmu? Apakah kamu menyanggupi tawaranku?"
Dengan nada bicara yang menggetarkan dada. Pria berkharisma itu angkat bicara, setelah beliau lama berdiam diri dan hanya sebagai pendengar yang setia bagi semua orang yang sedang hiruk pikuk bicara banyak hal. Beliau tertarik pada pembangkangan Lou!!
"Sa saya setuju menerima tawaran bergabung dengan organisasi Tuan Vengsier Eiger!!"
Tanpa peduli sikap membangkang yang ditunjukan oleh Lou, Bahama mencari jalan aman untuk hidupnya sendiri. Jawaban tegas Bahama, membuat hati Lou sakit. Ternyata, nilai persahabatan tidak lebih dari nol. Dan Bahama memilih jalannya sendiri dengan meninggalkan dirinya diujung maut. Pria yang berkharisma mirip Kaisar itu pun tersenyum.
"Bagus! Siapa pemuda di sampingmu itu? Apakah dia patnermu? Kau tepat memilihnya sebagai patnermu! Ada aura kuat yang memancar pada tubuhnya!"
Ucapan pria berkharisma yang dipanggil Tuan Vengsier Eiger itu mengejutkan hati Lou. Bahama pun dibuatnya tak percaya. Karena pimpinan mafia yang berkharisma itu tidak mungkin salah dalam menilai seseorang. Ada rasa sedikit cemburu, muncul dalam hati Bahama. Namun sebaliknya yang terjadi pada diri Lou. Lou menolak mentah-mentah kesalah pahaman tersebut.
"Tidak!! Aku bukan patnernya!! Tolong, keluarkan aku dari sini!!"
Dengan lantang dan tegas tanpa rasa takut, Lou menolak semua ucapan Tuan Vengsier Eiger. Bahama mendelik ke arahnya, seolah-olah memberinya sinyal bahwa Lou sedang menantang mautnya sendiri. Dengan meringis menahan rasa sakit di lengannya, sorot mata Lou tidak berubah. Memperlihatkan sikap penolakan yang tak bisa diganggu-gugat. Lagi-lagi Tuan Vengsier Eiger tersenyum.
"Hm...anak muda yang energik. Siapakah namamu?" tanya beliau yang berubah sikap. Dari senyuman, muncul keberingasan yang tersembunyi. Bahama dan para bawahan lainnya menyadari hal itu. Namun tidak bagi Lou. Dengan sikap berani tanpa ada rasa takut sedikit pun, Lou menatap tajam ke Tuan Vengsier Eiger.
"Lou Meyer Antaga!!" jawabnya tegas dan bangga menyebutkan nama terbagus baginya.
Seketika, raut wajah Tuan Vengsier Eiger berubah. Ada rasa kaget bercampur marah tersirat pada mimik wajah beliau. Semua bawahannya tidak tahu, kenapa wajah berkharisma itu mendadak berubah menyeramkan.
"Antaga?! Lou Meyer Antaga?!"
Nada beliau mendadak meninggi saat menyebut nama lengkap Lou. Seperti ada sesuatu yang membuat beliau geram sekaligus marah besar. Para bawahannya yang tenang duduk di kursinya, mendadak berdiri. Karena beliau berdiri dari singgasananya dan berjalan cepat mendekati Lou!
"Ya! Itu namaku! Kenapa?"
Sikap Lou tidak berubah. Tetap berani dan penuh dengan penolakan. Dia ingin cepat-cepat meninggalkan ruangan itu. Lou ingin bebas dan bisa melanjutkan kuliah. Tidak mau berlama-lama di tempat itu. Sedangkan Bahama dan yang lainnya gemetaran. Takut, jika kemarahan Raja Singa itu tak terelakan. Tuan Vengsier Eiger mendekat dan wajahnya dingin dengan mata melotot tajam ke arah Lou.
"Kau tahu siapa aku??!"
Tanya beliau dengan nada bicara tinggi yang begitu menekan. Membuat dada semua orang yang ada di tempat itu gemetar ketakutan. Tapi, tidak bagi Lou. Lou yang tidak memahami situasi, dan hanya ingin bebas. Tidak takut hal apapun. Meskipun semua orang mengkhawatirkan nyawanya. Termasuk Bahama Putra, sahabatnya. Kata 'Antaga' mampu membuat Tuan Vengsier Eiger menunjukan emosinya. Ada hubungan apa dengan nama itu? Hal itulah yang kini berkecamuk dalam hati para bawahannya. Lou pun menjawab dengan sembarangan.
"Kau manusia, bukan hewan kan?"
Jawaban asal buka mulut membuat semua orang terkejut. Bahama langsung menjegal kaki Lou dan membuat Lou tersungkur di hadapan Tuan Vengsier Eiger. Lou menatap marah ke arah Bahama dan menahan sakit pada sekujur tubuhnya. Tuan Vengsier Eiger berusaha mengendalikan emosinya. Jangan sampai, rahasia yang disimpannya selama ini terbongkar di hadapan semua bawahannya.
"Manusia bodoh!! Kelihatannya kau tidak takut mati, ya?!"
"Untuk apa takut? Hidup dan mati hanya Kehendak Tuhan!!" balas Lou dengan berani dan berusaha bangkit dari jatuhnya.
"Bagus!! Aku suka dengan semangatmu itu!! Aku memberimu waktu sepuluh hari untuk mempertimbangkannya! Kalau kau berubah pikiran, datanglah kepadaku!!"
Tuan Vengsier Eiger memberi Lou pilihan. Dengan tenggang waktu yang sudah diberikan, Tuan Vengsier Eiger membuat semua merasa lega. Kecemasan orang-orang itu berangsur-angsur memudar. Nyawa Lou masih diampuni setelah berbuat kesalahan yang sangat fatal. Sudah membuat Tuan Vengsier Eiger turun dari singgasananya!! Namun, kelegaan mereka tidak berlangsung lama. Karena sikap membangkang dari Lou semakin nyata!
"Sekarang, tidak!! Besok, Tidak!! Sampai akhir pun, tidak!!" ucapan Lou tetap berani dan tegas. Lagi-lagi Bahama akan menjegal kakinya. Namun Lou dengan gesit menghindar. Dan kini, ganti Bahama yang tersungkur karena kehilangan kesimbangan tubuhnya.
"Aduh!!" pekik Bahama yang terjatuh keras di lantai.
"Rasain!! Kau kira tidak sakit, hah?!" cibir Lou pelan dengan mata melotot puas menatap kejahilan sahabatnya itu.
Sementara Tuan Vengsier Eiger kembali duduk di singgasananya. Dan tersenyum mendapat jawaban penolakan Lou lagi. Mata beliau menyapu seisi ruangan. Orang-orang yang ada di tempat itu, tidak bisa menebak apa yang akan dilakukan oleh beliau terhadap pemuda pembangkang itu.
"Benarkah?! Sungguh keras kepala sekali!! Handrille!! Beri dia pelajaran!!"
Tuan Vengsier Eiger sudah tak mau mentolerin penolakan itu. Semua yang hadir langsung bergidik. Mereka langsung tahu, apa yang akan dilakukan oleh bawahan Tuan Vengsier Eiger nomer 1 itu. Bahama menatap sedih ke arah Lou. Dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan sahabatnya itu.
"Baik Bos!!"
Handrille segera melaksanakan perintah Tuan Vengsier Eiger. Dengan tatapan penuh keberingasan, pria kokoh dan ganas itu mendekati Lou. Senua orang menahan napas, seolah sudah tahu kejadian di hadapannya pasti menyedihkan. Nasib Lou diujung tanduk, Bahama tidak berani menyelamatkan nyawanya. Akankah Lou selamat??
"Huh!!" balasan singkat keluar dari bibir Lou.
"Kumohon...." pinta Bahama memelas, agar sahabatnya itu memahami dan mengerti dengan situasi yang dihadapi saat ini.