NovelToon NovelToon
Behind The Teärs

Behind The Teärs

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: lavenderoof

Juliette, terlahir dari keluarga yang minim simpati dan tidak pengertian.

Membuat ia tumbuh menjadi gadis mandiri dan sulit berekspresi.

Di tengah perjalanan hidupnya yang pahit, ia justru bertemu dengan yang Pria semakin membuat perasaannya kacau.

Bagaimana kelanjutan hidup Juliette?
Akankah ada seseorang yang memperbaiki hidupnya?

Simak kelanjutannya, Behind The Teärs by Nona Lavenderoof.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lavenderoof, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19 Menjernihkan Pikiran

Sikap seperti itu menjadi sebuah misteri yang tidak membutuhkan siapa pun untuk memecahkannya.

Tapi itulah yang membuat ia ingin tau lebih banyak.

"Apa sesulit itu mengucapkan sekedar sepatah kata terimakasih?"

*

*

Selama masa kuliah, Juliet memilih tinggal di asrama yang disediakan oleh pihak kampus.

Tempat itu menjadi pelariannya, sebuah ruang yang memberinya kedamaian yang sulit ia temukan di rumah.

Bahkan saat libur panjang seperti ini, Juliet sering kali lebih memilih tinggal di sana daripada pulang ke rumah.

Baginya, berada di dekat keluarganya hanya berarti menghadapi drama yang sama. Tuntutan, kritik, dan suasana yang tak pernah benar-benar nyaman.

Pulang ke rumah sering kali bukan tentang beristirahat, melainkan menguras hati dan energi.

Karena itu, asrama kecilnya, meski sederhana, menjadi tempat di mana ia merasa lebih bebas dan memiliki kendali atas dirinya sendiri.

*

*

Hari ini, Juliet menjalani harinya seperti biasa, mencoba melupakan kejadian-kejadian kemarin yang tak ingin ia pikirkan lagi.

Fokusnya sepenuhnya tercurah pada pekerjaannya di restoran.

Setiap meja yang ia bersihkan, setiap pelanggan yang ia layani, adalah pengalihan dari lelahnya pikiran dan tubuhnya.

Malamnya, setelah pulang dari aktivitas yang menguras tenaga, Juliet langsung merebahkan tubuhnya di kasur.

Matanya terpejam, siap untuk terlelap dan mengisi kembali energinya yang terkuras habis. Namun, dering telepon tiba-tiba memecah keheningan.

Drt.. Drt...

Novita incoming Voice Call...

Juliet menghela napas berat sebelum mengangkat telepon. Suara kakaknya terdengar di seberang, langsung masuk ke inti pembicaraan tanpa basa-basi.

["Juliet, bantu aku buat tugas kuliah," ] kata sang kakak dengan nada penuh tuntutan.

Juliet memijat pelipisnya. Matanya yang lelah menatap langit-langit kamar, berharap ini hanya mimpi.

Tapi suara kakaknya semakin keras, menambahkan, ["Bukan cuma satu, ada banyak. Ini tugas-tugas yang numpuk dari bulan lalu."]

Ia mencoba menenangkan dirinya, tapi sebelum sempat berbicara, suara ibunya terdengar di latar belakang.

["Kenapa kau diam saja? Dasar anak tidak tahu diri! Kakakmu capek kuliah, masa kamu nggak bisa bantu? Apa gunanya kamu sebagai adik? Apa gunanya piala dan penghargaan yang menyebutkan kalau kau pintar?"]

Juliet menggigit bibir bawahnya, menahan diri untuk tidak merespons dengan emosi.

Tubuhnya yang sebelumnya lelah sekarang seolah kehilangan kekuatannya sama sekali, berganti dengan tekanan yang berat di kepalanya.

Setelah telepon berakhir, Juliet duduk diam di tempat tidur. Pikirannya berantakan, napasnya terasa berat. Ia menatap pintu kamar sejenak, lalu bangkit.

Alih-alih mencoba tidur lagi, ia meraih jaket tipisnya dan keluar dari rumah.

Angin malam menyambutnya dengan dingin, tapi Juliet justru merasa itu membantu menjernihkan kepalanya yang penuh.

Jalanan sepi, hanya terdengar suara langkah kakinya yang tenang.

Ia tidak tahu ke mana harus pergi, tapi berjalan tanpa tujuan terasa lebih baik daripada tetap di kamar dengan kepala yang terasa seperti akan meledak.

Juliet mendongak, menatap langit malam yang dipenuhi bintang-bintang redup. Ia menghela napas panjang, mencoba melepas beban yang menyesakkan dadanya.

Ia hanya butuh waktu untuk bernapas, untuk meredakan semua rasa sesak itu sebelum kembali menghadapi dunia esok hari.

Setelah berjalan cukup jauh dari asramanya, Juliet berhenti sejenak. Ia memejamkan mata, mencoba mengatur napasnya yang terasa berat.

Udara malam memang dingin, tapi pikirannya masih terasa membara.

Saat ia melangkah kembali, suara kecil dari sesuatu yang terjatuh mengganggu lamunannya.

1
Putri Anissa Hdy
Sejauh ini bagus sih, Alurnya menarik, gak pasaran👌
adelia
masih sedikit jadi belum tau, semoga bagus ceritanya . semangat, nona!!
nona lavenderoof
Jangan Lupa Dukungannya ya, Lavendears!
Hope you enjoy this bab!
Thank you and happy reading!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!