NovelToon NovelToon
Dangerous Woman Jesslyn

Dangerous Woman Jesslyn

Status: tamat
Genre:Misteri / Tamat / Mafia / Balas Dendam / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Selingkuh / Pihak Ketiga
Popularitas:5.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: rissa audy

Mengandung konflik 21+ harap bijaklah dalam memilih bacaan!

Ketika kesetiaan dibalas dengan pengkhianatan, saat itu pula wanita akan berubah menjadi mengerikan. Karena sejatinya perempuan bukanlah makhluk lemah.

Begitu pula dengan Jesslyn Light, kehilangan janin dalam kandungan akibat orang ketiga membangunkan sisi lain dalam dirinya. Hingga dia memilih untuk membalas perbuatan suaminya dan meninggalkannya, tanpa menoleh sedikit pun.

Dia lantas pindah ke negara lain, hingga bertemu dengan Nicholas Bannerick dan menemukan fakta pembantaian keluarganya demi kepentingan seseorang.

Bagaimanakah Jesslyn menjalani hidupnya yang penuh dengan misteri?
Mampukah dia membalaskan dendam?

WARNING!!! 21+++
INI BUKAN CERITA ROMANSA WANITA
TAPI KEHIDUPAN SEORANG WANITA YANG MENGUASAI DUNIA MAFIA.
MENGANDUNG BANYAK PSYCOPATH YANG MEMERLUKAN KESEHATAN MENTAL KUAT SEBELUM MEMBACANYA.

JADI JANGAN CARI BAWANG DI SINI!!!
KARENA BANYAK MENGANDUNG ADEGAN ACTION.

Bab awal akan Author revisi secara bertahap agar penulisannya lebih rapi. Namun, tidak mengubah makna dan alur di cerita.

Karya ini hanya fiktif belaka yang dibuat atas imajinasi Author, segala kesamaan latar, tempat, dan tokoh murni karena ketidaksengajaan. Harap dimaklumi!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rissa audy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

First Kiss

"Mereka menjadikan pulau kami sebagai markas kelompoknya," ujar Lucky sambil melirik ke arah wanita di depannya dengan perasaan was-was.

"Berapa kira-kira jumlah mereka?" tanya Jessi.

"Mungkin sekitar 1000 orang lebih yang ada di pulau itu, Nona. Dia!" Lucky menunjuk pemburu di sampingnya. "Dan satu orang yang lain kemarin, merupakan anggota mafia yang ditugaskan untuk mengawasi setiap pemburu yang keluar dari Pulau Ceria."

"Jack, antarkan dua orang berisik ini pada Moon dan Sun!" Jessi berdiri dari duduknya karena rasanya sudah cukup informasi yang dia dapatkan dari pria tersebut.

"Kau!" Jari telunjuk Jessi hanya berjarak beberapa senti dari wajah Lucky, hingga membuat jantung pria tersebut berdegup dengan cepat seakan bersiap keluar dari tubuhnya.

"Aku akan memeriksa ucapanmu, kalau kau berbohong, kematianmu akan lebih menyakitkan dari mereka!" Jessi berlalu pergi meninggalkan ruangan itu sambil melepaskan sarung tangannya. Dia melangkah menuju garasi untuk mengambil mobilnya dan menghabiskan malam dengan melihat pabrik uangnya.

Jessi memacu kendaraannya menuju kasino dengan santai, hingga beberapa saat kemudian wanita tersebut sudah tiba di lokasi tujuan. Dia melihat sudah ada Mario dan Maurer yang menunggunya di sebuah ruangan pribadi.

"Maurer, cari tau tentang Pulau Ceria!" Jessi langsung duduk, tangannya meraih minuman di depannya dan jemari wanita tersebut berpytar di bibir gelas wine mahal itu. Dia mencoba untuk berpikir siapa yang kira-kira menjarah sebuah pulau untuk markasnya. Meskipun awalnya hal itu bukanlah urusan Jessi, tetapi entah mengapa firasatnya berkata jika ada sesuatu di sana.

Maurer menggerakkan jarinya dengan cepat di keyboard laptop miliknya setelah menerima perintah dari Jessi.

"Apa ada sesuatu yang mengusik anda, Nona," tanya Mario ketika melihat Jessi beberapa kali mengerutkan dahi.

"Mereka hanya mengusik anak kucingku, firasatku mengatakan ada sesuatu di sana." Wanita tersebut lantas mencium aroma anggur merah tersebut dan meneguk secara perlahan sambil menikmati manis, asam, dan pahitnya wine mahal itu.

Mario hanya mengangguk kecil, dia paham dengan tebakan nonanya yang selalu benar karena selama ini bisnis tidak bisa berjalan lancar tanpa perlindungan Jessi di belakangnya. Apalagi usaha kasino dan klub, pastilah banyak orang yang berusaha menjatuhkan tempat itu, tetapi sang nona mampu melindungi mereka di balik layar.

"Nona Pulau Ceria adalah sebuah pulau di perbatasan laut negara ini, Nona," ujar Maurer.

"Retas dan cari tau apa yang terjadi dengan pulau itu!" Berulang kali Jessi memainkan jemarinya dengan cepat layaknya bermain piano. Hal itu seimbang dengan pemikirannya yang melayang jauh entah ke mana.

"Sepertinya dalam setahun ini terdapat pergerakan pengambil alihan paksa pulau itu, menjadikan Pulau Ceria sebagai markas mereka."

"Kelompok mana?"

"Lucifer," jawab Maurer.

"Lucifer." Jessi mengerutkan dahinya mengingat apakah dia pernah bersinggungan dengan kelompok mafia itu.

"Mereka adalah penyelundup senjata dan juga pembunuh bayaran bagi para pejabat yang berkuasa di negara ini." Suara bariton Nicholas yang baru datang terdengar sangat jelas, dia langsung duduk di sebelah Jessi, membuat semua orang di ruangan tersebut terkejut dengan kehadiran tamu tak diundang tersebut.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Jessi terkejut melihat pria di sebelahnya langsung menatapnya dengan tajam.

"Tentu saja mengunjungimu, Sweety. Bukankah kau sendiri yang memintaku datang kemari!" Nich dengan santainya melingkarkan kedua tangannya di perut Jessi seakan mereka sudah lama menjalin kasih. Padahal baru hari ini keduanya bertemu. Jessi terlihat seperti orang bodoh dengan ekspresi terkejut, beraninya orang lain menerobos masuk ruangannya tanpa izin dan langsung memerlakukannya seperti itu.

"Lepaskan tanganmu!" Jessi meronta, dia berusaha melepaskan tangan Nich dari perutnya dengan wajah kesal.

Namun, pria itu terlalu kuat untuk ukuran tubuh mungilnya jika melawan. "Tidak akan! Biarkan seperti ini dulu, Sweety! Ini sangat menenangkan." Nich menundukkan kepalanya di bahu Jessi, dia terlihat seperti anak kucing yang manja yang menghirup aroma menenangkan dari wanita pujaannya.

Para anak buah yang tak pernah melihat nonanya dekat dengan lelaki pun tercengang. Ini kah raja akhirat pendamping nonanya? Mereka sungguh memiliki aura yang sama, sama-sama mengerikan.

Jessi hanya bisa mengembuskan napas kasar dan memilih membiarkannya saja apa yang dilakukan Nich. Percuma saja berdebat dengan orang kaya, hanya akan membawa petaka, lebih baik memanfaatkannya karena informasi lebih penting saat ini.

"Apa yang kau tahu tentang mereka?"

"Suruh mereka keluar dulu, Sweety! Sangat tidak nyaman memadu kasih dilihat oleh orang lain." Nich berbisik di telinga Jessi, embusan napas hangatnya membuat tubuh wanita tersebut seketika meremang.

"Kalian keluarlah!" Jessi mengibaskan tangannya ke arah anak buahnya sebelum pria di sampingnya berlaku lebih jauh dan hanya akan membuatnya kehilangan harga diri di depan ketiga bawahannya. Mario, Maurer, dan Jack lantas keluar dari ruangan itu, meninggalkan dua sejoli yang sedang dalam masa pendekatan itu

"Apa yang kau ketahui tentang mereka?" tanya Jessi sekali lagi pada pria di sampingnya.

Nich menepuk pahanya mengisyaratkan Jessi agar duduk di pangkuannya tanpa menanyakan apakah wanita tersebut bersedia atau tidak. Hal itu sontak membuat Jessi membelalakkan mata dengan kesal melihat tingkah Nich.

"Kau pikir aku j*lang!" Wanita tersebut berdiri dengan amarah serta wajahnya merah padam layaknya kepiting panggang.

"Kau bukan ******, kau adalah istri kesayanganku." Nich seketika menarik tubuh Jessi yang langsung terduduk di pangkuannya tanpa mau mendengar banyak alasan dan celotehan wanita tersebut.

"Apa kau menyukaiku?" Nich menganggukkan kepalanya dengan cepat dan tanpa ragu.

"Lebih tepatnya sangat mencintaimu." Nich menenggelamkan kepalanya di lekuk leher Jessi, aroma tubuh wanita tersebut layaknya sebuah mantra yang mampu menghipnotisnya secara halus dan perlahan.

Jessi hanya bisa menaggapinya dengan memutar jengah kedua bola matanya. Menghadapi pria seperti ini akan sangat merepotkan jika terlalu panjang, lebih baik menggali informasi sebanyak mungkin daringa. "Lanjutkan ceritamu!"

Sejenak Nich menghirup napas dalam-dalam di bahu Jessi, sebelum akhirnya mulai bercerita. "Sebelumnya mereka salah satu mafia berpengaruh di sini. Hanya saja sepertinya terjadi masalah internal, sehingga kelompok mereka terpecah, banyak anggotanya yang menjadi pengawal bayangan para pejabat dan pengusaha kaya." Pria tersebut berhenti bercerita sambil menikmati aroma tubuh Jessi yang menenangkan baginya. Bahkan lebih menyenangkan dari bau bawang ibunya.

"Apa lagi?"

"Mereka merakit dan menyelundupkan senjata ilegal. Banyak pengusaha yang menggunakan jasa mereka karena kelompok itu selalu berhasil dalam bertindak."

"Apa kau tau siapa pemimpin mereka?" Jessi mendengarkannya saksama. Pria di sampingnya sungguh layaknya Google yang serba tahu hanya dengan sekali bertanya.

"George Peanut."

Wanita tersebut seketika melirik tajam ke arah Nich. "Apa kau salah satu pengguna jasa mereka?"

Nich hanya menggeleng santai. "Aku tidak perlu bekerja sama dengan mereka jika menginginkan sesuatu!"

"Bagaimana bisa kau begitu tahu banyak tentang mereka?" Jessi menggeser duduknya menjadi sedikit berhadapan dengan Nich, membuat pria itu seketika tersenyum melihatnya.

"Apa yang tidak bisa di ketahui oleh seorang Nicholas Bannerick?" Senyum di wajah pria tersebut berhasil membuat jantung Jessi berdegup sangat cepat. Dia mencoba untuk menetralkan diri terlebih dahulu dengan mengalihkan pandangan, lalu berdeham kecil guna mengurangi kegugupannya.

"Jadi kelompokmu lebih kuat dari mereka?"

Nich hanya mengangguk. "Sweety, mengapa aromamu harum sekali? Bagaimana kalau kita menikah saja?" Pria tersebut langsung mencium lekuk leher Jessi dan meninggalkan bekas kecupan di sana.

"Iiishh." Jessi berdesisis ketika merasakan gigitan kecil di lehernya dan langsung berdiri di depan pria tersebut dengan tangan yang menutupi bekas gigitan. "Kurang ajar! Beraninya kau melakukan hal itu! Apa kau tahu siapa aku?"

"Jesslyn Light, perempuan paling berbahaya di balik berdirinya semua nama Light di negara ini." Pria tersebut semakin lancar menggoda Jessi, padahal selama ini dia tidak pernah dekat dengan wanita mana pun selain ibunya. Namun, bersama Jessi Nich mampu menjadi perayu ulung layaknya seorang profesional.

"Kau sudah tau siapa aku dan masih ingin menikahiku?" Jessi menunjuk dirinya sendiri mendengar penuturan pria ini. Sungguh tingkat kepercayaan dirinya sangat tinggi mengalahkan pohon jambu.

Nich mengangguk lagi, lalu ikut berdiri dan menyibakkan anak rambut Jessi ke belakang telinga. "Yang aku tahu kau adalah wanitaku, aku tidak bisa mengendalikan diriku untuk jatuh cinta padamu sejak pertama kali kita bertemu! Kau adalah orang yang selalu membuatku berdebar setiap kali aku mengingatmu, merindukanmu di saat kau tidak di sampingku, merasa nyaman saat kau bersamaku dan aku selalu ingin melindungimu dengan segenap jiwa ragaku!" Kalimat pria tersebut diakhiri dengan sebuah senyuman indah yang membuatnya semakin terlihat mempesona di mata Jessi.

Jantung Jessi terasa berpacu dengan begitu cepat mendengar ungkapan Nich yang terdengar begitu tulus. Hawa panas seakan berkumpul di sekitar keduanya hingga membuat pipi wanita tersebut seketika merah layaknya terpanggang di dalam api. Namun, dengan segera dia menyangkal apa hang dirasakan hatinya. Mencintai lelaki hanya akan membawa luka dan kembali menjatuhkan ke dasar jurang tanpa ampun.

"Rayuanmu sungguh sangat berkelas. Apa kau tahu kau mungkin lebih muda dariku?" Jessi berdecih sambil mencebikkan bibir layaknya bunga bakung yang baru saja merekah.

"Tidak masalah, aku sudah tiga puluh satu tahun." Nich mendekatkan kepala ke wajah wanita tersebut, menatap lekat mata perempuan yang sudah berhasil memikatnya sejak awal.

Suara tawa Jessi seketika menggelegar memenuhi ruangan dengan segala perlengkapannya. "Kau tiga puluh satu tahun."

Sekejap kemudian sebuah sentilan tangan Jessi berhasil mendarat di dahi Nich dengan sangat keras, hingga membuat pria itu terkejut sambil memegang dahinya yang sedikit merah karena tingkahnya.

"Apa otakmu ini sudah konslet adik kecil? Aku bahkan sudah tiga puluh dua tahun." Jessi dengan bangga mengatakan jika dia lebih tua. Mungkin mengatakan hal itu adalah jalan terbaik agar Nicholas mengundurkan niatnya.

Namun, sanyangnya pria tersebut bersikukuh dengan pilihannya. "Bukan masalah hanya beda satu tahun! Itu tidak akan menjadi penghalang untukku."

"Apa sebenarnya isi yang ada dalam otak kecilmu ini? Kau ini masih muda,

mungkin bukan hanya umur dan otakmu ini yang kecil, bahkan barangmu mungkin masih dalam masa pertumbuhan!" Jessi mengejek dengan mendekatkan wajah mereka, seolah hal itu adalah sesuatu yang lucu baginya. Akan tetapi, bukannya tersinggung Nich malah terfokus menatap bibir ranum Jessi yang terlihat begitu menggoda ketika banyak bicara dan melambai ke arahnya.

Tak mampu lagi menahan pesona bibir Jessi, Nich segera mengecup daging kenyal yang terasa lembut itu secara halus. Rasa manis dan menyenangkan membuatnya menyesap lebih jauh lagi. Kedua bola mata Jessi membulat sempurna melihat apa yang di lakukan pria tersebut dengan sangat berani. Bocah ini sungguh terlalu berani!

Di saat Jessi ingin memundurkan kepalanya Nich menahan tengkuk Jessi dengan tangannya kembali dan semakin Jessi memberontak semakin erat Nich memeluknya juga mencium lebih dalam lagi. Merasa tidak mendapatkan respons, Nich lantas menggigit bibir bawah Jessi.

"Akkhh." Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan Nich segera menyerang Jessi, layaknya anak kecil yang memakan permen lolipop. Hingga beberapa saat kemudian barulah pria tersebut melepaskannya pangutannya.

"Kau bocah yang sangat mesum!" Jessi menutup bibirnya yang bengkak. Bahkan ketebalannya bisa dia rasakan akibat kuatnya sesapan Nicholas.

"Manis." Nich dengan tersenyum penuh kemenangan sambil tertawa kecil melihat tingkah Jessi. Bunga-bunga cinta seketika bermekaran dalam dadanya yang kita bersiap untuk meledakkan kelopaknya.

"Kau sangat mesum!" Jessi membentak Nich, wajahnya merah padam dan juga geram. Meskipun dia juga menikmati hal itu, tetapi Nicholas tidam memberikannya kesempatan untuk menghindar.

"Sweety, kau seharusnya bahagia sudah berhasil mengambil ciuman pertamaku. Apakah kamu tau banyak wanita mengantri hanya untuk itu?" Nich mengeluarkan jurus kucing jinaknya.

Suara tawa kembali menggelegar ketika Jessi mendengar pengakuan Nicholas. "Kau sungguh bocah busuk! Seperti itu kau bilang ciuman pertama? Kau bahkan terlihat lebih ahli dari Don Juan." Jessi berkacak pinggang mengatakan hal itu, bagaimana bisa ciuman pertama mampu membuat bibirnya bengkak hanya dalam beberapa detik saja.

Nich mengelengkan kepalanya. "Don Juan memiliki banyak wanita, sedangkan aku ini hanya milikmu seorang!"

"Kau harus mengganti kerugianku bocah mesum!" Jessi menunjuk Nich dengan kemarahannya. Jika yang pertama saja seperti itu, bagaimana selanjutnya. Ah jangan memikirkan selanjutnya! batinnya.

"Apa yang kau inginkan, Sweety?"

"Berikan aku helikopter tempur!" Jessi menegadahkan tangan, seolah Jet Tempur hanya seukuran telapak tangan baginya.

"Tidak masalah."

"Dalam dua hari harus sudah ada di kediamanku!"

"Bukan hal yang sulit, kau siapkan saja landasannya, Sweety!"

Mata Jessi membola sempurna mendengar penuturan santai Nich. Apakah bocah ini sekaya itu? pikirnya.

To Be Continue

1
Riezki Arifinsyah
Strong Woman /Good/
Ing
Diblg sadis ya sadis tp itulah faktanya. Human trafficking, Narkoba & black market organs apalg konflik sesama kluarga ya itu beneran nyata. Kalo ada yg komen trlalu sadis ceritanya jd sprti halu brarti blom sadar dunia diluar sana sgt2 kejam tnp memandang status, gender & usia. Di karya kak Author ini bener2 jelas bgt kekejamannya dunia hitam.
Terima kasih utk karyanya Kak Author 🙏🏼💐
Semangat utk karya2 terbarunya 💪🏼🥰
Sofiyana Sofi
hhhh ngakak banget baca pas part ini😁😁😁 keren Thor,, lanjut terus karyanya
Sophia Yosephina
Biasa
Sophia Yosephina
Kecewa
Istri lipai:)
kesal
Ta..h
waww ngeri mau di bikin sapi guling ya 🤩🤩🤩.
Putudina Nurhayanti
Luar biasa
Moertini
seruuu thor akhirnya terkuak semua baguuus ayo brantas sampai habis Yessi apakah Yessi dan kawan2 nya berhasil membasminya dilanjut thor semangat
Vajar Tri
🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳💃💃💃💃💃💃 puassss kah kamu Rossi ....selamattt selamattt menikmati hasil kerja keras mu ....
Vajar Tri
satu kata KEREN Thor aku suka novel mu🤩🤩🤩🤩🔥🔥🔥🔥🔥🥳🥳🥳🥳🥳
Vajar Tri
👏👏👏👏👏salut buat Jessi.... Ter baik .... buanglah sam pah pada tempat nya .... 🤣🤣🤣🤣🤣
Vajar Tri
beneran emosi akuh loh 😤😤😤😤😤 dari awal baca aku langsung deg deg an 🤭🤭🤭🤭
Yuliana Rahmawati
Luar biasa
Tantinia Lestari
keren neyh novel.. kek baru nemu harta Karun. hehehehehe. semangat nulis ya author.. layak di baca neyh novel. marathon juga Aku baca nya.
Sabhi Adyuta
tuku property koyo tuku gorengan
Sabhi Adyuta
kereen
Sabhi Adyuta
walopun ada kesamaan t4 atopun nama klo bukan plagiat mah ttp beda aja,cuma mungkin rada mirip,
putrie jogya
woooooiiiilaaahhh /Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/ jng bikin rusuh di acra konsert Bangtan kami dooong...
Sabhi Adyuta
aku seneng deh klo novel ga cuma dunia halu,TPI ada juga pengetahuannya,JD bisa nambah wawasan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!