NovelToon NovelToon
Dihamili Tuan Impoten

Dihamili Tuan Impoten

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Hamil di luar nikah / Menikah Karena Anak
Popularitas:279.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Alif Irma

(Tahap Revisi)

Hani tidak punya pilihan lain selain menerima tawaran pekerjaan dari sahabatnya, yakni menjadi pelayan di sebuah Villa mewah. Namun nasib naas malah menimpanya di villa mewah itu.

"Katakan, siapa yang sudah menghamilimu?" seorang wanita paruh baya langsung melabraknya.

"Laki-laki yang burungnya mati suri" Hani mengatakannya dengan judesnya di depan semua orang.

Yuk simak kisahnya hanya di cerita Dihamili Tuan Impoten!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Bughh

Bughh

"Sialan! beraninya kamu ambil kesempatan dalam kesempitan dariku" kesal Hani setelah memberikan bogem mentah di wajah Hans.

"Tak tahu terima kasih" gumam Hans sambil mengusap sudut bibirnya yang berdarah akibat pukulan keras dari sang istri.

Kemudian Hans melangkah tergesa-gesa dan tak peduli lagi dengan Hani yang kembali meneriaki nya. Apalagi ibunya sudah kembali ke kamar sadari tadi.

"Woi, Kamu mau kemana?" panggil Hani dengan suara keras. Untungnya mansion mewah itu sangat luas sehingga tak membangunkan anggota keluarga Dirgantara.

Hans menghentikan langkahnya di ruang keluarga, dia lalu menelpon Bu Anne untuk menyiapkan makanan untuk istrinya.

"Tolong buatkan makanan yang bergizi untuk istriku. Setelah dia selesai makan, jangan lupa antar dia ke kamar" ucap Hans di ujung telepon memberitahu Bu Anne.

"Baik tuan muda" balas Bu Anne di ujung telepon, hingga panggilan mereka berakhir.

Hans memutuskan kembali ke kamar, di memilih menjauh dari Hani daripada terus berada di sampingnya, bisa-bisa dirinya hilang kendali dan tak bisa mengontrol emosinya.

Hani terkejut melihat Bu Anne di dapur. Dengan cekatan wanita paruh baya itu mulai menyiapkan bahan-bahan untuk diolah menjadi hidangan lezat dan bergizi.

"Tidak usah memasak Bu Anne" tegur Hani pada Bu Anne yang sedang memotong sayuran dengan lihainya.

"Jika saya tidak memasak, terus nona mau makan apa, tidak mungkin nona Hani kenyang dengan makanan ringan. Lagian ini sudah menjadi tugas saya untuk melayani segala keperluan nona Hani. Dan saya tidak bisa menolak perintah dari tuan muda" Ucap Bu Anne sesuai perintah dari tuan muda nya.

"Rupanya dia disuruh tuan muda nya" gumam Hani tak lagi banyak bicara.

"Apa yang kamu lakukan di dapur jam segini?" tanya wanita paruh baya dengan suara meninggi. Dimana wanita paruh baya itu adalah Nyonya Miranda.

Awalnya Nyonya Miranda tak curiga saat mengecek di dapur. Namun karena stok air putih di kamarnya habis, makanya dia kembali ke dapur untuk mengambil air putih.

Anehnya nyonya Miranda melihat menantu yang tak diinginkannya sedang berada di dapur. Bahkan begitu santainya memakan cemilan buah kering yang dipesan langsung dari negara luar.

Hani tidak menggubris ucapan ibu mertuanya karena mulutnya penuh dengan makanan.

"Jangan-jangan kamu mau maling ya, karena semua orang sudah pada tidur. Begini lah tingkah laku wanita rendahan tak berpendidikan, berkeliaran di rumah orang di saat jam tidur. Paling ujung-ujungnya juga mau maling" ucap Nyonya Miranda marah sambil merendahkan Hani, bahkan menuduhnya mencuri.

Hani hanya mampu mengepalkan tangannya di bawah meja, makanan yang dikunyah nya seperti batu kering yang lolos di tenggorokannya mendengar perkataan dari ibu mertuanya. Dia belum juga membalas perkataan ibu mertuanya yang menuduhnya maling.

"Haduh ngaku saja jika kamu mau maling" Nyonya Miranda terus menuduh Hani yang tidak-tidak.

"Maaf nyonya, sebenarnya nona Hani....." Bu Anne tidak melanjutkan ucapannya karena Nyonya Miranda mengangkat sebelah tangannya untuk menyuruhnya diam. Mau tak mau Bu Anne memilih bungkam.

"Fitnah lebih kejam dari pembunuhan, jangan menuduh orang tanpa adanya bukti akurat. Memang saya terlahir dari keluarga miskin dan tak berpendidikan tinggi, namun saya bukan seorang pencuri, ibu mertua" ucap Hani tenang dan balas menyindir ibu mertuanya.

"Mana ada maling mau ngaku, bisa-bisa penjara penuh. Tetap saja kamu mau maling di rumah saya" kesal Nyonya Miranda yang tersulut emosi sambil menunjuk-nunjuk kearah Hani. Sedangkan Hani berusaha mengontrol emosinya dan memilih tidak meladeni ucapan ibu mertuanya.

"Dengar baik-baik. Sampai mati pun, aku tidak akan pernah menerima mu sebagai menantu ku, tidak akan Sudi!. Bagiku kamu hanyalah pembawa sial di keluarga ku. Kelicikan mu sudah terdeteksi, kamu sengaja menjebak putraku agar bisa menikahimu. Aku sangat yakin, janin dalam kandungan mu bukan darah daging putraku, bisa saja itu perbuatan orang lain. Jalan satu-satunya pembuktiannya harus dilakukan tes DNA, supaya kebusukan mu terbongkar. Dasar wanita licik, berandalan, miskin dan tak berpendidikan" ucap Nyonya Miranda mencaci maki sekaligus merendahkan Hani. Sudah lama dia menahannya.

"Terima kasih untuk perhatiannya, ibu mertua. Mari kita buktikan mana yang salah dan mana yang benar" ucap Hani tersenyum tipis, seolah ucapan ibu mertuanya barusan hanyalah angin berlalu.

"Ha ha ha, Cepat atau lambat kamu akan di tendang dari rumah ini!. Ibarat seekor burung, sayapmu belum mampu untuk terbang dan akan terus terjatuh di tanah, begitulah nasibmu" balas Nyonya Miranda dengan seringai licik diwajahnya.

Brukkk

Hani bangkit dari duduknya sambil menggebrak meja dengan kesalnya. Tanpa menimpali ucapan ibu mertuanya, dia memilih melangkah pergi dari pada tersulut emosi.

"Nona Hani" panggil Bu Anne mencoba menghentikan istri tuan mudanya.

"Untuk apa memanggilnya, biarkan wanita miskin itu merutuki kebodohannya" ucap Nyonya Miranda sambil mengepalkan tangannya melihat punggung Hani semakin menjauh dari pandangannya.

Setelah sekian lama, akhirnya Nyonya Miranda mengeluarkan unek-uneknya kepada menantu miskin yg tidak dianggapnya.

Tidak hanya itu, akhirnya Nyonya Miranda mendapatkan bahan untuk menjelek-jelekkan Hani, menantu tak diinginkannya. Setelah puas, nyonya Miranda kembali ke kamarnya dengan penuh kemenangan.

Sedang Bu Anne lanjut memasak menu makanan kesukaan tuan mudanya. Setelah selesai memasak, dia sendiri yang akan membawakan masakan itu ke kamar tuan muda nya.

Keesokan harinya....

Semua orang berkumpul di meja makan untuk sarapan bersama, diantara adalah Hani, Hans, tuan Wibowo dan nyonya Miranda.

"Ayah, ada satu hal yang ingin aku sampaikan" ucap Nyonya Miranda bersemangat.

"Ayah juga mau menyampaikan sesuatu kepada kalian" sahut tuan Wibowo dengan senyuman tipis menghiasi bibirnya.

"Kalau begitu ayah duluan saja" ujar Nyonya Miranda menyeringai sambil melirik kearah Hani, seolah ingin segera menjatuhkan nama baik Hani di depan semua orang.

"Mulai hari ini, ayah putuskan untuk mengubah surat wasiat terakhir ayah. Yang dulunya pewaris seluruh kekayaanku adalah Hans, cucuku sendiri, sekarang aku ingin menambah pewaris lainnya. Cucuku Hani dan calon bayinya akan menjadi pewaris seluruh kekayaanku. Warisan mereka terbagi-bagi, untuk cucuku Hans warisannya sebesar 30%, Cucuku Hani sebesar 30%, dan calon cicit ku sebesar 50%. Aku sudah memikirkannya matang-matang beberapa hari. Dan hari ini wasiatnya akan di ubah. Pengacara ayah sudah siap di tempat" jelas tuan Wibowo panjang lebar.

Nyonya Miranda membulatkan kedua matanya dan seakan tidak percaya mendengar ucapan ayahnya barusan. Bagaimana mungkin ayahnya mewariskan sebagian kekayaannya untuk wanita berandalan itu yang tidak jelas asal usulnya.

"Ayah, aku tidak setuju. Untuk apalagi ayah mengubah surat wasiatnya, jelas-jelas Hans yang berhak atas segala warisan ayah" protes Nyonya Miranda.

"Keputusan mutlak ada ditangan ayah, sehingga ayah bebas memutuskan siapa yang pantas mendapatkan warisan dan siapa yang tidak" timpal tuan Wibowo tak ingin dibantah.

Sialan, kehadiran wanita berandalan ini memantik percikan api di keluargaku. Batin Nyonya Miranda dengan kesalnya.

"Miranda, mulai hari ini tugasmu mengajarkan tata krama dan hal yang harus diketahui nak Hani tentang seluk beluk keluarga Dirgantara. Kamu harus memperhatikan dengan baik segala keperluan nak Hani, mengenai makanan dan minuman yang harus dikonsumsinya selama masa hamil. Satu lagi, tugas utama mu, jaga baik-baik calon cucu penerusmu" ucap tuan Wibowo dengan entengnya.

"Apa!"

Nyonya Miranda mengepalkan tangannya di bawah meja, sedang Hani hanya mampu tersenyum tipis melirik ibu mertuanya.

Bersambung.....

1
Novida Eryani
Luar biasa
Eka Uderayana
semoga sukses selalu
mrsdohkyungsoo
Luar biasa
mrsdohkyungsoo
hadiir
Siti Jule
biar pun gk suka sama hans tapi hani jng begitu juga sikap nya gk kurang ajar bnget keterlaluan gk tau diri orang miskin juga
Sulainiothman Sulainiothman
Luar biasa
M Dewi
bagus
M Dewi
kuberi hadiah mawar untukmu
Alif_Cha: terima kasih 🙏
total 1 replies
Sally Samuel
Luar biasa
Sophia Aya
mampir Thor
Nur Adam
lnjut
tzyii
next
lala
alhamdulilah keluarga feni juga bahagia
lala
hehehe erina aduin kakakx🤭
lala
mogok sekolah nih
lala
adik erlan perempuan
Kak olaa
semangat ditunggu kelanjutannya 💪
Kak olaa
jodohin anak hani n Feni thor
Ade
lanjutkan
Ade
hani udah jdi mama muda, gak disangka feni jga punya anak cewek
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!