Diculik dan hendak dijual organ tubuhnya membuat Eva salah jalan dengan meminta pertolongan kepada pria asing yang rupanya seorang Mafia Berdarah Dingin??
Tinggal bersama kumpulan orang-orang bringas yang hobi berbisnis ilegal di Mansion D'Alle. Mansion milik seorang mafia berdarah dingin bernama Damiano Shaw D'Allesandro— pria dengan ambisi yang ingin menguasai 3 wilayah terbesar milik mafia terkenal dan memperluas kekuasaannya.
Pertemuannya dengan Eva malah membuatnya menemukan arti kehidupan yang sesungguhnya. Lalu bagaimana nasib Eva? Hidup bersama lima keluarga mafia yang masing-masing memiliki kisah dan dendamnya tersendiri. dibunuh dan membunuh! menyiksa, merebut, memaksa, seks, kriminal.
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MY MR.MAFIA — BAB 19
SEBUAH PERMINTAAN IMBALAN
“DASAR KETERLALUAN, APA INI RENCANAMU HAH??? MEMBIARKAN KU MASUK LALU KAU BISA MENCURI KESEMPATAN!!” kesal Eva yang masih meringkuk.
Shaw yang mendapat sentak, cacian seperti hanya diam bersandar di tembok dingin dengan jubah yang masih melekat.
Pria itu menekan sebuah tombol terlihat di sana, saat itu juga dinding kaca di area shower langsung mengembun sehingga menjadi dinding kaca yang tak dapat di lihat.
“You can use the door (kau bisa menggunakan pintunya).” Jelas pria itu dengan santai, tatapan ke depan dan tajam.
Setelah melihat kecanggihan itu, Eva hanya mengedipkan mata berulang kali. Kenapa dia tidak bertanya dulu sejak awal jika dinding shower bisa menjadi tertutup.
“TE-TETAP SAJA, SEHARUSNYA KAU TIDAK MASUK DISAAT ADA WANITA DI DALAM.”
“This is my bathroom.” Jawab Shaw yang masih dengan suara ciri khasnya.
Pria itu mulai melepas tali jubahnya sambil berjalan ke arah lain hingga menjatuhkan jubah tersebut ke lantai kamar mandi. Tentu, Eva refleks langsung berpaling karena dia tahu pria itu tak mengenakan apapun sekarang.
Tanpa memperdulikan keberadaan Eva yang masih di sana. Shaw masuk ke sebuah bak mandi berukuran besar dengan bentuk setengah Ying & Yang.
Eva yang penasaran mulai mengintip sedikit ke arah Shaw yang memejamkan matanya dan mulai lebih rendah dan rendah hingga ia menenggelamkan tubuh serta bibir dan hidungnya sepenuhnya hingga menampakkan mata dan ujung kepala saja.
-‘Apa yang dia lakukan? Apa dia ingin bunuh diri?? Sssttt bicara apa kau Eva.’ Wanita itu menggeleng cepat dan buru-buru mengganti pakaiannya secepat mungkin dengan keadaan rambut panjangnya yang basah.
Sebelum melangkah pergi, lagi dan lagi Eva menoleh ke belakang, memastikan keberadaan Shaw yang masih sama.
Begitulah cara Shaw menenangkan dirinya.
.
.
.
Dalam keadaan yang genting, Eva sama sekali tidak memikirkan akan dress Camila yang sungguh liar. Maksudku... Dress di atas lutut pas, dengan bagian dada rendah sehingga dan bagian lengan hanya berupa tali. Lengan serta pundak dan leher jenjang Eva terlihat sangat jelas, namun untungnya dia memiliki rambut yang panjang.
Ceklek!
“Ya Tuhan!" Eva terkejut sekali lagi saat pintu tak bisa dibuka. Dengan kegugupan tersendiri dia mencoba membukanya berulang kali hingga menimbulkan bunyi yang cukup berisik.
Napasnya memburu dan rasanya benar-benar mencekik. “Sekarang apa? SEKARANG APAA!!!” kesalnya hingga ingin menangis saat itu juga.
Kenapa dia bisa terjebak di rumah monster itu? Kenapa???
Eva mencoba mencari sesuatu di tasnya, sebuah jepit rambut. “Aku tidak pernah memakainya. Hfffuuu— ” Kini dia benar-benar terjebak sudah.
Dengan wajah pasrah, Eva masih memegangi gagang pintunya, mencoba membukanya dengan tenaga lemas.
Selang beberapa menit berlalu, akhirnya pintu kamar mandi terbuka, menampakkan seorang pria yang memakai jubah tidur warna biru tua dan hampir menyerupai warna hitam. “What Yo doing?”
Eva tertegun melihat keberadaan pria itu, setiap kali dia hadir membawa aura tajamnya yang berhasil membuat Eva tak bisa berkata santai.
“Aku tidak bisa membuka pintunya.” Ucap Eva langsung ke inti.
Shaw melangkah ke depan menuju ke meja minumannya yang tersusun rapi plus kotak-kotak rokok yang akan tersedia di sana sebelum benar-benar habis. Pria itu meraih satu batang rokok dan menyumatnya sambil duduk di sofa singel mengarah tepat ke arah pintu tepatnya Eva berdiri.
“Ada yang harus kita bicarakan Nona.” Ucap Shaw sedikit mengangkat dagunya dan memiringkan kepalanya.
Oh sungguh! Pria itu berhasil menjadi sosok mafia yang paling beraura.
Eva menegakkan tubuhnya dan berbalik menghadapi Shaw yang masih duduk.
“Apa?” tanya wanita itu sudah siap.
“Sit down.” Pinta pria bermanik mata grey yang hanya menggerakkan bola matanya ke kursi di sebelahnya.
Ragu bila harus duduk berdekatan dengan pria itu, Eva yang masih berdiri dan berpikir cukup lama hingga dia akhirnya mencoba tenang dan duduk di sana.
Asap rokok Shaw yang mengepul menerpa wajah Eva, membuat wanita cantik itu menahan batuk dan emosinya. Dia benar-benar tidak suka dengan para perokok.
“Drink?” tawar Shaw tanpa imbalan.
Eva melirik ke arah meja yang hanya terdapat susunan botol-botol minuman keras bermerk hingga kotak rokok. Tidak ada minuman tanpa alkohol di sana, Eva menggeleng. “No thanks.” Balasnya.
Shaw masih memperhatikannya lalu kembali bersandar dan sedikit menatap ke langit-langit. “Aku akan membantumu kembali ke Birmingham, tapi apa yang akan kudapatkan?” pertanyaan yang langsung ditanggap oleh pendengaran Eva.
“Ma-maksudmu?”
Shaw menoleh dan mencondongkan tubuhnya ke depan sehingga Eva langsung memundurkan tubuhnya hingga menelan ludah.
“Apa yang akan aku dapatkan jika aku menolong mu? Remember, you owe me a debt and you also asked for help. (Ingat, kau punya hutang padaku dan kau juga meminta pertolongan).” Jelas Shaw benar-benar ingin imbalan.
Tentu, dia bukan pria bodoh dan akan meminta sesuatu yang menguntungkan baginya.
Wanita dengan dress hitam itu sendiri panik saat mendengar hal itu keluar dari mulut Shaw. Dia pernah membaca novel dan kebanyakan dari para pria akan meminta sesuatu dari si wanita yang paling berharga seperti.... Seperti— seks.
“Oh really?!” gumam Eva tersenyum remang dan berpaling sekilas lalu kembali menatap Shaw yang masih menatapnya.
“Kenapa kau tidak mengatakan dari awal jika kau akan meminta imbalan Mr.D'Allesandro?” kalimat terkahir yang Eva ucapkan sengaja ia tekan dan perjelas.
“That's what is called tactics (Itu yang dinamakan taktik).” Balas Shaw menyeringai kecil selama 2 detik lalu kembali duduk tegak seraya menghisap rokoknya.
Sungguh, Eva hanya bisa menyeringai gila bila dia terus berada di dekat pria itu.
“Pikirkan sebelum bertindak.” Ucap Shaw mengingatkan akan kata pepatah yang cukup terkenal yang artinya pria itu menunggu Eva memilih dengan benar.
Wanita itu terdiam, merutuki nasibnya dan berpikir matang-matang meski— hey! Ini sudah lewat tengah malam dan kini ia benar-benar mengantuk.
“What do you want?” tanya Eva mempertegas.
Mendengar ucapan seperti itu, Shaw menatapnya balik tanpa senyuman. Sorot matanya bergerak perlahan menelusuri setiap garis tubuh wanita itu yang kini terlihat lebih terbuka.
Sementara Eva yang sudah mulai cemas dan panik akan permintaan Shaw, dia benar-benar akan menjadi wanita gila jika pria didepannya itu meminta tubuhnya.
Namun siapa sangka, pria itu malah berpaling seusai menelusuri tubuhnya sehingga Eva mengernyit heran bersamaan dengan hembusan napas Shaw yang mengeluarkan kepulan asap rokok.
“Be a tricky woman (jadilah wanita pengecoh).” Ucap Shaw malah membuat Eva tak faham.
“Wanita pengecoh?”
Pria tampan itu menatap Eva datar. “Ya. Aku butuh bantuan mu untuk perjalanan bisnis ku.”
Ucapan Shaw sudah membuat Eva dag-dig-dug tak karuan. Arti kata <
“Apa kau akan menjual ku??” tanya Eva panik hingga tertegun menatap ke dalam mata abu-abu tersebut.
Shaw tak menjawabnya dan malah meneguk minumannya dengan releks.
akhirnya will & gina menikah..
apakah shaw akan sanggup membunuh ayah nya sendiri si adrian ..
dan shaw sll bisa menenagkan eva 🥰😘😍🫢🤭
kalo ga jodohin aja sama Kate yakan hehee 🫶