Erika gadis biasa yang harus bekerja keras untuk menyambung hidup karena dia menjadi tulang punggung keluarga.
Namun karena parasnya yang cantik membuat gadis seumurannya iri terhadapnya karena banyak pemuda desa yang ingin mendekatinya.
Hingga suatu hari Erika harus terjebak dalam situasi yang membuat dirinya harus terpaksa menikahi seorang pria asing yang tidak di kenalnya karena kecerobohannya sendiri dan di manfaatkan oleh orang yang tidak menyukainya.
Tara, nama pria itu yang bekerja di salah satu proyek perumahan di desa Erika.
Bagaimanakah kisah Erika dan Tata menjalani kehidupannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Sesampainya di rumah Alma langsung masuk dan aku hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkahnya. Aku pun melepas helem dan langsung masuk mengikuti Alma, ku lihat Alma sedang membongkar makanan yang tadi kami beli.
"Dek kamu beli makanan banyak bener? " tanya mama yang berdiri di samping Alma. "Kakak kamu gajian? "lanjutnya.
" Mama duduk saja kita makan"balas Alma sambil mendorong mama untuk duduk. Namun karena mama kurang puas akhirnya dia menatap ku meminta penjelasan ku.
Aku pun duduk di hadapan mama "Mama sama ayah makan saja, aku dikasih uang sama bang Tara" beritahu ku.
"Kenapa harus belikan makanan enak sebanyak ini? " tanya ayah sebelum duduk.
"Bang Tara yang nyuruh" Alma yang jawab sekarang.
"Terus Tara nya mana? " tanya mama lagi.
"Dia gak pulang malam ini, masih ada kerjaan ma" jawab ku.
"Kerjaan apa sampai dia gak pulang, padahal kan dekat" ucap ayah dan aku hanya diam saja karena gak tau.
Kami semua pun makan dan aku bisa melihat mama dan ayah makan banyak, ada rasa senang karena melihat mereka bisa makan makanan enak. Aku pun tak lupa menyuruh Alma untuk mengantarkan makanan untuk kak Bella. Aku pun masuk kamar untuk mengambil handuk karena akan mandi. Namun saat membuka pintu aku kaget melihat mama berdiri di depan pintu.
"Mama" kaget ku.
"Ada yang ingin mama bicarakan" ucapnya
"Masuk ma"jawab ku menyuruhnya masuk kamar.
Mama duduk di tempat tidur dan aku duduk di kursi samping tempat tidur bekas meja belajar.
"Mama tau kamu menikah dengan Tara karena desakan para warga, tapi kalau mama boleh tau kamu benar-benar gak kenal dia? " tanya mama.
"Ma, mama gak percaya sama aku? " tanya ku sedikit kesal padahal malam itu aku sudah ceritakan semuanya.
"Mama bukan gak percaya, mama cuman takut kalau kamu gak mengakui jika kamu punya pacar" jawab mama.
Aku pun menunduk lalu berkata "mama kan tau sendiri setelah putus sama bang Rusli aku gak pernah jalan lagi dengan laki-laki mana pun" ujar ku.
Mama pun memegang tangan ku "mama seneng akhirnya kamu menikah walau dengan cara seperti itu" ucapnya membuat aku menatap mama karena ucapannya.
"Mama capek dengar ucapan tetangga yang bilang kamu mengejar-ngejar terus Rusli walau dia sudah menikah" lanjutnya.
"Maafin Erika ma" lirih ku mendengar ucapan mama jika selama ini semua orang menganggap aku masih berharap pada bang Rusli.
Mama memeluk ku dan aku berusaha untuk tidak meneteskan air mata. Aku dulu pacaran dengan Anak juragan di kampung ini namun karena keluarga ku bukan keluarga kaya jadi orang tuanya tidak merestui hingga akhirnya laki-laki itu di jodohkan dan menikah.Lalu hubungan kami pun berakhir walau sampai sekarang bang Rusli masih selalu mengangguku.Aku memutuskan untuk bekerja agar tidak sering mendengar ucapan para tetangga yang sering membicarakan aku yang tidak baik. Setelah mama keluar dari kamar aku pun langsung menangis dalam diam karena takut orang rumah mendengarnya. Tujuan ku bekerja adalah untuk mengumpulkan uang agar bisa pindah dari kampung ini namun Allah punya rencana lain dengan memberikan aku cobaan menikah dengan pria asing yang tidak aku kenal sama sekali.
Paginya aku beraktivitas seperti biasa dan berangkat bekerja seperti biasa. Namun saat di jalan aku malah bertemu dengan Rusli dan dia menghadang jalan ku.
"Abang bisa minggir gak? " pinta ku.
"Abang ingin bicara" ucapnya sambil menahan motor ku.
"Aku gak bisa" tolak ku namun Rusli malah mengambil kunci motor ku.
"Balikin bang" pinta ku.
"Engga sebelum kita bicara" ucapnya.
Aku yang memang sudah gak mau ada hubungan lagi dengannya aku turun dari motor dan ku tinggalkan motorku dengan nya dan aku berjalan. Namun bang Rusli malah menahan ku dan langsung aku tepis.
"Erika dengarkan aku dulu" ucapnya.
"Bang aku taku... " ucapan ku di potong oleh bang Rusli "takut ketahuan suami kuli kamu itu" ujarnya menghina bang Tara dan membuat aku sedikit kesal walau aku gak ada perasaan dengan pria asing itu tapi mendengar orang lain menghinanya aku tidak terima.
"Apa? benarkan yang aku ucapkan itu? "ucapnya.
"Bagus kalau abang sudah tahu, jadi mulai sekarang abang jangan pernah ganggu aku lagi" peringatan ku sambil menarik tanganku yang di pegang nya.
Namun yang kudapatkan malah ejekan dan itu membuat aku benar-benar sakit hati karena aku gak pernah berpikir jika laki-laki yang dulu pernah aku suka dan aku cintai bisa berpikiran seperti itu terhadap ku. Aku berusaha menahan air mata yang sudah menumpuk di ujung mata ku karena aku tak ingin terlihat lemah di hadapan pria yang sudah pernah berharga di hidup ku.
Bang Rusli pun pergi dan aku langsung naik ke motorku dan melanjutkan perjalanan ku menuju tempat kerja dengan air mata yang mengalir membasahi pipi dan itu membuat aku harus menabrak mobil yang ada di depan ku.
"Aduh mampus aku, mana mobil mahal lagi " gumam ku.
Aku pun segera ke pinggir dan turun dari motor untuk minta maaf kepada pemilik mobil itu. Seseorang turun dari mobil dan langsung menghampiri ku.
"Mbak gak apa-apa? " tanya nya membuat aku bingung.
"Engga pak, saya justru minta maaf karena sudah nabrak mobil bapak" ucapku sedikit takut.
"Oh gak apa-apa mbak, tadi memang saya yang salah ngerem mendadak" ujarnya dan itu membuat aku bingung karena disini jelas-jelas aku yang salah.
"Ya sudah mbak kalau mbak gak apa-apa" ucapnya lalu pergi dan aku hanya bisa bengong saja karena bekas nabraknya lumayan parah.
Aku pun hari ini memutuskan untuk tidak berangkat bekerja karena sepertinya sudah telat jadi aku pergi jalan-jalan saja dan tepat saat makan siang aku masuk ke sebuah kafe yang lumayan bagus karena aku ingin makan yang enak untuk menghilangkan rasa sedih ku ini. Aku pesan lumayan banyak makanan dan semua itu makanan yang baru, mau aku coba. Pesanan ku pun tiba dan aku pun langsung mencoba semua makanan itu.
"Akhirnya kenyang juga" gumam ku.
Karena sudah lumayan lama akhirnya aku pun memutuskan untuk membayar namun saat berjalan menuju kasir tiba-tiba aku melihat seorang laki-laki yang baru dua hari ini statusnya sebagai suami ku sedang bersama wanita cantik dan jika di lihat dari penampilannya aku gak sebanding dengan nya. Namun entah kenapa jiwa usil ku tiba-tiba muncul dan aku ingin ngerjain tuh cowok. Aku pun melangkah mendekat dan langsung duduk di samping bang Tara.
"Abang kenapa gak pulang" ucapku dengan suara manja dan membuat bang Tara dan wanita itu terkejut.
"Kamu siapa? " tanya wanita itu.
"Abang kangen" rengek ku tanpa menghiraukan pertanyaan wanita itu.
Aku bisa melihat gerak-gerik bang Tara yang salah tingkah.
"Kian jelaskan dia siapa! " ucap wanita itu tegas.
Bang Tara hanya bisa menarik nafas kasar lalu menjawab "Dia istri ku".
Aku kaget dengan pengakuannya dan membuat aku menatapnya.