Akibat trauma masa lalu, Chaby tumbuh menjadi gadis yang sangat manja. Ia hidup bergantung pada kakaknya sekaligus satu-satunya keluarga yang peduli padanya.
Di hari pertamanya sekolah, ia bertemu dengan Pika, gadis tomboi yang mengajaknya loncat pagar. Kesialan menimpanya, ia tidak tahu cara turun. Matanya berkaca-kaca menahan tangis. Disaat yang sama, muncul pria tampan bernama Decklan membantunya turun.
Decklan itu kakaknya Pika. Tapi pria itu sangat dingin, dan suka membentak. Tatapan mengintimidasinya selalu membuat Chaby menunduk takut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
Chaby berjalan menunduk masih dengan wajah cemberutnya. Ia berjalan ke arah kebun sekolah yang letaknya ada dibelakang sekolah mereka. Sebenarnya ia tidak berniat mau kesana, hanya saja tadi ia terus berjalan kesembarang arah dan malah sampai dibelakang sekolah yang sangat sepi itu. Apalagi sekarang semua anak-anak pada belajar.
Chaby mengomel-ngomel dan terus meracau tidak jelas selama perjalanannya, ia bahkan sampai tidak sadar telah melewati seorang lelaki yang asyik berbaring sambil menutup mata menghadap langit di bawah pohon pinus besar. Siswa itu tidak sedang tidur, ia hanya menutup matanya karena merasa bosan namun masih sadar sepenuhnya. Matanya terbuka saat mendengar langkah seseorang yang baru melewatinya, dahinya berkerut samar, Chaby?
Ngapain dia disini? Dibelakang sekolah, sendirian lagi. Gadis penakut itu...
Pandangan Decklan tak lepas dari gadis itu, ia mengamatinya lama. Gadis itu tampak belum menyadari keberadaannya. Ia terlihat menghentikan langkahnya dan duduk di bawah pohon yang lain, jaraknya hanya sekitar empat meter dari tempat Decklan berbaring namun gadis itu masih saja belum menyadari keberadaan pria itu karena terlalu sibuk meracau tidak jelas.
Decklan memutuskan bangkit dari posisi tidurnya dan duduk bersila. Matanya tak lepas dari gadis yang berada tak jauh darinya itu, mengamati setiap gerak-gerik yang dilakukannya. Bibir gadis itu terus bergerak-gerak seperti mengomel pada dirinya sendiri tanpa suara, dan beberapa kali ia terlihat menarik napas sebal sambil menghentak-hentakan kakinya ke tanah yang berumput itu.
Sudut bibir Decklan terangkat, ia tersenyum tipis merasa lucu. Ketika gadis itu menatap kesamping kiri, pandangan mereka bertemu dan gadis itu mengerjapkan matanya berkali-kali untuk memastikan sesudah itu cepat-cepat membuang muka kearah lain dan kembali meracau tidak karuan.
Decklan mendengus pelan lalu bangkit dari tempatnya dan tanpa disadari Chaby, pria itu sudah duduk disebelahnya.
"Kok kak Decklan bisa ada disini? Bagaimana ini, bagaimana kalau aku dibentak? gimana kalau dia marah sama aku karena aku pake seragamnya? Bagaimana, bagaimana, bagaimana? Nggak bisa, nggak bisa, aku harus kabur."
Decklan disebelahnya mati-matian menahan tawanya mendengar Chaby yang terus bicara pada dirinya sendiri sambil menepuk-nepuk jidatnya berkali-kali.
"Eehmm."
Pria itu berdeham membuat Chaby terlonjak kaget dan berjingkrak-jingkrak ditempatnya.
"Hwaaa..." seru gadis itu refleks saking kagetnya. Ia berhasil membuat Decklan melongo sesaat lalu tersenyum lebar. Menurutnya tindakan gadis didepannya sekarang ini sangatlah konyol.
"Mau sampai kapan lompat-lompat begitu." kata pria itu akhirnya dengan kedua tangan terlipat di dada dan matanya mendongak keatas menatap Chaby yang masih setia dengan aksinya. Cukup lama baru gadis itu terdiam, ia mencoba mengatur napasnya yang masih ngos-ngosan. Pandangannya turun kebawah menatap balik Decklan dengan ekspresi takut-takut, sesaat kemudian ia tersenyum kikuk dan terlihat benar-benar seperti seseorang yang baru saja kedapatan berbuat jahat dimata Decklan.
Pria itu kembali menunjukkan wajah datarnya, tapi sengaja dibuat-buat untuk menakuti adik kelasnya itu. Ia merasa senang menjahili gadis itu.
"Duduk." perintahnya.
Chaby mengangkat sebelah alisnya, mulai berpikir tak karuan. Jangan jangan kak Decklan mau memarahinya atau membentaknya? Bahkan menamparnya? Chaby menggeleng-gelengkan kepalanya kuat-kuat berusaha berpikiran jernih menghilangkan rasa takutnya, ia bahkan tak sadar Decklan sudah menarik tangannya dan mereka duduk berhadapan sekarang.
Ketika gadis itu sadar, matanya melotot kaget. Ia ingin lari dari situasi ini tapi tangannya malah dicengkram kuat oleh pria didepannya itu. Pria itu menatapnya lekat.
"Mau kabur kemana hm?" gumam Decklan berusaha menahan senyumnya. Sebenarnya ia sudah merasa lucu karena tingkah Chaby sejak tadi yang sangat konyol. Gadis itu mungkin tidak sadar bahwa setiap gerak-gerik yang dilakukannya tadi dan berbagai ekspresi yang keluar dari wajahnya malah terlihat lucu. Hal itu membuat pria seperti Decklan merasa gemas sendiri.
"E...m....k..ka.. kabur...i..iya kabur." seru Chaby mendadak gagap dan kembali bicara tidak karuan.
"Ppffffttt....whaahaha.."
Decklan tiba-tiba tertawa kencang tidak mampu menahan rasa lucunya membuat gadis didepannya itu tercengang.
Hari ini adalah pertama kalinya pria itu tertawa sekencang itu dan pertama kalinya pula Chaby melihatnya begitu, seperti orang lain saja. Gadis itu melongo heran melihat pria yang biasanya galak dan menakutkan di matanya itu mendadak berubah jadi aneh seperti sekarang ini menurutnya.
"K..kak Decklan." panggilnya pelan dan takut-takut, dalam pikirannya Decklan mungkin kerasukan roh gila.
😭😭😭😭😭😭