Pernikahan yang di awali dengan perjodohan memang tidak banyak yang endingnya bahagia. Hal ini yang di alami oleh Nur Azizah, bahkan di usia nya yang baru menginjak usia ke 25 tahun dia harus menjadi seorang single parent alias janda.
"Maaf Zah.." ucap Raka Abdillah yang tak lain adalah suami dari Azizah.
"Kenapa kamu tega sekali melakukan ini pada ku Mas.."
Bagaimana kehidupan Azizah setelah di ceraikan oleh suami nya, dan fakta apa saja yang Azizah ketahui tentang suami nya selama ini? Ikuti terus karya terbaru author ya Readers...jangan lupa dukungannya selalu 🥰☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ny.Irawana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 6 Sedikit berbeda
Sreek,
"Tumben jam segini belum ada sarapan, apa Azizah tidak masak hari ini," ucap Raka saat membuka tudung saji di meja makan.
Pria itu sudah rapih dengan stelan kantor nya, jam segini memang dia sudah terbiasa sarapan. Azizah selama ini selalu tidak pernah absen untuk menyiapkan sarapan untuk nya. Namun seperti nya Raka melupakan sesuatu jika tadi malam laki - laki itu baru saja menceraikan istri sah nya itu.
Deg,
Raka langsung mengusap wajah nya ketika dia baru teringat jika semalam dia telah menalak wanita malang itu. Dengan langkah tergesa dia menuju kamar yang selama ini Azizah dan sang anak tempati.
Tok,
Tok,
Tok,
Tiga kali Raka mengetuk pintu kamar itu namun tidak ada suara sahutan dari dalam, akhir nya Raka memutuskan untuk masuk aja ke dalam. Keadaan kamar terlihat sangat sepi, bahkan tempat tidur yang biasa Azizah dan Rizky tempati pun sudah rapih, Raka bisa menebak jika wanita itu sudah pergi. Untuk memperkuat dugaan nya laki - laki itu kemudian membuka lemari pakaian mantan istri nya itu, benar saja di sana sudah kosong tidak ada satu pun barang Azizah dan sang anak yang tertinggal.
Raka menghela nafas berat, entah mengapa ada sedikit rasa sesak dalam hati nya ketika mendapati wanita yang selama hampir tiga tahun ini selalu menemani dan menjadi istri yang baik untuk nya. Sekalipun Raka selalu bersikap dingin pada Azizah namun wanita itu tidak pernah sedikitpun menentang nya. Raka sendiri mengakui jika Azizah adalah istri yang Sholeha dan idaman para laki - laki mana pun. Sayang nya, Raka tidak mencintai Azizah sama sekali, karena hati nya sudah terpaut oleh Rania.
"Maafkan aku Zah, aku tahu kamu wanita yang baik, tapi maaf aku tidak bisa mencintai mu. Aku harap kamu bisa menemukan kebahagiaan mu di luar sana. Mah...Pah...Raka harap kalian bisa mengerti dan memahami keputusan Raka ini, karena sejak awal kalian sudah tahu bukan jika Raka tidak mencintai Azizah dan tidak menginginkan pernikahan ini," gumam Raka sambil memejamkan mata nya.
Dia tahu apa yang dia lakukan ini adalah kesalahan namun dia tidak ada pilihan lain. Di tambah dia tidak ingin anak yang ada di kandungan Rania wanita yang sangat dia sayangi tidak jelas nanti status nya karena mereka hanya menikah secara sirih.
Dengan langkah yang gontai Raka kembali ke kamar nya. " Sayang ...bangun hemm, aku mau berangkat ke kantor ini, apa kamu tidak ingin membuatkan ku sarapan?" bisik Raka di telinga sang istri, tangan nya mengusap lembut pipi istri nya berharap wanita yang rela dia nikahi secara siri itu akan segera terbangun.
"Eungh....aku capek mas, lagian Mas Raka kan bisa sih pesan makanan atau makan di luar nanti," jawab Rania yang masih memejamkan mata nya sambil membenarkan selimut nya yang sedikit melorot.
Raka menghela nafas mendengar jawaban sang istri. Dia memang sudah tahu kalau istri tercinta nya ini tidak pandai memasak atau bahkan mengurus rumah, maklum saja Rania sebelum dia memutuskan untuk hamil adalah wanita karir jelas saja tidak ada waktu untuk melakukan hal seperti itu. Dan Raka pun tidak mempermasalahkan nya Nn karena saking cinta nya laki - laki itu pada Rania. Terlebih saat ini Rania sedang hamil besar, dan ya semalam dia sudah membuat Rania kecapean karena pergulatan panas di atas ranjang.
"Ya sudah aku berangkat kerja dulu ya sayang, nanti aku pesankan sarapan untuk mu, dan aku juga sudah menghubungi jasa penyalur ART untuk mengurus rumah ini," ucap Raka dengan begitu lembut seraya mengusap rambut sang istri.
Tak sahutan dari sang istri, nampaknya memang benar jika Rania sangat lelah sehingga untuk merespon ucapan suami nya saja tidak bisa.
Lagi - lagi Raka pun hanya menghela nafas nya, akhir nya laki - laki itu pun pergi ke kantor dalam keadaan perut kosong sangat berbanding terbalik saat dia masih bersama Azizah dulu. Mantan istrinya itu tidak akan membiarkan Raka pergi ke kantor dengan perut kosong, bahkan Azizah selalu membuat bekal makan siang untuk Raka. Walaupun bekal itu akhir nya di makan Rania sebagai makan pagi wanita itu.
Raka memang setiap hari pulang ke rumah Azizah, hanya sesekali laki - laki itu menginap di rumah istri siri nya itu pun Raka harus berbohong kepada Azizah dan kedua orang tua nya jika dia ada kerjaan di luar kota bila akan menghabiskan waktu bersama Rania. Jadi seluruh kebutuhan Raka selama ini ya Azizah yang menyiapkan semua nya.
**
"Bunda...."
"Ehm...anak bunda sudah bangun ya rupa nya," ucap Zizah dengan tersenyum manis ke putra nya. Wanita cantik itu langsung menghujami wajah sang anak dengan banyak ciuman.
"Aduh...anak bunda bau asem ini, pasti gara - gara belum mandi tadi."
Rizky terkekeh pelan karena merasa geli wajah dan leher nya di cium terus oleh bunda nya.
"Bunda...aku lapar.."
"Masyaallah anak Sholeh bunda sudah lapar ya..."
"Hu'um..."
"Ya sudah kita numpang istirahat di masjid itu dulu ya sayang, nanti Rizky bisa mandi dan sarapan di sana. Cacing di perut bunda juga sudah mulai demo ini minta di isi."
"Sama bearti bunda, cacing di perut Rizky juga sudah pada teriak ini.."
"Hahahaha....."
Akhir nya Azizah membawa Rizky untuk istirahat sejenak di masjid yang kebetulan tidak jauh dari tempat dia berada sekarang. Entah sudah sejauh apa Azizah berjalan tadi, yang dia tahu hanya mengikuti langkah kaki nya saja.
Wanita cantik itu sampai saat ini tidak tahu akan pergi kemana. Di kota ini dia tidak memiliki kenalan sama sekali, yang dia tahu hanya keluarga Raka saja itu pun hanya keluarga inti nya. Azizah memang anak yatim piatu sekarang, setelah ayah nya meninggal tidak lama setelah Azizah menikah dengan Raka, dia kemudian tinggal bersama suami dan mertua nya. Kalau ibu nya Azizah sudah lama meninggal semenjak Azizah kecil.
Rumah dan tanah peninggalan orang tua Azizah pun sudah tidak ada sekarang, dan Azizah sendiri tidak tahu apa penyebabnya.
"Ya Allah beri petunjuk mu hamba harus kemana sekarang, kasihan anak hamba jika harus lama berada di jalanan," batin Azizah yang menatap sendu sang anak yang sedang menikmati sarapannya.
Dia membuka dompet nya, hanya ada uang lima lembar ratusan ribu saja itu pun sisa uang belanja yang Raka kasih bulan kemarin. Zizah melirik pada sebuah kotak perhiasan yang berada di ransel nya.
"Apa aku jual saja ya untuk bayar sewa rumah dan modal usaha nanti," gumam Azizah.
Dulu saat dia baru saja masuk menjadi bagian keluarga Abdillah almarhum mama mertua nya memberikan dia satu set perhiasan kepada nya. Azizah di suruh menyimpan perhiasan itu baik - baik karena suatu saat nanti pasti akan membutuhkan nya. Seolah - olah mama mertua nya itu dulu sudah punya firasat jika akan terjadi seperti ini pada diri nya.