~ Sinopsis ~
Luna, seorang gadis yang penuh mengalami rasa pahit dari kecil yang mana ibu nya meninggal dunia saat bekerja sebagai TKW dan sang ayah bunuh diri karena penyesalan dari kecanduan judi.
Luna pun harus hidup mandiri bersama adik laki-laki nya, Putra dan menjadi tulang punggung untuk adiknya.
Sampai suatu ketika, dia diberikan cincin oleh seorang pengemis yang mana permata cincin itu telah masuk kedalam tubuh nya dan berubah menjadi Sistem Ratu.
Kehadiran sistem ratu malah menuntunnya hidupnya ke jalan kemewahan, kekuasaan dan kegelapan dari manusia.
Ini lah kisah dari Luna dan Sistemnya
*) Update setiap hari: 1 atau 2 Bab per hari. 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon [ Fx ] Ryz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pemotretan
...■▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎■...
Luna yang terlalu penat seusai menghadapi permasalahan dengan Sandra, dia pun memutuskan untuk berbelanja ke mall bersama Sania.
Dalam perjalanan, Luna dan Sania saling bertukar cerita lucu apalagi kisah Jay yang mendekati Sania membuat Luna bisa tertawa lagi.
Setibanya di mall, seperti biasa nya Luna menjadi pusat perhatian. Banyak pria yang melirik kearah nya yang bahkan mereka membawa pasangan ikut melihat Luna sampai mendapatkan tamparan dari pasangan nya.
Sania yang menyadari itu sontak menyindir nya.
"Luna, kamu sekarang jadi perhatian banyak orang ya. Aku jadi iri."
"Aish ... Biasa aja. Luna tetap lah Luna. Tidak ada yang berubah."
"Oh, Iya. Benar," jawab Sania dengan tawa kecil.
Luna dan Sania saling bertukar senyum dan tawa.
Setelah beberapa langkah, ada sekelompok pria mendatangi Luna dan Sania.
"Hei, kamu ada waktu? Bagaimana kalau kita jalan bareng?" ucap pria pertama.
"Kita gak gigit Koko?" sambung pria kedua.
"Kamu udah cantik juga tinggi lagi. Kamu model, ya?" sambung pria pertama.
Sekelompok pria ini bukanlah preman melainkan beberapa pria tampan yang sudah kuliah.
Sania awalnya geer namun, dia sadar bahwa perhatian semua pria itu kearah Luna. Lalu, Luna menjawab nya dengan manis.
"Maaf. Tapi, aku punya sesuatu yang harus kulakukan."
Jawaban manis Luna itu membuat semua pria itu terpesona.
"Kalau begitu, kami duluan," ucap Luna.
Luna menarik Sania dan berjalan cepat meninggalkan sekelompok pria tersebut.
Setelah sedikit jauh, Luna dan Sania menghentikan langkahnya.
"Apakah mereka mengejar?" tanya Luna seraya menoleh kebelakang.
"Tidak. Mereka tidak mengejar," jawab Sania dengan senyuman lebar.
"Ahfu~ syukurlah."
Sania yang melihat kepanikan Luna membuat nya tertawa kecil, "Hihi~ Saat panik kamu lucu, Luna."
"Bagaimana tidak panik, San? Aku bisa menebaknya. Mereka pria kuliahan 18+ yang biasa ada di komik-komik itu. Hii~ itu membuat ku geli."
Jawaban Luna itu membuat Sania semakin tertawa kecil begitu juga Luna.
Tak lama kemudian, Luna menyadari kalau mall itu sangat ramai di satu titik tengah.
"Ada apa disana?" tanya Luna.
"Ku dengar lagi ada pemotretan artis. Serara dan Lee Min," jawab Sania.
Luna mengerutkan keningnya dan bertanya lagi, "Siapa mereka?"
Respon Luna itu membuat Sania menghela nafas panjang.
"Fhu~ Luna, mereka tuh selebritis film. Apa kamu tidak pernah mendengar atau melihat nya?"
"Oh, Film. Aku tidak pernah tertarik menonton film. Mending baca komik atau novel. Kisah mereka lebih nyata dibanding film."
"Aish ... Kamu tuh. Yasudah. Kita pulang saja. Lagi pula kita sudah tidak bisa membeli pakaian."
Sania menarik Luna dan melanjutkan langkah mereka.
Disisi lain, pemotretan selebritis itu tidak sedang berjalan lancar. Fotografer terkenal, Ivan sedang kesal lantaran Serara tidak kunjung datang.
"Sialan! Kemana sih tuh cewe!"
Lee Min yang mendengar itu, dia sontak menghampiri Ivan.
"Mas Ivan, apakah lebih baik kita cari relawan saja? Sehabis ini juga aku ada syuting."
"Iya. Tapi untuk mencari wanita biasa yang cocok berfoto dengan mu itu sangat sulit.
Sesaat Lee Min bicara dengan Rio, semua penonton sontak antusias.
"Dia Lee Min."
"Kya! Tampan nya!"
"Dia lebih tampan dibandingkan di televisi."
...
Puji-pujian para penonton wanita yang melihat aktor tersebut.
Luna dan Sania tidak begitu mempedulikan nya dan terus melangkah.
Meski begitu, Ivan yang sedang mencari wanita yang cocok untuk pemotretan langsung menemukan sosok Luna.
"Ketemu."
Ivan dan Manager nya langsung menghampiri Luna dengan berdiri dihadapan Luna juga Sania. Hingga membuat langkah Luna dan Sania berhenti.
"Ada apa?" tanya Sania.
Luna pun juga menatap Ivan yang berdiri dihadapan nya.
Ivan yang melihat wajah Luna sontak terpesona dan langsung memegang kedua bahu Luna.
"Mbak, mau kah mbak menjadi relawan untuk pemotretan dengan Lee Min?!" ajak semangat Ivan.
Mendengar itu, Luna sedikit bingung.
"Eh? Relawan?"
Sania yang mendengar itu sontak memegang tangan Ivan.
"Jangan sembarang menyentuh nya! Aku manager nya. Kalau mau minta sesuatu katakan kepada ku!" ucap Sania dengan dingin.
Luna yang mendengar itu sontak menoleh kearah Sania, "Eh? Manager?" gumam Luna.
Ivan tersenyum kecil. Lalu, dia melepaskan tangan dan bahu Luna. Setelah nya, dia menghadap Sania.
"Jadi, Mbak Manager. Apakah boleh menjadikan atasan anda ini menjadi Relawan?"
"Tentu saja," jawab Sania dengan senyuman kecil.
Melihat itu, Luna sontak terkejut dengan jawaban sahabat nya, "Eh?!"
Luna pun diajak ke ruang ganti dan memulai pemotretan dengan aktor yang bernama Lee Min.
Awalnya Lee Min bersikap dingin dengan Luna namun, selama proses pemotretan Lee Min malah terpesona.
Setelah satu jam pemotretan, Luna pun duduk di kursi tunggu yang mana ada Sania.
"Fhu~ Lelahnya."
Dengan ucapan santai, Sania meledek Luna.
"Selamat, Luna! Sekarang, kamu sudah menjadi selebritis."
"Selebritis apa? Ini kan karena kamu yang meminta ku ikut acara aneh seperti ini," jawab santai Luna.
Sania tertawa kecil, "Tapi, aku perhatikan. Kalau, Luna memang cantik bahkan melebihi artis."
"Haha ~ Masa sih. Kamu terlalu berlebihan," ucap Luna dengan tawa kecil.
Tak lama kemudian, Lee Min datang dan menyapa Luna seraya memberikan air.
"Untuk pertama kali, kamu pasti gugup."
Mendengar itu, Luna dan Sania sontak menghentikan pembicaraan dan menoleh kebelakang yang mana Sania sontak terkejut. Lalu, langsung mengambil sikap untuk menyingkirkan diri.
"Luna, aku ke kamar mandi dulu."
Sania beranjak diri dan pergi meninggalkan Luna.
"Eh? Sania?"
Lee Min tersenyum dan dia pun meminta izin Luna.
"Boleh kah aku duduk?"
Luna menghela nafas panjang, "Ahufuu~ Terserah lah."
"Terimakasih," jawab Lee Min yang langsung duduk disamping Luna.
"Ngomong-ngomong, Aku Lee Min. Kalau kamu?"
"Luna," jawab malas Luna.
"Ekspresi malas mu ternyata tetap cantik, Luna."
"Aish ... Dasar gombal," jawab Luna dengan senyuman kecil.
Tak lama kemudian, Serara datang dengan rasa tidak bersalah.
"Ivan, ayo kita mulai pemotretan nya!"
"Maaf, Serara. Kami sudah selesai, kamu bisa kembali!" ucap ketus Ivan.
Serara yang mendengar itu sontak marah, "Hah?! Pulang? Apa maksudnya?"
"Seorang relawan sudah mengganti mu! Sudah sana pulang saja!" seru Ivan.
Jawaban Ivan membuat Serara semakin kesal dan dia sontak menoleh kearah Luna. Lalu, menghampiri nya.
"Kamu kah wanita kampungan yang menganti ku. Wajah mu bahkan tidak ada cantik-cantik nya!" umpat Serara.
Luna tidak marah, dia malah menghela nafas panjang.
"Fhu~ Datang lagi, orang yang kurang menyenangkan," batin malas Luna.
Nafas panjang Luna itu disalahartikan oleh Serara yang membuat nya semakin kesal.
"Kamu ambil nafas di depan ku. Kurang ajar!" seru Serara seraya melesatkan tamparan ke arah Luna.
Melihat itu, mata Luna sudah awas dan hendak menangkap tamparan tersebut. Akan tetapi, Lee Min yang ada disamping Luna sontak menangkap tangan itu.
"Oi, Serara. Ini bukan salah nya. Ini salah mu sendiri. Pergilah! Sebelum karier mu semakin jatuh oleh kamera amatir," ucap dingin Lee Min.
"Cih! Aku ngerti," gumam Serara seraya melepaskan tangan nya.
Setelah itu, Serara berbalik badan sambil mengancam Luna.
"Wanita kampung. Awas ya Lu! Ini belum berakhir."
Luna tersenyum kecil dan menjawab nya.
"Iya. Datang lah! Aku menunggu mu."
"Cih!" respon kesal Serara.
Beberapa saat kemudian, acara pemotretan selesai yang mana Ivan memberikan banyak pakaian kepada Luna namun, semua pakaian itu diberikan kepada Sania dan Luna juga Sania kembali pulang.
Keesokan harinya, di Imperial Apartment. Luna mendapatkan laporan kalau pada hari ini, datang penghuni baru yang tinggal di sana. Namun, awalnya Luna tidak menanggapi nya sampai di restoran untuk sarapan.
Seorang Pria dengan suara yang tidak asing menyapa Luna.
"Selamat pagi, Luna!"
Mendengar itu, Luna sontak menoleh dan terkejut.
"Kamu Lee Min kan? Ngapain kamu disini?" tanya Luna.
"Ya tentu saja untuk sarapan. Lagipula aku tinggal disini. Jadi, tidak ada salah donk sarapan disini," jawab Lee Min dengan senyuman kecil.
"Eh?!"
...■▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎■...
prestasi non akademik nàik.......
.. asyik lho