NovelToon NovelToon
Sebatas Ibu Pengganti?

Sebatas Ibu Pengganti?

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Pengganti / Cerai / Penyesalan Suami
Popularitas:8.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: D'wie

Hati siapa yang tak bahagia bila bisa menikah dengan laki-laki yang ia cintai? Begitulah yang Tatiana rasakan. Namun sayang, berbeda dengan Samudera. Dia menikahi Tatiana hanya karena perempuan itu begitu dekat dengan putri semata wayangnya. Ibarat kata, Tatiana adalah sosok ibu pengganti bagi sang putri yang memang telah ditinggal ibunya sejak lahir.

Awalnya Tatiana tetap bersabar. Ia pikir, cinta akan tumbuh seiring bergantinya waktu dan banyaknya kebersamaan. Namun, setelah pernikahannya menginjak tahun kedua, Tatiana mulai kehilangan kesabaran. Apalagi setiap menyentuhnya, Samudera selalu saja menyebutkan nama mendiang istrinya.

Hingga suatu hari, saudari kembar mendiang istri Samudera hadir di antara carut-marut hubungan mereka. Obsesi Samudera pada mendiang istrinya membuatnya mereka menjalin hubungan di belakang Tatiana.

"Aku bisa sabar bersaing dengan orang yang telah tiada, tapi tidak dengan perempuan yang jelas ada di hadapanku. Maaf, aku memilih menyerah!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9. Amarah Raya

Dengan tergesa, Samudera turun dari dalam mobil. Kemudian ia memutar mobilnya dan membuka pintu samping secara perlahan. Samudera melepas seat belt di car seat sang anak kemudian menggendongnya. Samudra terpaksa membawa Ariani ke rumah mendiang ibu mertuanya. Di rumah itu tidak ada seorang pun. Selama ini mereka hanya tinggal bertiga. Alhasil, Samudera kembali memboyong Ariani yang sedang tertidur ke mobil dan membawanya ke rumah mendiang ibu Tatiana.

Mendengar suara mobil menderu di depan rumah, ayah Samudera pun memilih membuka pintu. Ia tidak terkejut sama sekali melihat kedatangan sang putra. Justru ia akan semakin marah bila tidak melihat kedatangan Samudera malam itu. Bagaimanapun, Tatiana merupakan istri Samudera. Sudah sepantas dan sewajibnya ia mendampingi Tatiana di saat-saat terendah seperti ini.

Ayah Samudera ingin mengabaikan kedatangan Samudera, tapi ia pun tidak tega melihat sang cucu yang sedang terlelap dalam gendongan Samudera.

"Sini, biar Ana sama papa, kau tengoklah Tiana. Keadaannya sangat menyedihkan. Papa benar-benar tak tega melihatnya," ujar ayah Samudera lirih sambil mengambil alih Ariana dari gendongan Samudera. Terlihat jelas raut kesedihan dan kelelahan di wajah tua sang ayah.

Samudera pun mengangguk. Setelah Ariana berada dalam gendongan sang ayah, Samudera pun segera beranjak hendak menuju kamar Tatiana. Samudera pernah menginap di sana saat awal-awal menikah jadi ia sudah tak asing lagi dengan rumah mendiang ibu mertuanya itu. Apalagi rumah itu tidak begitu besar jadi tidak sulit untuk menemukan kamar Tatiana.

Setelah menemukan kamar Tatiana, Samudera pun memegang handle pintu dan mendorongnya, di saat bersamaan pintu itu tertarik dari dalam. Samudera sempat terkejut. Ia pikir itu Tatiana, tapi ternyata yang muncul dari balik pintu adalah Raya.

"Mau apa kau datang kemari?" desis Raya pelan seraya menepis tangan Samudera agar lepas dari handle pintu.

Dahi Samudera mengernyit. Samudera merasa tidak mengenal Raya. Raya memang hadir di pernikahan Tatiana dan Samudera, tapi karena Samudera tidak menginginkan Tatiana, ia pun abai dengan orang-orang di sekelilingnya.

"Kau siapa? Aku ingin melihat keadaan istriku," tukas Samudera dingin. Wajahnya terlihat kesal dengan sikap Raya padanya.

Raya menutup pintu rapat sambil terkekeh sinis.

"Istrimu? Jadi kau masih ingat kalau Tiana itu merupakan istrimu? Kau sebut dia istri, tapi dimana kau saat ia membutuhkanmu? Di mana kamu saat ia bersedih mendengar kabar ibunya masuk rumah sakit? Dimana kau saat ia membutuhkan sandaran? Dimana kau saat dunianya runtuh karena kepergian ibunya? Bahkan di saat-saat terakhir ibunya pun kau tak ada. Saat pemakaman pun kau tak hadir. Suami macam apa kau? Suami macam apa yang membiarkan istrinya terpuruk seorang diri? Suami macam apa, coba jelaskan?" pekik Raya dengan suara tertahan. Ingin rasanya ia berteriak sekencang mungkin, tapi Tatiana baru saja tertidur. Tak tega rasanya ia membuat tidurnya terganggu.

Samudera terdiam. Ia bungkam. Tak tahu harus mengatakan apa sebab apa yang Raya katakan semuanya benar.

"Jangan halangi jalanku! Tak perlu ikut campur, aku ingin bertemu Tiana. Aku minta kau segera menyingkir!" ucap Samudera perlahan. Tak baginya penting merespon makian Raya, yang ingin ia lakukan sekarang hanyalah bertemu Tatiana.

"Dia baru saja tertidur. Aku minta kau jangan mengganggunya," ucap Raya dingin.

"Aku tidak akan mengganggunya. Aku hanya ingin melihatnya," desis Samudera geram sebab Raya seolah-olah ingin menghalangi dirinya bertemu Tatiana.

Raya mendengus.

"Dasar suami tak peka," umpatnya kesal. Raya lantas menggeser tubuhnya. Sebelum berlalu, ia kembali membalikkan badannya.

"Kalau kau ingin mengajak anakmu dan saudara kembar mendiang istrimu itu pergi, setidaknya kau mengabari Tiana terlebih dulu. Kalau kau memang tidak mencintainya, setidaknya hargai keberadaannya. Ingat, Tiana bukan baby sitter anakmu."

Usai mengatakan itu, Raya pun segera berlalu. Samudera tertegun di tempatnya. Ia ingat, siang tadi Triani menjemput Ariana tanpa sepengetahuannya lalu membawanya ke rumah sakit. Triani mengatakan Ariana ingin sekali jalan-jalan ke water park. Kebetulan ia tidak memiliki jadwal siang itu. Awalnya Samudera ingin pulang lebih awal, namun karena Ariani ingin pergi ke water park, Samudera pun tidak bisa menolak. Sudah lama memang ia tidak mengajak Ariani jalan-jalan. Ariani lebih sering bepergian dengan Tatiana.

Samudera mengusap wajahnya kasar. Seharusnya ia mengabari Tatiana terlebih dahulu. Ia yakin tadi Tatiana kebingungan mencari keberadaan Ariana. Lalu saat Tatiana menelpon, ia seharusnya meminta maaf, bukan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Ia yakin, Tatiana pasti amat sangat kecewa padanya.

Samudera menghela nafas kasar. Ia harap Tatiana mau mendengar penjelasannya dan memaafkannya.

Samudera masuk ke kamar Tatiana secara perlahan. Setelah pintu tertutup, ia mendekati ranjang Tatiana. Kamar itu tampak temaram. Tampak Tatiana sedang meringkuk bagai janin di atas ranjang. Samudera lantas duduk di samping Tatiana. Wajah Tatiana yang sembab dan hidung yang memerah menunjukkan betapa Tatiana merasa sedih sekaligus hancur. Tapi dengan bodohnya ia justru tidak berada di sisi Tatiana hari itu.

Samudera menyesal. Ia bagaikan suami terjahat sedunia. Padahal ia sudah berjanji akan berubah, tapi ia justru kembali mengabaikan keberadaan Tatiana. Lebih-lebih ia pun tidak mendampingi saat Tatiana sedang berduka.

"Maafkan Mas, Tiana. Mas tahu, kau pasti benar-benar kecewa dengan sikap Mas. Semoga kau mau memaafkan, Mas," ucapnya sambil merapikan helaian rambut Tatiana yang jatuh di depan wajah.

Karena kelelahan, Samudera pun ikut naik ke atas ranjang dengan perlahan. Diangkatnya kepala Tatiana dengan pelan lalu dibaringkannya di atas lengannya. Dipeluknya pinggang Tatiana. Lalu dengan perlahan, Samudera pun ikut memejamkan mata.

...***...

Adzan subuh berkumandang, membuat mata Tatiana mengerjap pelan. Rasa pusing seketika menyergap. Mungkin karena kelelahan dan terlalu banyak menangis membuat tubuhnya terasa tidak baik-baik saja.

Saat matanya sudah terbuka sempurna, Tatiana membelalakkan mata. Ia baru sadar ternyata semalam Samudera pulang dan tidur di sampingnya sambil memeluk tubuhnya.

Tatiana lantas beranjak dengan perlahan. Ia harus melaksanakan shalat subuh. Meskipun dengan kepala yang sedang berdenyut nyeri.

"Mengapa kau tidak membangunkan, Mas?" tanya Samudera saat melihat Tatiana sudah melipat sajadahnya.

Tatiana menoleh sejenak, kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya tanpa menghiraukan pertanyaannya.

Melihat Tatiana mengabaikannya, Samudera hanya menghela nafas pasrah. Ia sadar, Tatiana sedang marah padanya.

...***...

"Tiana, kau mau sarapan?" tawar Samudera sambil berdiri di belakang Tatiana yang sedang duduk menghadap jendela kaca kamarnya. Ayah dan ibu Samudera telah pulang terlebih dahulu. Begitu pula Raya sebab ia harus membuka cafenya.

Tatiana menggeleng.

"Tapi kata mama kamu belum makan sejak semalam. Ayolah, kita makan ya! Ana sudah menunggu di meja makan. Tadi mama sudah membuatkan sarapan sebelum pergi," ujar Samudera terus membujuk.

"Mas berangkat kerja saja. Mas juga bisa membawa Ana ke rumah mbak Triani. Tinggalkan saja aku sendiri. Aku sedang ingin sendiri," ucap Tatiana dingin membuat Samudera tertegun.

"Tiana, kau marah pada, Mas? Maafkan Mas karena kemarin ... "

"Pergi, Mas! Aku mohon, tinggalkan aku sendiri. Tolong!" lirih Tatiana lagi.

Samudera masih ingin membujuk, tapi panggilan dari Ariana membuatnya mengurungkan niatnya.

"Ayah, ayo kita pulang. Ibu udah di rumah mau anter Ana ke sekolah," ujar Ariana sambil menarik-narik lengan sang ayah. Ia melirik Tatiana sebentar, lalu kembali menarik-narik lengan ayahnya dengan bibir mencebik.

"Sekolahnya libur dulu ya, Nak. Kan nenek baru meninggal kemarin. Kita di sini dulu, ya," bujuk Samudera.

Ariana terkejut mendengarnya, "nenek meninggal?"

Samudera mengangguk, "mau kan?"

"Tapi ibu sudah menunggu, Yah. Kasian ibu nungguin kita sendirian."

"Tapi ... "

"Pergilah, Mas. Biarkan aku sendiri. Aku tak apa. Aku sudah biasa."

...***...

...HAPPY READING ❤️❤️❤️...

1
Restie Manies
Luar biasa
Restie Manies
Lumayan
Juniarsih Hariany
Luar biasa
Anonymous
wkwkkwkw bmkg dibawa2
Anonymous
ok
marti 123
Kecewa
marti 123
Buruk
Nur Aini
Luar biasa
Novie Achadini
betizen Jarinya lebih tajam dari siket thor
Ara Dhani
Terlambat sam
Larasati
Luar biasa
Larasati
Lumayan
Marwati Laissa
karma mama WITA wanita suka mnghina wanita penghianat yahh gitu dehhh
Ari_nurin
bulshit 😏😏
Ari_nurin
iya .. mampus aja kamu .. mati aja .. suami laknat .. 😡😡😡
Ari_nurin
basi .. lagian jg ana jg ga sayang sayang jg dg bunda nya .. nyatanya bs dibujuk Tante nya buat bujuk ayah nya ke Waterboom tanpa mengajak bundanya .. aneh aja .. hrs nya klu dekat ya pergi dg mengajak bundanya .. jd ga suka dg ana jg .. apalagi Ama bapaknya yg pecundang ini. 2th hanya manfaatkan Tiana diranjang aja .. bodoh jg tiana nya .. nyesek jd emosi ..
Marwati Laissa
aiossss masa Iyya cmn 3 bulan dah mau d ketemukan SM Tatiana gak adil dong Thor bagus bertahun tahun gitu sperti sikap SM k Tatiana selama 2 tahun..Bru 3 bulan sam dah hancur hehehhehe
Marwati Laissa
raya sahabat sejati...coba klu gak meningggoi ibu Tatiana lanjut dahhh selingkuhin Tatiana🤣🤣
Marwati Laissa
woowww rupax hampir selingakuh...swnang2 sj dgn wanita lain tu sdah SM dgn selingkuh samudra apalgi emang punya niat selingkuh...trus istri berduka malah d tinggal waduhh lengkapppp wessss🤣🤣
Marwati Laissa
mampus samudra...itukan maumu biar sfiana pergi Krn gak d anggap emang enak d tinggalin mna anak sakit...wahhh selamat yah samudra dlm penyesalan
ksi lama2 yahh thir Tatiana pergi🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!