Alea baru mengetahui dirinya hamil saat suaminya telah pergi meninggalkannya. Hal itu di sebabkan karena sang suami yang kecewa terhadap sikapnya yang tak pernah bisa menghargai sang suami.
Beberapa bulan kemudian, mereka kembali bertemu. Suami Alea kini menjadi seorang CEO tampan dan sukses, suaminya secara tiba-tiba menemuinya dan akan mengambil anak yang baru saja dia lahirkan semalam.
"Kau telah menyembunyikan kehamilanmu, dan sekarang aku datang kembali untuk mengambil hak asuh anakku darimu,"
"Jangan hiks ... aku ... aku akan melakukan apapun, tapi jangan ambil putriku!"
Bagaimana selanjutnya? apakah Ady yang merupakan suami dari Alea akan mengembalikan putrinya pada ibu kandungnya? ataukah Ady akan mengambil putri Alea yang baru saja dia lahirkan semalam?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30: Dion
"Makanannya enak?" tanya Ady pada Alea yang asik memakan steak nya.
Alea mengangguk, tadi setelah mereka berbelanja Ady mengajak Alea untuk makan siang. Berhubung Alea sudah lapar, mereka pun makan siang di resto dalam mall.
"Habis ini langsung pulang kan?" tanya lagi Alea.
Ady menggeleng, Alea yang melihat hal itu menatap tak suka.
"Udah siang loh, Ara pasti capek mas," ujar Alea.
"Aku ada urusan ketemu dengan kolegaku, sebentar lagi dia sampai kok. Hanya sebentar, tidak sampai satu jam," ujar Ady.
Alea mencebikkan bibirnya, dia sudah sangat rindu dengan kasurnya. Namun, Ady malah menghambat waktu rebahannya.
Ady melirik stroller Ara, ternyata putrinya tidak juga tertidur. Mungkin tempat ini ramai, sehingga sang putri hanya bermain dengan balon yang Ady belikan untuknya.
"Permisi, tuan Ady?"
Ady tersentak, dia langsung menolehkan kepalanya. Tersadar jika orang yang menyapanya adalah kolega yang ia tunggu, Ady pun berdiri dan berjabat tangan dengannya.
"Maaf tuan Bram, kebetulan saya berada disini bersama istri dan anak saya sekalian kita meeting disini tidak papa?" tanya Ady.
"Tak masalah tuan," ujar Bram.
Ady mengajak Bram untuk duduk di kursi lain, sementara Alea sudah kesal karena suaminya itu mengulur waktu pulang.
"Kau lihat sayang? ayahmu itu masih sempat mengurus pekerjaan saat kita sudah merindukan kasur," ujar Alea pada Ara.
Ara tertawa lebar, dia menendang kakinya yang Ady ikatkan tali balon. Sehingga balon itu tampak bergerak bersamaan dengan kaki Ara yang terus bergerak.
"Alea,"
Serasa ada yang memanggil, Alea pun menolehkan kepalanya. Keningnya mengerut kala melihat sosok pria yang berjalan mendekatinya.
"Dion?" kaget Alea.
"Alea, akhirnya aku bertemu denganmu. Apa kau tahu? aku sangat merindukanmu," ujar Dion dan duduk berhadapan dengan Alea.
Alea melirik meja Ady, tampak pria itu tengah serius berbincang dengan tuan Bram.
"Dion, apa yang kau lakukan disini? Cepat pergi dari sini," ujar Alea yang tampak panik.
"Ada apa denganmu? sebelumnya kau selalu senang ketika bertemu denganku," heran Dion.
"Sekarang keadaannya udah beda Dion, kita tidak bisa seperti dulu. Cepatlah pergi!" titah Alea.
Dion menatap Alea tak percaya, biasanya wanita itu selalu menghampirinya dengan senyum. Sekarang, wanita itu malah menyuruhnya untuk pergi?
"Dion ku mohon mengertilah, aku tak sendiri. Ada suamiku disini, aku takut dia salah paham," ujar Alea dengan nada memohon.
"Bukankah kita sudah biasa? suamimu juga sering lihat kita jalan berdua dan dia tetap mempertahankanmu, bagus jika dia menceraikanmu dan kita akan segera menikah," ujar Dion dengan mudahnya.
Alea sungguh geram dengan Dion, pria itu sepertinya sudah kehabisan akal.
"Kau gila!" desis Alea.
"Aku gila tanpa mu babe,"
Alea serasa ingin muntah mendengar panggilan Dion, padahal saat mereka dekat Dion tak seperti ini.
"Cepat pergi Dion!" sentak Alea sambil memperhatikan Ady yang belum melihatnya.
"Eooo, Eoo ... AAAA,"
Netra Dion beralih pada Ara, dia menatap Alea kembali.
"Bayi siapa ini Alea? ku rasa kau belum hamil," ujar Dion.
"Bayiku! ini bayiku dengan suamiku dan jangan menggangguku lagi! cepat pergi sana sebelum pisau steak ini melayang kepadamu!" sentak Alea.
Dion Tak menghiraukan sentakan Alea, dia mengamati wajah Ara yang terbilang sangat cantik.
"Warna matanya beda denganmu dan suamimu, apa ada pria selingkuhanmu selain aku?" tanya Dion dengan nada menyindir.
"Selingkuhan palamu! sejak kapan aku menganggapmu selingkuhanku? dasar pria tidak bermoral!" marah Alea.
Dion terkekeh pelan, dia menjadi tambah menyukai Alea karena merasa tertantang dengan sikap berani wanita itu.
"Jika aku berkata pada suamimu kalau bayi ini putriku mungkin dia akan percaya bukan? secara kita kan pernah dekat," tanya Dion sambil menaik-turunkan alisnya.
"Kulit putriku putih, Sedangkan kamu sawo matang. Bahkan anak kecil bisa melihat yang mana susu dan yang mana kopi," sinis Alea.
Dion tersenyum, Alea sangatlah pintar untuk dia ancam. Netranya kembali melihat Ara yang sepertinya menatap dia tidak suka.
Dion akan mengelus pipi bulat putih itu, tetapi tangannya terhenti akibat tangan kekar yang menahan tangannya.
"Jangan sentuh putriku dengan tangan kotormu!"
Suara dingin dan tegas itu membuat Alea dan Dion terkejut, mereka menatap Ady yang tengah menatap Dion dengan amarah yang tertahan.
"Tuan Ady?" bingung Dion karena saat ini Ady mengenakan pakaian mahal dan Dion tidak tau jika itu adalah suami Alea.
"Saya putra, suami dari wanita yang kau godai. Memang seharusnya kuman sepertimu harus di basmi karena bisa saja menyakiti rumah tangga seseorang," tekan Ady dan menghempaskan tangan Dion lumayan kencang.
Dion menatap Ady tak percaya, dia berdiri sehingga tinggi dia dan Ady hampir sejajar.
"Tidak mungkin," gumam Dion.
"Cepat pergi dari sini, apa kau tak malu mendekati istri orang?!" ucap Ady.
Dion menatap sekeliling, ternyata para pengunjung resto telah menatap dirinya dengan tatapan mengejek. Dion pun mengepalkan tangannya dan segera keluar dari resto tersebut.
Alea bangkit dari duduknya, dia takut jika Ady memarahinya.
"Kau diam disini, aku masih harus selesaikan meetingku," pinta Ady dan kembali ke mejanya.
Alea hanya bisa mengangguk, dia kembali duduk dan menatap Ady yang kembali berbincang dengan tuan Bram.
"Eekhhh, eekhheee,"
Alea mengalihkan pandangannya, sepertinya Ara mengantuk. Alea pun mengambil Ara dari strollernya dan menimangnya pelan.
Namun, Ara tetap saja menangis. Sepertinya bayi kecil itu sangat mengantuk, tetapi Alea belum bisa memberikan Asi sebab disini tempat ramai.
"Sabar yah," ujar Alea.
Alea pun beranjak menuju kamar mandi, dia meninggalkan ponsel serta tasnya di meja makan miliknya.
Ady yang telah selesai meeting pun menjabat tangan tuna Bram, setelah tuan Bram pergi Ady pun kembali ke meja istrinya.
"Loh, Alea mana?" gumam Ady.
Sedangkan Alea, wanita itu tengah menyusui putrinya di dalam toilet. Dia menimang sebentar Ara dan bayi itu akan segera tertidur.
Alea mendengar seseorang berbicara mengenai jenis obat yang tidak dia mengerti, Alea pun hanya cuek soal itu.
Tak!
Netra Alea melihat sebuah kartu nama yang terjatuh di depan pintu toiletnya. Berhubung pintu tidak menutup semua, sehingga celah di bawah pintu toilet sedikit terbuka.
"Apa kau yakin disini tidak ada orang?"
Alea tersentak, dia pun menaiki kakinya agar mereka tak tahu keberadaannya di salah satu bilik toilet.
"Tenang saja, aku sudah memeriksanya tadi. Cepat kau taruh obat itu pada minuman perempuan yang datang bersamaku di meja no 9, dan pastikan dia meminumnya,"
Alea dapat mendengarnya, suara wanita itu membuat tubuh Alea sedikit takut. Bukan takut karena dirinya akan di celakai, tetapi takut jika wanita itu berhasil mencelakai orang dan mengancam yang lain.
"Keluar gak yah?" batin Alea.
Tak lama terdengar suara ketukan sepatu menjauh, Alea menghela nafas lega dan segera keluar dari dalam toilet. kakinya menginjak kartu nama, Alea pun segera mengambilnya.
"Ini kartu nama orang tadi?"
Cukup lama Alea mengamati kartu itu hingga suara kericuhan pun terjadi. Alea langsung keluar dari kamar mandi dan melihat seseorang yang tengah menahan tubuh seorang remaja wanita yang berbaring dengan mulut berbusa.
"Alea kau dari mana saja? mas panik mencarimu, ayo cepat kita pulang," ujar Ady yang datang di hadapan Alea dan membawa istrinya pergi.
Sementara Alea hanya menggenggam erat kartu nama yang dia dapat kan tadi.
**Likenya jangan sampe ketinggalan🥶🥶🥶
Sertakan komen untuk menyemangati author😘😘😘😘**
alea &ady 👍👍👍
Barulah crita mreka remaja.
Dan crita ttg Bela.
Apkh Bela mempunyai watak buruk?
yaitu dia ahirny jdi seorang pelakor?
Trimksih Author critany yg membuat Sy terhibur.