Kisah perjuangan seorang anak manusia yang berusaha bangkit meskipun dunia tidak menghendakinya.
Kelahirannya dianggap pembawa sial dan bala bencana bagi keluarga nya,ibunya meninggal saat melahirkannya,dan sang ayah yang sangat mencintai istrinya itu,menganggap sang anaklah pembunuh istrinya,sehingga memendam dendam kesumat luar biasa.
Dengan berbagai tekanan dan siksaan,dia berusaha bangkit melawan takdir nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pukulan Sejati Inti Semesta.
Akhirnya Shin Liong memutuskan untuk kekota Li Cuan sekedar untuk menjenguk Siau Ji nya,atau kalaupun Siau ji nya tidak ada di Li Cuan, dia akan terus ke kota Tiang Lun untuk menjenguk Siau Ji nya, rasa rindu di hati nya sudah tak tertahankan lagi.
Tetapi sebelum berangkat ke kota Li Cuan, terlebih dahulu dia ingin menjenguk kakek Po Peng dan nenek An Ning di perguruan Rajawali emas.
Maka pagi pagi berikut nya,sebelum panas terik, Shin Liong segera berjalan kearah perguruan Rajawali emas.
Karena tidak ingin membuat ke hebohkan di tempat itu,dia memutar lewat pintu belakang tempat nya dulu sering keluar mencari kayu bakar.
Setelah melewati pintu belakang,dia melihat kakek Po Peng yang sudah semakin menua itu sedang membelah kayu bakar di halaman rumah nya.
"Kakek !".
Terdengar suara memanggil kakek Po Peng dari arah pintu belakang tembok perguruan.
Kakek Po Peng berdiri dan menoleh kearah suara memanggil nya.
Di kucek nya mata nya beberapa kali,lalu pipi kempot nya dia tepuk beberapa kali pula.
"Kau cucu ku,oh Dewata agung,ini benar benar cucu ku" kata kakek Po Peng sambil memeluk tubuh Shin Liong dengan erat nya, "ternyata perasaan ku benar,kau masih hidup,oh,kau masih hidup cucu ku!"...
Nenek An Ning berjalan keluar dari rumah kecil itu setelah mendengar suara ribut ribut di luar pondok.
Ketika sudah berada di pintu rumah,dia tegun sesaat melihat dua manusia beda generasi itu saling berpelukan.
"Nenek,lihatlah,cucu kita sudah kembali dengan selamat,kini dia sudah menjadi seorang remaja yang sangat gagah nek!" kata kakek Po Peng gembira.
Nenek An Ning yang melihat itu juga merasa gembira sekali,anak kecil yang dulu masih berusia tujuh tahun,kini telah menjadi seorang remaja empat belas tahun yang gagah.
Dengan setengah berlari,nenek An Ning memeluk Shin Liong sambil menangis terharu, bocah kecil yang dahulu disiksa dan hampir di bunuh itu kini hadir kembali sebagai seorang remaja tanggung yang gagah.
Tetapi di balik rasa gembira nya itu,terselip pula rasa sedih,was was,serta ketakutan nya.
Dia tahu,meskipun tidak memiliki kesalahan apa pun juga,sangat banyak manusia yang menghendaki kematian anak remaja itu.
"Ah syukurlah kau selamat nak,nenek bahagia sekali,ayo cepatlah masuk ke dalam rumah,jangan sampai ada yang melihat mu,ayo ayo"ajak nenek An Ning.
Didalam rumah,nenek An Ning menyajikan teh harum dan beberapa potong singkong rebus untuk Shin Liong.
"Nenek,kakek, terimakasih sudah menyambut saya dengan hangat, saya hanya mampir sebentar, sekedar ingin mengetahui kabar kakek dan nenek saja,juga sedikit mengobati rasa rindu di hati nek"kata Shin Liong sambil memasukan sepotong singkong rebus kedalam mulut nya.
"Nak,....eh ketiga Mou bersuara yang dulu mencelakai diri mu itu, sudah di keluarkan dari perguruan ini,tetapi sebulan kemudian mereka kembali,atas desakan tuan besar Zhang,perguruan terpaksa menerima mereka kembali nak,jadi kalau bisa jangan lama lama disini nak,nenek takut mereka membuat masalah kembali dengan mu,cukup kejadian yang dahulu menjadi pelajaran berharga bagi kita nak, kita orang kecil,akan selama nya tertindas, cuma pasrah dan sabar lah harta terakhir kita satu satu nya nak" nasihat nenek An Ning untuk Shin Liong .
"Nek,,kek,nama ku Shin Liong,mulai sekarang kalian panggil aku Shin Liong ya nek,nama itu pemberian sahabat ku seekor Naga Emas, yang sudah memberikan jiwa nya untuk kehidupan ku kek" kata Shin Liong menjelaskan.
"Shin Liong,ah nama yang indah dan sarat makna nak,Shin Liong (Jiwa Naga), semoga jiwa mu sekuat dan sehebat jiwa Naga nak"kata nenek An Ning sambil menuangkan kembali teh harum ke cangkir Shin Liong .
Tanpa mereka sadari, sedari awal kedatangan Shin Liong kerumah kakek Po Peng ,dua pasang mata mengintai dari kejauhan.
Setelah sangat yakin bahwa anak remaja yang mereka lihat itu benar benar bocah Si Chun dulu,mereka segera bergegas menemui Mou Fang Liuo sebagai komandan kelompok mereka.
"Hei tuan. muda Liao, tahukah kamu jika bocah Si Chun yang dulu itu, kini ada di rumah kakek Po Peng ,sedang berbincang bincang dengan kakek Po Peng"kata salah seorang dari pemuda itu.
Kini Mou Fang Liuo sudah menjadi remaja berusia delapan belas tahun,berparas cukup tampan dan berkepandaian cukup tinggi,sedangkan Mou Fang Liu adik nya juga sudah menjadi remaja tanggung berusia enam belas tahun.
Sementara itu Mou Yi Hua sudah menjadi seorang gadis kecil berusia empat belas tahun.
Masalah kepandaian Meraka,jangan tanya,mereka anak orang kaya serta cucu dari tetua perguruan,jadi untuk mendapatkan sumber daya,sangatlah mudah nya,sehingga di usia mereka sekarang ini,mereka sudah menduduki tingkat kultivasi yang terbilang tinggi untuk orang seusia mereka.
Mou Fang Liuo sudah berada di alam Ksatria tingkat menengah,dan adik nya Mou Fang Liu berada di alam Ksatria tingkat awal,serta adik bungsu mereka Mou Yi Hua berada di alam Taruna tingkat sempurna.
Mou Fang Liuo bangkit berdiri,semenjak hampir dikeluarkan dari perguruan,dia menaruh dendam kesumat yang besar kepada Shin Liong yang dia kenal sebagai Si Chun itu.
Begitu pula dengan Mou Fang Liu sangat mendendam kepada Shin Liong atau Si Chun itu.
Sedangkan Mou Yi Hua membenci Shin Liong tanpa dia sendiri tahu sebab musabab nya.
Kadang kadang hati kecil nya bertanya,untuk apa dia benci dengan bocah malang itu, sedangkan bocah itu tidak pernah sekalipun menjahati diri nya.
Disela sela kesadaran nya,dia menyesal telah membuat bocah itu menderita cuma karena ke bohongan nya semata.
Tetapi di sisi lain,sebagai seorang yang hidup bergelimang harta dan kemewahan serta kemanjaan, dia selalu menginginkan orang lain menjadikannya sebagai seorang ratu yang di puja puja semua orang, di istimewa kan, dan di layani, tidak seperti Si Chun yang teramat acuh kepada nya.
Fang Liuo dan Fang Liu bergegas berdiri dan melangkah keluar dari asrama mereka menuju ke arah belakang perguruan itu.
Mou Yi Hua yang melihat kedua kakak yang tergesa gesa berjalan ke belakang perguruan, segera menyusul dari jauh,dia takut kedua kakak nya itu menyakiti kakek Po Peng dan nenek An Ning seperti beberapa tahun yang lalu.
Di depan pintu rumah kecil kakek Po Peng,Fang Liuo segera menendang pintu rumah kakek itu hingga hancur berantakan.
Tanpa mereka sadari,sepasang mata melihat kejadian itu dari kejauhan.
"Nah kebetulan sekali kau ibl*s Si Chun ada di sini,jadi kami bisa bersenang senang sepuas hati kami hingga tubuh mu tidak berbentuk lagi,ha ha ha ha" tawa Fang Liuo gembira.
"Tuan jangan ganggu dia,dia cuma menjenguk saya tuan muda, tolonglah lepaskan dia tuan " kata kakek Po Peng memohon.
"Melepaskan anak pelac*r ini?,Cuih!, tetapi baiklah asalkan saja dia mau menjilati sepatu kami semua hingga bersih,dia akan ku lepaskan tetapi setelah aku puas memukuli nya" kata Fang Liuo sambil memukul muka kakek Po Peng hingga kakek tua itu mengaduh.
"Ku lihat seekor kerbau lebih bermartabat dari pada kalian, kalau kalian belajar bela diri dan ber kultivasi sekedar untuk menindas yang lemah, maka tanpa kultivasi lagi adalah jalan terbaik bagi kalian semua, se ekor kerbau tidak akan menyerang kerbau yang sudah renta,tetapi kalian yang anak orang kaya yang bermartabat tinggi, berpendidikan,tetapi berkelakuan lebih hina dari pada kerbau!" bentak Shin Liong yang tidak tahan melihat kakek tua seperti Po Peng itu di hina dan di aniaya.
"Ooh rupanya ibl*s ini sudah berani dengan tuan besar nya ya,sini kau tuan besar beri pelajaran adat bagai mana bersikap kepada seseorang yang lebih mulia!" kata Fang Liuo sambil menyerang kearah Shin Liong dengan serangan maut nya.
"Buk!".
Terdengar suara berdebuk saat telapak tangan Shin Liong yang sudah di lambari hawa sakti itu menghantam rusuk bawah dari Fang Liuo.
Pemuda itu tidak ber gerak,cuma terguncang sedikit saja, "ha ha ha ha,itukah pukulan terhebat mu heh?, ha ha ha ha,membuat aku geli saja kau ini,sekarang tahan serangan ku ini" kata Fang Liuo sambil menyerang ke arah Shin Liong.
Sesaat dia bingung, karena energi nya seperti terkuras habis dan beberapa kali dia mencoba menghimpun hawa murni,tetapi hawa murni itu seperti mengisi gentong bocor saja layak nya.
"Bangs*t,kau apakan kakak ku!" kata Fang Liu menyerang kearah Shin Liong .
Tetapi kejadian yang menimpa Fang Liuo tadi,kini juga terulang menimpa kepada nya.
"Buk!".
"Buk!".
"Buk!".
"Buk!".
"Buk!".
"Buk!".
Enam kali beruntun terdengar suara pukulan ringan menghantam bawah rusuk ke enam remaja anak buah Fang Liuo itu.
Tidak keras memang, tetapi epek nya mereka tidak lagi mempunyai tenaga untuk menyerang lawannya.
"Hebat!,hebat!, se umur hidup ku, baru sekarang aku menyaksikan pukulan sejati inti semesta yang maha dahsyat itu,siapa guru mu anak muda ?" sebuah suara agak berat menegur mereka dari luar pintu.
Mou bersaudara dan enam orang anak buah nya menjadi terkejut melihat leluhur perguruan Bu Tek Cong yang berdiri di ambang pintu.
"Le leluhur,maapkan kami,dia menyusup kedalam perguruan kita,jadi terpaksa saya bertindak,tetapi rupanya dia mempergunakan ilmu siluman,sehingga kami kehilangan tenaga kami leluhur,mohon leluhur menghukum nya" kata Fang Liuo mencoba menghasut leluhur perguruan.
"Apa, apa, apa, ilmu siluman?, kau salah besar nak,itu jurus sejati inti semesta,jurus yang paling ditakuti oleh seluruh Dewa Dewa di langit,kau tahu kenapa nak?, karena jurus itu tidak menghancurkan badan mu,tetapi menghancurkan dantian mu,sehingga siapapun yang terkena jurus itu,niscaya akan cacat seumur hidup nya,tidak bisa ber kultivasi lagi, bahkan ada seorang Dewa yang mengatakan, bahwa kecacatan itu akan terbawa hingga tujuh kelahiran atau tujuh reinkarnasi,sayang sekali tindakan gegabah dan arogan kalian mengakibatkan diri kalian menjadi manusia pecundang, manusia sampah, bahkan Dewata sekalipun tidak bisa menolong kalian,apalagi aku yang cuma seorang leluhur perguruan kecil, ck ck ck,minggu Minggu ini adalah Minggu kedukaan bagi perguruan Rajawali emas,setelah hilang nya murid murid perguruan,kini kehilangan delapan murid lagi yang menjadi manusia cacat dan tidak berguna" kata leluhur perguruan Rajawali emas dengan wajah sangat sendu.
Mendung menggelayut diatas perguruan Rajawali emas yang dirundung berbagai masalah itu.
Fang Liuo dan tujuh remaja lainnya mencoba mengumpulkan hawa murni,tetapi hasil nya tetap sama,mereka seperti mengisi sebuah gentong yang bolong.
Yang lebih parahnya lagi,seluruh kepandaian mereka seperti ikut hilang lenyap entah kemana.
Kini mereka benar benar telah menjadi orang biasa yang tidak mengenal kultivasi.
...****************...
Dari sekian banyak cerita, baru kali ini aku menemukan cerita yang sangat buruk seperti ini, baik cerita di Novel Toon maupun di Fizzo Novel, cerita ini adalah yang paling buruk.
Mulai dari terjemahannya dan juga kata-katanya sangat buruk.