Sulfi sangat bahagia ketika liburan sekolah akan tiba dan ia memutuskan untuk pulang ke rumah neneknya
Saat pulang sekolah ada sebuah mobil yang menyerempet Sulfi sampai kakinya tidak bisa untuk berjalan
Pengendara mobil itu langsung membawa Sulfi ke rumah sakit dan ia akan bertanggung jawab semuanya
Sulfi yang merasa jengkel meminta pengendara itu untuk menemaninya ke rumah nenek yang ada di Kota M
Dan tanpa Sulfi ketahui kalau pengendara itu ternyata Om dari kekasih Sulfi yang bernama Hatta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Matahari sudah bersinar terang dan Marshall sangat terkejut ketika melihat Sulfi yang ada disampingnya
"K-kenapa dia bisa tidur disini?" gumam Marshall sambil menatap wajah Sulfi yang sedang tertidur pulas
Melihat Sulfi yang akan membuka matanya, Marshall kembali merebahkan tubuhnya dan berpura-pura tidur
Tak berselang lama Sulfi membuka matanya dan ia melihat Marshall yang masih tertidur
Sulfi lekas bangkit dari sofa bed dan ia mengambil handuk
Walaupun dengan kaki yang masih sakit, Sulfi berjalan perlahan-lahan untuk ke kamar mandi
Melihat Sulfi yang sudah masuk ke kamar mandi, Marshall lekas mengambil pakaiannya agar dipakai sementara untuk Sulfi
Setelah itu ia langsung keluar untuk mencari sarapan pagi yang ada di dekat apartemennya
Sulfi yang baru saja selesai mandi langsung keluar dan ia melihat pakaian yang sudah disiapkan oleh Marshall di atas tempat tidur
"O-om Marshall sudah bangun? Dimana dia sekarang?" Sulfi tidak menemukan keberadaan Marshall dan ia lekas memakai kemeja milik Marshal
Setelah itu ia membersihkannya tempat tidur dan seluruh ruangan yang ada di apartemen Edward Marshal
Sesekali ia meluruskan kakinya yang masih terasa sakit
Satu jam kemudian, Marshall membuka pintu dan melihat apartemennya sudah bersih dan rapi
"Om darimana saja?" Tanya Sulfi dengan wajah yang khawatirkan
Marshall memapah tubuh Sulfi dan mengajakku ke ruang makan
"Ayo kita sarapan dulu dan maaf Om tidak pamit tadi" Marshall lekas mengambil piring dan sendok
Ia membuka dua bungkus nasi pecel dan beberapa lauk lainnya
"Ini tas dan ponsel kamu..." ucap Marshall yang ternyata tadi ia mampir ke rusun untuk mengambil barang-barang Sulfi
Ia juga meminta anak buahnya untuk segera memindahkan barang-barang Sulfi ke apartemen yang baru saja ia beli
"O-om, aku tidak bisa menerima apartemen yang Om belikan" ucap Sulfi yang langsung menolak pemberian Marshall
Marshall meminta Sulfi untuk memilih tinggal di apartemen ini atau apartemen yang baru dibeli olehnya
Sulfi tidak bisa menjawab dan ia melanjutkan makannya
Setelah selesai makan, Marshall mengatakan kalau akan mengantarkan Sulfi ke kota M setelah ia pulang kerja
"Kamu istirahat dulu dan jangan kemana-mana" ucap Marshall
Sulfi menganggukkan kepalanya dan ia kembali berjalan menuju ke kamar
Ia mengambil ponselnya dan melihat aplikasi hijau dimana Hatta tidak menghubunginya sama sekali
"Apa Mas Hatta sibuk ya atau sakit?" Sulfi langsung menghubungi kekasihnya itu
Hampir tiga kali Sulfi menghubungi Hatta dan hanya terdengar nada dering
Sulfi pun memutuskan untuk tidak menelpon dan tidak mengirimkan pesan
"Pasti Mas Hatta akan terkejut ketika melihat aku ada disana" ucap Sulfi yang ingin memberikan kejutan kepada kekasihnya itu
Hubungan Sulfi dengan Hatta sudah masuk usia 2 tahun
Sulfi masih mengingat jelas bagaimana Hatta menyatakan cintanya di terminal kota M
Saat itu hati Sulfi sangat bahagia ketika Hatta yang seorang mahasiswa tampan dan pintar bisa menjadi kekasihnya
Tok
Tok
Tok
"Sulfi, aku berangkat kerja dulu. Jangan kemana-mana" ucap Marshall yang sudah bersiap untuk berangkat ke kantor
"Iya Om"
Marshall pun langsung keluar dari apartemen dan segera melajukan mobilnya menuju ke kantor
Setelah Marshall berangkat kerja, Sulfi memutuskan untuk menonton film Korea kesukaannya
Disaat sedang menonton film, perasaan Sulfi menjadi tidak enak
"Kenapa perasaanku tidak enak ya, padahal tadi tidak apa-apa" ucap Sulfi
Ia pun memutuskan untuk mematikan tv dan langsung memejamkan matanya
Jam menunjukkan pukul 4 sore dimana Marshall yang baru saja pulang kerja.
Sulfi yang baru saja mandi langsung keluar dari kamarnya
"O-om...." panggil Sulfi yang tiba-tiba langsung memeluk tubuh Marshall
"A-ada apa? Kamu kenapa?" Tanya Marshall yang kemudian mengajak Sulfi untuk duduk dan menanyakan apa yang terjadi
Sulfi mengatakan kalau perasaannya tidak enak sama sekali
"Apa bisa kita berangkat sekarang Om? Hatta, aku hubungi tidak bisa. Aku takut kalau..."
Marshall langsung menganggukkan kepalanya dan ia akan mengantar Sulfi ke Kota M
Sebelum berangkat, Marshall meminta Sulfi untuk menunggunya sebentar karena ia harus mandi dan menyiapkan pakaiannya
Sulfi pun juga segera menyiapkan pakaian dan tasnya yang akan ia bawa ke kota M
Beberapa menit kemudian Marshall telah selesai mandi dan segera ia mengajak Sulfi untuk berangkat ke kota M
Marshall langsung melajukan mobilnya menuju ke kota M
"Om, pernah ke kota M?" Tanya Sulfi
"Kota M tempat kelahiran orang tua Om dan Om juga punya keluarga disana" Jawab Marshall
Marshall juga mengatakan kalau akan mengajak Sulfi ke rumahnya
Sulfi tidak menyangka jika Marshall juga asli Kota M dimana Hatta juga lahir di sana juga
"Tidurlah, nanti Om bangunkan kalau sudah sampai" ucap Marshall
Sulfi menganggukkan kepalanya karena ia tahu butuh waktu lima jam untuk menuju ke kota M
Melihat Sulfi yang sudah tertidur, Marshall fokus menyetir mobilnya
Marshall memutuskan untuk lewat jalan tol saja agar lekas sampai di kota M
Jam menunjukkan pukul sepuluh malam dimana mereka telah sampai di kota M
"Mau langsung ke rumah nenek atau ke hotel?" Tanya Marshall
"Ke rumah nenek saja Om, aku kesini kan mau ke rumah nenek" jawab Sulf
Marshall pun lekas mengantarkan Sulfi ke rumah neneknya yang ada di jalan Anggrek
"Rumah nenek kamu di jalan Anggrek? Memang siapa nama nenek kamu?" Tanya Marshall yang penasaran
Sulfi langsung menjawab kalau neneknya bernama Kedasih
"Jadi kamu cucu nenek Kedasih penjual kain batik?" Marshall sudah kenal dengan nenek kedasih yang rumahnya tak jauh dari rumah orang tuanya dulu
Sulfi menganggukkan kepalanya dan ia mengatakan kalau benar dirinya adalah cucu dari nenek Kedasih
Tak lama kemudian mereka telah sampai di depan rumah nenek kedasih
Sulfi langsung mengetuk pintu rumah, mendengar suara ketukan pintu. Nenek kedasih langsung membukanya
"Nenek...." Sulfi langsung memeluk tubuh neneknya
Nenek Kedasih sangat terkejut dengan kedatangan cucunya yang secara tiba-tiba
"Wajah kamu kenapa? Dia siapa?" Tanya Nenek Kedasih
"Nenek, satu-satu kalau tanya. Ayo nek kita masuk ke dalam" Sulfi menggandeng tangan nenek Kedasih
Kemudian Marshall masuk sambil membawa tas milik Sulfi
"Nenek, apa masih kenal aku?" Marshall mencium tangan nenek Kedasih
Nenek Kedasih menatap wajah Marshall yang sepertinya tidak asing
"K-kamu putranya Dina?" Tanya Nenek Kedasih
Marshall menganggukkan kepalanya dan mengatakan kalau ia memang putra dari Dina
Sulfi memandang wajah Marshall yang ternyata mengenal nenek Kedasih
Karena sudah malam, Marshall lekas berpamitan kepada Nenek Kedasih dan Sulfi
"Lekas tidur, jangan lupa minum obatnya. Aku besok pagi kesini lagi" ucap Marshall
"I-iya Om...."
Marshall melajukan mobilnya menuju ke rumahnya yang letaknya tidak jauh dari rumah nenek Kedasih
Setelah masuk ke dalam, nenek Kedasih meminta Sulfi untuk lekas istirahat