Naina harus menyembunyikan fakta bahwa dokter Nickolas Carter adalah seorang pria yang impoten. Sementara Nick harus menyembunyikan fakta bahwa Naina adalah seorang wanita malam.
Dalam perjanjian tersembunyi itu mereka terikat sebuah pernikahan.
"Buat aku sembuh, setelahnya aku akan melepaskanmu," kata Nick.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SA Bab 30 - Naina
"Lepas!" kata Zendaya setelah dia tiba di dalam kamarnya, menepis tangan Gracia yang menyentuhnya dengan kuat.
"Berhenti ikut campur dengan urusanku," timpal Zendaya kemudian, lama-lama dia pun muak pada Gracia yang selalu ada disekitarnya. "Aku tau kamu menyukai Nickolas," katanya lagi dengan sorot mata yang makin tajam menatap ke arah Gracia.
Di dalam ruangan ini, kini hanya ada mereka berdua, jadi baik Zendaya ataupum Gracia bisa mengatakan apapun yang mereka mau.
"Bagus jika Anda mengetahui bahwa saya menyukai dokter Nickolas, karena itu sadar dirilah. Anda tidak akan bisa menyaingi saya, karena saya adalah wanita yang setia," balas Gracia, dia bicara dengan lembut. Juga tersenyum begitu lebar. Sampai susunan giginya yang rata nampak jelas.
Kata-kata itu tentu tak bisa Zendaya tepis, dia hanya bisa mengepalkan kedua tangannya tanpa memberikan balasan apapun.
"Saya permisi, sebentar lagi dokter Alisya akan datang," ucap Gracia, dokter Alisya adalah dokter yang memegang Zendaya sebagai pasiennya.
Gracia kemudian menundukkan kepalanya begitu dalam, namun bibirnya yang tersenyum sudah menunjukkan semuanya. Bahwa dalam perdebatan mereka, dialah pemenangnya.
Setelah Gracia pergi, Zendaya pun tanpa sadar meneteskan air matanya. Sebab ucapan Gracia begitu menusuk tepat di relung hati. Dia ingin melupakan kejadian itu, tapi selalu saja ada banyak orang yang mengingatkannya kembali.
Dengan tertatih, Zendaya menuju ranjangnya dan duduk di tepian. Ingatannya masih saja terganggu tentang apa yang terjadi di lorong menuju dapur rumah sakit tadi. Dia lihat dengan jelas Nickolas dan wanita asing itu masuk ke dalam sana, ingat jelas ada bayangan seperti dua orang yang saling memeluk.
Zendaya lantas menggeleng, tak sanggup untuk membayangkan yang lebih jauh. Sebab di benaknya tiba-tiba terbesit jika kedua orang itu bercinta di sana, bersandar pada dinding dan menyatu.
"Astaga," gumam Zendaya, dia mengusap wajahnya dengan kasar. Tak ingin apa yang dia bayangkan jadi kenyataan.
"Sebenarnya siapa wanita itu?" gumamnya pula, dan berniat untuk mencari tau. Tapi sebelumnya dia pun harus segera bertemu dengan Nickolas, menyelesaikan apa yang selama ini masih terasa mengganjal diantara mereka berdua. Sebab dulu Zendaya belum sempat menjelaskan apapun dan Nickolas sudah lebih dulu memutus semua hubungan.
Zendaya lantas bergerak perlahan untuk mengambil ponselnya di atas nakas, dia coba kembali menghubungi Herli. Satu-satunya orang yang bisa dia harapkan saat ini.
Dan untunglah kali ini panggilannya tersebut mendapatkan jawaban. "Aku mohon Her, bantu aku untuk bertemu dengan Nickolas," mohon Zendaya.
Di ujung sana Herli pun membuang nafasnya dengan kasar, sudah dia duga jika kejadian seperti ini akan terjadi.
Awalnya Herli memang enggan untuk membantu, bahkan lebih pilih menghindari. Tapi ketika melihat kondisi Zendaya yang memprihatinkan membuat hati nuraninya jadi tidak tega.
Bisa saja kini Zendaya hanya berniat untuk meminta maaf pada Nickolas, dan apa salahnya jika Nick memaafkan wanita itu. Setelah lama waktu berlalu, hanya saling memaafkan saja, tak perlu kembali bersama.
"Baiklah, ku usahakan untuk mengajak Nick bertemu denganmu," jawab Herli.
"Serius? Kamu bersedia membantuku?" tanya Zendaya, nyaris tak percaya ketika mendengar jawaban itu, dia pikir akan kembali mendapatkan penolakan.
"Hem, aku serius," jawab Herli.
"Terima kasih Her, terima kasih banyak," balas Zendaya, akhirnya dia bisa tersenyum lagi. Namun karena tersenyum terlalu lebar membuat sudut bibirnya terasa sakit.
"Terima kasih Herli," kata Zendaya lagi sebelum akhirnya panggilan telepon mereka terputus.
Malam pun bergulir.
Saat pagi datang, Zendaya kembali kabur dari ruang perawatannya. Dia kembali mendatangi taman dan coba mencari keberadaan wanita yang kemarin mengusik pikirannya.
Dan tak butuh waktu lama, wanita itu pun nampak juga.
"Perawat!" panggil Zendaya, dia melambai cepat meminta perawat itu untuk datang.
"Iya Nona, ada yang bisa saya bantu?" tanya perawat tersebut.
"Apa kamu tau siapa wanita itu?" tanya Zendaya, dia menunjuk pada seorang wanita yang berjalan dengan cepat di koridor sana, tiap kali berpapasan dengan orang wanita itu akan menunduk dan menyapa dengan ramah. Persis seperti kemarin saat wanita itu berpapasan dengan Nick.
"Dia Naina, Nona. Ibunya sudah lama di rawat di rumah sakit ini."
"Apa dokter Nickolas yang menangani ibunya?"
"Benar," jawab perawat dengan cepat, dia hanya mengenal Naina, tidak begitu mengenal Zendaya.
"Saya permisi, Nona," pamit perawat itu dan Zendaya hanya mampu mengangguk.
Terdiam, seperti menemukan benang merah diantara Nick dan wanita malam itu-Naina.