NovelToon NovelToon
Dihamili Tuan Impoten

Dihamili Tuan Impoten

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Hamil di luar nikah / Menikah Karena Anak
Popularitas:28.3k
Nilai: 5
Nama Author: Alif Irma

Hani tidak punya pilihan lain selain menerima tawaran pekerjaan dari sahabatnya, yakni menjadi pelayan di sebuah Villa mewah. Namun nasib naas malah menimpanya di villa mewah itu.

"Katakan, siapa yang sudah menghamilimu?" seorang wanita paruh baya langsung melabraknya.

"Laki-laki yang burungnya mati suri" Hani mengatakannya dengan judesnya di depan semua orang.

Yuk simak kisahnya hanya di cerita Dihamili Tuan Impoten!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

"Dia calon istri Hans" sahut seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Kakek"

"Ayah"

Hans dan ibunya kompak mengalihkan pandangannya kearah pintu, dimana sosok pria tua yang sangat mereka sayangi berjalan dengan santainya memasuki ruangan diikuti asisten pribadinya. Pria tua itu adalah tuan Wibowo.

"Dia calon istri Hans!" Lagi-lagi tuan Wibowo mengulang kembali ucapannya sambil menunjuk kearah Hani.

"APA! Tidak mungkin! bercanda ayah sangat keterlaluan. Mana mungkin Hans mau menikahi wanita...."

Nyonya Miranda menjeda ucapannya sembari memperhatikan dengan seksama sosok wanita muda yang menempati tempat tidur pasien dari ujung rambut sampai ujung kaki, sayangnya kedua kaki wanita itu tertutupi selimut.

"Wanita berandalan dan tidak jelas asal usul keluarganya!" lanjutnya dengan raut wajah tidak bersahabat.

Satu kata untuk wanita muda itu adalah tidak menarik dan bukanlah tipe putra semata wayangnya. Bahkan dia tidak suka melihat rambut wanita itu dengan tiga varian warna, mencerminkan sosok wanita nakal dan berandalan, kesannya wanita tidak baik-baik.

Itulah yang mampu dideskripsikan Nyonya Miranda hanya melihat tampilan rambut Hani Handoko.

Sementara Hani mengepalkan tangannya di bawah selimut, dia belum juga buka suara diantara perdebatan keluarga tersebut. Padahal dirinya belum setuju maupun tidak, namun menjadi pembahasan topik di ruangan tersebut

"Benar yang dikatakan kakek, Ma. Aku sudah putuskan untuk menikahinya" ucap Hans membenarkan ucapan kakeknya. Sekaligus siap menikahi wanita yang sudah dihamili.

"Tidak bisa, Mama tidak setuju. Hans, apa stok wanita di dunia ini sudah habis sampai kamu memilih modelan seperti dia. Sangat tidak sesuai kriteria calon menantu di keluarga kita" ucap Nyonya Miranda tak setuju dan sengaja meninggikan suaranya guna merendahkan sosok wanita yang menempati tempat tidur pasien.

"Begitu banyak wanita cantik dan menarik diluar sana. Tapi Hans maunya menikahi dia, Ma. Namanya Hani Handoko, dialah yang akan menjadi istriku, calon menantu mama" ucap Hans dengan keputusan mutlaknya.

"Aku tidak setuju menikah. Jadi jangan bawa-bawa namaku!" sahut Hani dengan kesalnya. Sampai kapanpun dia tidak ingin menikah dengan pria bajingan itu, walaupun kondisinya sedang berbadan dua.

Hans menghembuskan nafasnya dengan kasar, dia tidak tahu bagaimana caranya membujuk wanita yang sedang mengandung darah dagingnya yang tabiatnya wanita keras kepala.

Nyonya Miranda berdengus kesal menatap kearah wanita yang akan dinikahi oleh putranya. Sedangkan Tuan Wibowo hanya mampu tersenyum tipis mendengar ucapan calon cucu menantunya.

"Kita akan menikah secepatnya karena kamu sedang...." Hans kembali menjeda ucapannya saat mendengar suara pintu diketuk dari luar.

Tok

Tok

Tok

"Masuk" teriak Nyonya Miranda dengan raut wajah kesal mempersilahkan sang empunya masuk ke dalam ruangan tersebut. Wanita paruh baya itu mulai penasaran siapa yang datang berkunjung, pikirnya.

Ceklek

Terlihat sosok wanita paruh baya menggunakan tongkat melangkah pelan memasuki ruangan tersebut, diikuti wanita muda yang seumuran dengan Hani mendampinginya.

"Dimana ponakan ku?" tanya wanita paruh baya itu dengan raut wajah khawatirnya.

"Aku disini, Bibi" ucap Hani sambil melambaikan tangannya dengan mata berkaca-kaca melihat kearah sosok wanita paruh baya yang sangat disayanginya.

"Hani" ucap Halimah dengan perasaan haru melihat ponakannya menempati tempat tidur pasien. Sedang sosok wanita muda yang mendampinginya adalah Feni, sahabat Hani.

Halimah mulai menyeret kakinya mendekati tempat tidur pasien, sedang Feni dengan sigap langsung memapah Bibi Halimah, mengingat Bibi Halimah tampak kesulitan berjalan menggunakan tongkat.

Hani langsung mengulurkan tangannya untuk dipeluk oleh Bibi nya, tidak peduli dengan tiga pasang mata sedang memandang kearah mereka.

"Bibi, sangat mengkhawatirkan mu, nak" ucap Halimah sambil memeluk tubuh ponakannya. Sedangkan Hani hanya diam membisu dan mulai dilanda rasa takut akan kondisi yang dialaminya sekarang dan itu hal yang sangat memalukan.

Halimah akhirnya bisa bernafas lega. Bagaimana tidak, semenjak Hani berangkat menuju rumah sakit, Halimah sangat khawatir dengan kepergian ponakannya. Pasalnya kondisi ponakannya sedang kurang sehat, takutnya kenapa-kenapa di jalan.

Kekhawatirannya semakin bertambah saat Hani tak kunjung pulang ke rumah. Pasalnya sudah berjam-jam lamanya ponakannya berangkat ke rumah sakit, namun tak kunjung pulang ke rumah.

Maka dari itu Halimah segera menghubungi Hani, namun sayangnya ponsel Hani tertinggal di rumah. Merasa tak ada kerabat dekat yang bisa dihubungi, Halimah memilih menghubungi Feni, sahabat Hani untuk meminta tolong mencari keberadaan Hani.

Cukup lama Feni menjadi mata-mata dadakan di jalan, akhirnya dia tak sengaja bertemu dengan salah satu bodyguard Hans di jalan yang sedang membawa motor matic Hani. Karena itulah, Feni mampu mengetahui keberadaan Hani yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit Dirgantara.

Tanpa pikir panjang, Feni langsung memberitahu Bibi Halimah. Maka dari itu mereka berbondong-bondong datang ke rumah sakit Dirgantara untuk melihat kondisi Hani.

"Apa yang dikatakan dokter, nak?" tanya Halimah sambil melepaskan pelukannya.

Mendadak raut wajah Hani berubah pias, dia menunduk lesu dan tak tahu harus mengatakan apa di depan Bibi nya. Tidak mungkin dia menyembunyikan aib tentang dirinya yang sedang mengandung, karena cepat atau lambat terbongkar juga.

Ditengah keterdiaman Hani, tiba-tiba dokter dan perawat masuk ke dalam ruangan yang ditempatinya. Hans lah yang tidak sengaja menekan tombol alarm untuk memanggil pihak medis.

Aku ingin semua orang tahu bahwa kamu sedang mengandung anakku. Batin Hans menyeringai.

"Dokter, bagaimana kondisi ponakan ku?" tanya Halimah dengan raut wajah khawatir.

"Kondisinya baik-baik saja, hanya saja di awal trimester pertama kehamilan, kondisi ibu hamil sering mengalami morning sickness atau mual dan muntah. Hal itulah yang sedang dialami Nona Hani. Sekali lagi saya ucapkan selamat atas kehamilan nona Hani" ucap dokter Safira dengan penjelasannya di depan semua orang.

"Hamil!" ucap mereka dengan kompaknya, kecuali Hani dan Hans yang sudah mengetahuinya.

Bibi Halimah, Feni, Nyonya Miranda dan tuan Wibowo terkejut mendengar penjelasan dokter barusan. Namun seketika senyuman terukir di sudut bibir tuan Wibowo lalu melirik kearah cucu penerusnya sambil menaikkan jempolnya, itu tanda bahwa cucunya hebat dalam urusan ranjang.

"Jangan lupa vitaminnya di minum. Kalau begitu saya permisi dulu" ucap Dokter Safira pamit undur diri dari hadapan mereka.

"Terima kasih dok atas penjelasannya" ucap tuan Wibowo, membuat dokter Safira membungkuk sopan kepadanya lalu keluar dari ruangan tersebut.

Halimah menutup mulutnya dan sangat shock mendengar ucapan dokter, dia tidak bisa berkata-kata, begitu halnya dengan Feni.

Ternyata Hani benar-benar korban pemerkosaan dan pelakunya adalah tuan Hans. Jadi rumor tuan Hans impoten tidak benar adanya. Ini tidak bisa dibiarkan, tuan Hans harus bertanggung jawab, aku tidak ingin sahabatku hamil tanpa sosok suami. Batin Feni mengkhawatirkan masa depan sahabatnya.

Hani sendiri hanya mampu menunduk malu yang menjadi pusat perhatian dalam ruangan tersebut. Semua orang tahu bahwa dia sedang hamil, lebih tepatnya hamil di luar nikah.

"Wow... rupanya kamu sedang hamil, makanya kamu menjebak putraku untuk segera menikahimu kan. Sungguh memalukan, trik mu sudah basi menurutku" ucap Nyonya Miranda dengan sinis nya dan kembali angkat bicara dengan tatapan tidak bersahabat.

"Miranda! Jangan berbicara yang tidak-tidak, jika kamu tidak tahu jelas permasalahannya" timpal tuan Wibowo.

Hani langsung mengangkat wajahnya, dia sangat tidak suka dipermalukan oleh orang lain. Pandangannya bertemu dengan seorang wanita paruh baya yang terlihat cantik bak ibu sosialita.

"Katakan siapa yang sudah menghamilimu?"

Seorang wanita paruh baya langsung melabraknya.

"Laki-laki yang burungnya mati suri!" Hani mengatakannya dengan judesnya didepan semua orang.

Seketika Nyonya Miranda langsung bungkam. Pasalnya hanya anggota keluarga Dirgantara yang mengetahui rekam medik Hans yang impoten.

Sementara Hans yang berdiri tidak jauh darinya hanya mampu memijit keningnya, dia merasa tersinggung akan ucapan Hani.

"Katakan dengan jelas siapa orang yang sudah menghamilimu, nak? apa orangnya ada di sini?" tanya Halimah dengan mata berkaca-kaca.

"Dia orangnya, Bibi!" Feni langsung menunjuk atasannya.

Bersambung....

1
tzyii
up up up
tzyii
yah di gantung lgi bacaan ku
Nuryati Yati
kapan lanjut ny ini
Nur Adam
lnjut
Fatma
lanjut dong thorrr
Fatma
seru, lanjut dong thor 😍
Elen Gunarti
double up thor 👍
Hikari Puri
widih hans menang bnyk ini🤭🤭up lg thor😁
Ita sweet
double up thor
Ita sweet
akur tuh
indahlee
lnjjttt
Faulinsa
lanjut kak
Mita
lanjut thor 🤗
lala
suasana sgt mendukung gaskan hansss💃💃💃
lala
lanjut up thor
lala
widieeehhh🤫
lala
bucin karena cinta ❌
bucin karena mati lampu ✔️
lala
wkwkwk hani lengket trus ke Hans
lala
kelemahan hani sdh ditangan hans jdi siap2 dikerjain
lala
ciee berduaan nieee🤭😉
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!