NovelToon NovelToon
KESEDERHANAANMU LAH YANG MEMBUATKU JATUH CINTA

KESEDERHANAANMU LAH YANG MEMBUATKU JATUH CINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis / Karir / Romansa
Popularitas:833
Nilai: 5
Nama Author: Jyoti_Pratibha

Bercerita tentang seorang pemuda yang ditinggal menikah oleh wanita pujaannya dengan sahabatnya sendiri. Lebih tepatnya wanita yang disukainya itu pasangan sahabatnya sendiri. Ia menyukai wanita itu karena ada hal istimewa yang ada di dalam wanita itu.

Berbagai cara, dia lakukan untuk melupakan wanita itu. Namun hasilnya nihil, dia sudah berusaha untuk melupakannya. Dan itu sulit baginya. Wanita itu terlalu membekas di hatinya.

Hingga akhirnya ia bertemu wanita lain yang membuatnya jatuh cinta. Wanita sederhana dan senyum manisnya, yang membuatnya jatuh cinta. Berbagai cara dia lakukan untuk menyatukan cintanya pada wanita itu. Namun lagi-lagi ada halangan besar yang menghalangi perbedaan mereka.

Lalu apa yang akan dilakukan pemuda itu? Apakah pemuda itu tetap melanjutkan pilihan hatinya?
Atau dia akan menyerah dan merelakan wanita itu bersama dengan yang lain?
Ingin tahu lebih lanjut ceritanya, jangan lupa untuk membaca kisah selengkapnya....

Happy reading....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jyoti_Pratibha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

“Lalu apakah kamu nyaman berada di kost itu? Dengan penghuni yang banyak tidak menyukaimu?”

“Kalau dibilang nyaman, pasti ada rasa nyamannya. Walaupun banyak penghuni yang tidak menyukaiku. Tapi yang namanya tempat pasti sulit untuk mencari yang kedua, karena sudah terlalu nyaman di tempat sebelumnya.”

“Apakah kamu betah tinggal disitu dengan penghuni kost yang menatapmu dengan sinis?”

“Mau bagaimana lagi, bukankah itu sifat alamiah manusia?”

“Mengapa kamu tidak pindah saja dari kost itu?”

“Cuma kost itu satu-satunya yang bisa memberiku tempat lindung dengan gajiku yang terbilang cukup untuk diriku sendiri.”

Sekarang Derandra tahu mengapa kost itu banyak diisi oleh orang yang gajinya dibawah UMR. Kost itu pasti memberikan harga sewa yang relatif murah untuk semua penghuni yang ingin menginap. Entah bagaimana pemilik kost bisa memberikan harga yang relatif murah disaat orang-orang lain memberikan harga sewa yang mahal.

“Kamu punya masalah dengan penghuni kos lain? Tidak mungkin kan jika mereka membencimu tanpa sebab?”tanya Derandra. Ia sangat penasaran dengan penyebab penghuni kost yang membenci wanita disampingnya.

“Sebenarnya masalah sepele, aku hanya melakukan kebaikan tapi entah mengapa banyak orang yang salah kaprah dalam menanggapi kebaikanku”jawab Veronica seadanya.

“Mengapa mereka beranggapan seperti itu?”tanya Derandra lagi.

“Entah aku juga tidak tahu”ucap Veronica dengan mengendikkan pundaknya. “Sudahlah jangan terlalu dipikirkan, biarkan mereka beranggapan dengan apa yang mereka simpulkan.”

Derandra masih penasaran dengan apa yang terjadi pada wanita itu di tempat kostnya. Entah mengapa ia merasa ada yang salah di dalam diri Veronica dan penghuni kost lain.

Ia tahu bahwa wanita itu adalah wanita yang cuek dan tidak terlalu memperdulikan apa yang dibicarakan orang lain. Dengan pandangan orang lain melihatnya seperti apa, Veronica hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa berpengaruh apa yang dinilai orang lain. Veronica seakan menutup telinganya dari omongan-omongan orang tentang dirinya. Dia hanya menjalankan kehidupannya sebagaimana mestinya.

Dan juga melakukan kebaikan walaupun kebaikannya tidak pernah dianggap.

Terkadang sebagai manusia harus banyak-banyak merapatkan perisai untuk dirinya sendiri. Apalagi hidup di perantauan di kota lain, tentu kehidupannya akan sangat berbeda dengan kehidupan yang sebelumnya.

Di perantauan, Veronica seperti menemukan berbagai macam sifat manusia yang berbeda-beda. Dia tahu sifat manusia memang tidak sama semuanya, namun dia terkadang kaget dengan sifat manusia yang terlampaui kodratnya sebagai manusia. Terkadang ia bertemu dengan manusia yang memiliki pikiran seperti hewan, dan juga orang yang bermuka dua.

Veronica seakan harus menebalkan tubuhnya agar tidak menjadi lemah ketika menghadapi sifat manusia seperti itu. Meskipun di desa tempat lahirnya itu ada manusia yang memiliki sifat seperti itu, namun itu masihlah sebagian kecil dari manusia yang beragam sifat di dunia ini.

Berada di tempat yang memliki culture berbeda dengan tempat tinggalnya dulu, itu adlah pengalaman yang tidak akan Veronica lupakan. Sudah lama ia merantau ke kota dan beberapa pengalaman yang banyak di tempat ini.

Kenyamanan mungkin memang ada, namun untuk berada disini hingga hari tua, itu adalah opsi yang tak akan ada di dalam pilihannya.

Veronica merantau tentunya untuk mencari pekerjaan dan mendapat uang. Namun seiring berjalannya waktu, ia merasa bahwa mencari pekerjaan dan mendapat uang adalah utama, tapi untuk mendapat pengalaman dan berbagai peristiwa yang mengejutkan itu adalah hal yang ia cari selama ini.

Berada di desa dan tak ada pengalaman untuk bertahan hidup adalah hal yang sama sekali tidak ada tantangan. Merantau dan jauh dari orangtua mungkin ini akan menjadi tantangan bagi seorang Veronica dalam menjadi manusia.

Mendapat pengalaman dari berbagai tempat dan banyak orang adalah hal yang membanggakan untuk dirinya. Kelak ia akan membagi pengalamannya ini pada semua orang agar bermanfaat bagi mereka.

Dan tujuan utamanya adalah membangun desanya menjadi lebih baik lalu menyingkirkan orang-orang yang merusak desanya. Itu adalah tujuan utamanya ketika merantau.

“Semoga aku bisa mewujudkan tujuan ku”doa Veronica dalam hati.

“Sebentar lagi kita akan sampai di pantai itu, kamu ingin membeli apa sebelum sampai kesana?”tanya Derandra. Ia melupakan rasa penasarannya dengan apa yang terjadi pada wanita itu. Hari ini adalah tujuannya untuk mengajak wanita itu liburan.

“Gak ada kita langsung kesana saja”jawab Veronica.

“Oke.”

Derandra membayar tiket masuk ke pantai. Banyak orang datang ke tempat ini untuk berlibur tentunya, dan ini masih sangat sepi untuk ukuran pantia yang sering didatangi. Ia baru ingat bahwa ini bukanlah hari weekend.

Selesai parkir, mereka turun dari mobil dan membawa barang yang cukup untuk diri mereka sendiri.

Veronica juga membawa beberapa makanan kecil yang dibuatnya sendiri di kost. Makanan ringan yang ia buat sendiri untuk mengisi waktu luangnya ketika tidak bekerja. Beruntungnya ada makanan ringan yang masih sisa untuk dibawanya kesini. “Lumayan bisa menghemat pengeluaran”batinnya.

Suara ombak dan angin yang menyambut mereka berdua, membuat keduanya merasakan hal-hal yang ada dipantai ini. Mereka memutuskan melepas alas kaki untuk merasakan pasir pantai.

Pemandangan yang menyegarkan mata dan juga suara ombak kecil yang menenangkan. Membuat siapa saja akan betah berlama-lama disini.

Berjalan-jalan menyusuri pinggir pantai dan menikmati angin yang berhembus serta pembicaraan kecil untuk memecah keheningan mereka. Tentu itu adalah hal yang wajib untuk Derandra lakukan. Dia terbiasa banyak berbicara dengan banyak orang jika tidak ada yang berbicara di salah satunya.

Berbagai pembahasan mereka bicarakan termasuk infrastruktur bangunan yang ada di sekitar pantai ini. Tak lupa mereka juga melihat sekeliling tempat itu, yang menurut mereka bersih. Walaupun masih ada beberapa sampah yang tidak dibersihkan.

Setelah lelah berjalan-jalan menyusuri pantai, mereka memutuskan untuk menyisih mengistirahatkan tubuh mereka yang lelah karena sudah terlalu jauh berjalan-jalan.

Veronica mengeluarkan camilan yang ia bawa dari rumah tak lupa ia juga menawarkan camilan itu pada Derandra. Camilan sederhana yang sering ia makan ketika kecil.

“Kamu sering membuat makanan seperti ini Veron?”

“Tidak juga, terkadang saja kalau tidak lelah dan malas tentunya.”

Derandra menggigit lapisan luar yang berwarna keemasan, aroma gurihnya mengalir menyeruak, membawa nostalgia akan kebersamaan. Di dalamnya, tersimpan adonan ketan yang kenyal dan manis, berpadu harmonis dengan gula merah yang meleleh, menciptakan rasa yang kaya dan memikat hati.

Setiap suapan adalah perjalanan rasa yang memanjakan, di mana rasa manisnya bersanding indah dengan aroma pandan yang menyegarkan, seolah mengajaknya melupakan sejenak hiruk-pikuk kehidupan.

Keberadaan kelapa parut di atasnya memberikan sentuhan gurih yang sempurna, menambah kedalaman pada setiap nikmat yang dirasakan.

Jajanan sederhana namun sarat akan makna.

“Jajanan yang kamu buat ini memiliki rasa yang autentik Veron.”

“Benarkah! Apa kamu menyukainya?”

“Tentu.”

“Ah jarang sekali anak muda sepertimu menyukai jajanan jadul kawan.”

“Aku sudah 30 tahun Veron! Bukan lagi anak muda!”

“Ya ya terserah padamu.”

Mereka saling melemparkan candaan satu sama lain. Tak lupa makanan yang dibawa Veronica habis tuntas dimakan Derandra sendirian. Sebenarnya ia membawa beberapa jajanan yang ia buat sendiri dirumah. Niatnya akan ia makan selama di pantai, namun yang makan jajanannya bukan dirinya melainkan Derandra.

Dia hanya bisa menatap sinis pada pria itu, dan tentu pria itu tidak melihat tatapan sinisnya. Ia lebih menikmati jajanan yang dibawa Veronica.

ΠΠ

“Ternyata berlibur di pantai menyenangkan juga ya”ucap Veronica sembari melihat keadaan panti yang tenang.

“Memangnya kamu gak pernah ke pantai?”tanya Derandra yang mulutnya tidak pernah berhenti memakan jajanan Veronica.

“Gak pernah, ke pantai itu jauh dan emang lebih baik gak kesana”jawab Veronica.

“Tapi bukankah hiburanmu lebih menyenangkan, rumah berada di dekat sungai lalu sawah yang mengelilingi bukankah itu penghilang stres sederhana? Aku saja ingin kembali ke desa mu untuk mencari ketenangan.”

Veronica tersenyum tipis mendengar ucapan Derandra. “Itu menurutmu, ada kalanya kita bosan dengan pemandangan seperti itu terus. Tapi ada opsi lain ketika kita bosan dengan hiburan seperti itu, yah semacam hiburan kecil buatan warga desa tentunya dan juga murah.”

“Huh seharusnya mereka senang dengan hal kesederhanaan yang ada di tempat mereka.”

“Andra Andra, kesenangan setiap orang itu berbeda-beda. Mungkin menurutmu berada di desa itu menyenangkan dan menenangkan. Tapi menurut orang desa belum tentu, setiap makna kebahagiaan itu berbeda tidak ada yang sama.”

“Iya juga, tapi kalau boleh tahu kamu merasakan kebahagiaan di kota? Tempat yang padat dan penuh kemacetan ini?”

Veronica tertawa mendengar pertanyaan Derandra. “Awalnya iya, namun lama kelamaan bosan juga berada disini. Aktivitas yang sama dan juga kemacetan membuat stres. Kehidupanku di desa ternyata lebih baik daripada disini. Yah meskipun begitu aku harus berusaha untuk menyamankan disini, lalu aku menjadi terbiasa dan nyaman dengan keadaan sekitar meskipun agak stres.”

“Benar, tapi pada akhirnya kamu akan kembali ke tempat nyamanmu bukan?”

“Ya, di tempat yang baru disinggahi tak akan sama dan nyaman untuk ditinggali selamanya. Karena niatku memang tidak akan berada disini selamanya.”

Pada akhirnya Veronica akan kembali ke tempat asalnya cepat atau lambat. Selagi kemauannya dan rasa penasaran dalam mencari pengalaman belum habis, mungkin dia akan berada disini dalam waktu yang lama.

Tapi jika orangtuanya menyuruhnya untuk pulang, maka ia akan pulang untuk menuruti permintaan orangtuanya. Baginya prioritas orangtuanya lebih utama daripada rasa penasaran dalam bekerja.

“Cari makan yuk, perutku udah laper dari tadi karena makanan yang kubawa malah kamu makan sendiri”ajak Veronica.

Derandra yang mendengarnya hanya tersenyum lebar menunjukkan giginya. Ia baru sadar bahwa makanan yang dibawa Veronica telah habis ia lahap.

“Yuk aku juga udah laper”jawab Derandra.

Veronica mendelik dengar jawaban Derandra. Ia heran dengan kelakuan pria itu, Derandra sudah menghabiskan makanan yang ia bawa dan sekarang anaknya masih kelaparan. Pria itu selama tidak pernah kenyang.

“Kamu gak takut perut kamu buncit?”

“Nanti bisa olahraga, sekarang waktunya memanjakan keinginan perut mumpung diluar ini.”

Mereka mencari tempat makan yang dekat di sekitar sini. Banyak opsi yang dipilih mereka di dekat pantai, namun mereka memilih tempat yang sepi dan juga nyaman untuk mereka berdua mengobrol.

Memesan makanan khas laut, dan juga minuman kelapa yang akan menyehatkan dahaga di tenggorokan. Sederhana namun menyenangkan.

Itulah ungkapan yang ingin di ucapakan Derandra saat ini. Bersama dengan Veronica ia merasakan kebahagiaan yang sederhana, terutama dalam makanan tradisional yang ia bawa.

Dulu dirinya sangat ingin mencoba makanan yang ada di negara ini. Berkeliling setiap kota dan mencoba kuliner di setiap daerahnya adalah impian yang ingin ia wujudkan.

Namun karena terkendala waktu, ia mengurungkan impiannya itu.

Π√

“Mengapa orang-orang seperti ini tidak mati saja.”

“Mengapa juga mereka merusak yang bukan hak mereka?”

“Rasanya aku ingin membunuh mereka satu per satu.”

Berita tentang penggundulan hutan banyak bertebaran di internet. Banyak warga yang protes tentang hal ini, namun lagi-lagi pimpinan atas seperti tidak memihak kemauan warga sekitar.

Pimpinan atas seperti memihak mereka yang melakukan penggundulan hutan karena mereka memiliki kekayaan yang mampu mengenyangkan perut mereka.

“Apa aku bantu saja mereka dalam mempertahankan haknya?”

“Tapi apa mungkin aku bisa membela mereka, apalagi perusahaan yang terlibat memiliki power besar.”

Permasalahan yang dialami oleh warga sekitar tentang mempertahankan alam dari orang-orang rakus. Lagi dan lagi banyak orang kaya yang memperdaya orang miskin dengan membuat mereka menderita. Entah mengapa ia heran dengan kelakuan mereka yang tidak manusiawi terhadap sesama.

Terkadang ia merasa bahwa hewan lebih memiliki hati nurani dalam memberdayakan sesamanya daripada manusia. Manusia yang memiliki otak dan juga perasaan tidak pernah dipakai untuk cara baik.

Mereka hanya akan memikirkan perutnya dan kehidupannya agar makmur serta tercukupi. Tapi mereka seakan lupa bahwa ada orang yang menderita dengan kelakuan mereka.

Entah kenapa Atlas ketika melihat orang-orang seperti itu, ia merasa bahwa Tuhan harus menghukum orang-orang seperti mereka. Atlas berharap Tuhan mengirimkan musibah besar terhadap orang seperti itu agar jera dengan apa yang dilakukannya.

Atlas berharap Tuhan mengirimkan fenomena alam yang akan membuat orang sadar betapa pentingnya dalam memanusiakan sesama manusia dan hewan. Mereka juga makhluk hidup yang hidup layaknya manusia. Hewan juga memiliki hati nurani seperti manusia.

Alam memberikan segalanya untuk dimanfaatkan dengan baik. Namun alam juga akan marah jika apa yang dilakukan manusia berlebihan. Terutama dalam merusak lingkungan dan membunuh semua penghuni alam yang sudah berada terlebih dahulu daripada manusianya.

Terkadang ia berharap bahwa Tuhan harus menghukum mereka-mereka yang melakukan perbuatan keji terhadap hewan yang tidak bersalah.

Banyak manusia lain yang memiliki hati baik berusaha melindungi hewan yang mereka rusak habitatnya. Namun lagi-lagi kekuasaan selalu berpihak pada mereka yang memiliki uang lebih.

Dulu sewaktu kuliah Atlas selalu mempunyai cita-cita tentang pemberdayaan alam sekitar. Dan juga mengedukasi warga-warga yang tinggal di daerah hutan. Ia ingin mengedukasi mereka tentang pentingnya menjaga habitat alam di sekitar dan tidak merusaknya.

Sekarang ia bisa mewujudkannya, namun banyak oknum yang ingin merusak edukasi yang dilakukannya. Tapi tak pernah ia hiraukan.

Ia sekarang juga memiliki kekuasaan, jikapun ada yang lebih besar dari kekuasaannya. Maka ada yang lebih besar dari kekuasaannya. Warga sekitar yang memahami tentang hal ini.

“Semoga dengan apa yang kulakukan ini berdampak banyak bagi makhluk sekitar.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!