Kinan ibu muda berumur dua puluh enam tahun harus terjebak pada hubungan terlarang dengan seorang laki- laki karena keadaan ekonomi keluarganya yang sedang kacau. Dia terpaksa meminjam uang untuk biaya operasi sang anak dengan imbalan menyerahkan tubuhnya pada laki- laki tersebut karena dia tidak mampu mengembalikan uangnya. Sedangkan sang suami yang sejak dua tahun kena PHK harus kerja serabutan tiba- tiba menghilang entah ke mana. Mampukah Kinan menjalani hari- harinya seorang diri di tengah permasalahan yang tiada habisnya...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. Bertemu kembali
Beberapa waktu kemudain Kinan telah sampai di depan pintu apartemen Andrew. Kinan hendak menekan bel tapi dia berasa ragu. Dia takut kalau kehadiarannya tidak diinginkan oleh Andrew. Karena dia tahu Andrew lah yang sudah mengatakan agar dia tidak usah datang lagi ke apartemennya.
Kinan hanya mondar- mandir di depan pintu apartemen Andrew. Antara ingin masuk ke dalam dan tidak, dia merasa bingung. Akhirnya Kinan memberanikan diri untuk menekan bel. Dengan hati yang bergetar Kinan menunggu sang punya apartemen membukakan pintu.
Dan benar saja tak lama kemudian pintu dibuka dari dalam. Dan muncullah Andrew dengan pakaian santainya. Melihat wajah tampan Andrew Kinan merasa senang sekaligus takut. Dia takut Andrew akan marah karena dia tidak menuruti perintahnya untuk tidak datang lagi ke apartemennya.
"Kau..." ucap Andrew kaget melihat Kinan.
"I..iya tuan..." jawab Kinan sambil menundukkan kepalanya.
"Ada apa lagi kau datang ke sini. Bukankah kita sudah tidak punya urusan lagi...?" tanya Andrew dengan nada datar.
"Ma..maaf tuan. Sa..saya datang ke sini ingin minta tolong sama tuan..." Andrew menatap Kinan beberapa saat.
"Masuklah..." ucap Andrew.
Kinan pun masuk ke dalam mengikuti Andrew.
"Katakan berapa uang yang kamu butuhkan...?" ucap Andrew sambil berdiri menghadap Kinan.
"Ti..tidak tuan, sa..saya tidak ingin meminjam uang sama tuan, tapi..." Kinan tidak meneruskan ucapannya.
"Tapi apa...?" tanya Andrew dengan dingin.
"Tapi saya ingin bekerja sama tuan lagi di sini..''
"Kerja apa...?"
"Ke..kerja seperti waktu itu tuan, bersih- bersih apartemen tuan dan juga mencuci baju tuan Andrew..." jawab Kinan masih menundukkan kepalanya.
"Maaf Kinan, saya sedang tidak membutuhkan pembantu sekarang. Semua sudah ada yang mengerjakannya..." jawab Andrew.
"Kau cari saja pekerjaan di tempat lain...." sambung Andrew.
Deg, Kinan kaget mendengar jawaban Andrew, ternyata dugaannya benar, Andrew dengan tegas menolak dirinya. Hatinya begitu sedih. Kinan yang sejak tadi hanya menunduk berusaha untuk mengangkat wajahnya dan menatap Andrew.
Kini mereka saling menatap satu sama lain . Kinan begitu sedih melihat Andrew yang biasanya menatapnya dengan penuh damba tapi kini tatapan itu begitu dingin. Kinan hanya bisa menelan ludah.
"Ba..baiklah tuan, ka..kalau begitu saya permisi. Te.. Terima kasih atas waktunya...." ucap Kinan lalu membungkuk.
Kemudian Kinan membalikkan badannya hendak menuju pintu keluar. Namun baru beberapa langkah Kinan berjalan tiba- tiba tangannya ditarik oleh Andrew. Kinan pun tersentak dan badannya jatuh ke dalam pelukan Andrew.
"Tu..tuan..." ucap Kinan.
Andrew melepaskan pelukannya ,tubuh mereka pun saling berhadapan dan mereka saling menatap. Kinan menatap Andrew karena merasa bingung dengan apa yang Andrew lakukan. Sementara tatapan Andrew yang tadinya dingin kini berubah menjadi tatapan yang begitu hangat.
Kinan pun tak tahu mengapa Andrew bisa berubah seperti itu. Andrew lalu meraih dagu Kinan lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Kinan.
"Kinan, benarkah kau datang ke sini hanya untuk meminta pekerjaan padaku...?" tanya Andrew begitu dekat wajahnya dengan wajah Kinan hingga Kinan bisa merasakan hembusan nafasnya.
"I..iya tuan..."
Andrew tertawa pelan.
"Aku pikir kau datang ke sini karena kau merindukanku Kinan. Ternyata kau hanya meminta pekerjaan. Apa kau tidak merindukanku...?'' tanya Andrew sambil mengusap lembut pipi Kinan dengan kedua jari tangannya.
Mendapat sentuhan hari Andrew hati Kinan begitu berdesir, dia memejamkan matanya menikmati sentuhan itu.
"Jawab pertanyaanku Kinan, apakah kau tidak merindukanku...?" tanya Andrew lalu menarik pinggang Kinan hingga tubuh mereka saling menempel satu sama lain.
Kinan tersentak dengan cepat membuka matanya.
"A..aku..." jawab Kinan tidak mau melanjutkan ucapannya. Sebenarnya dia ingin menjawab kalau dia merindukan Andrew hanya saja dia tidak berani mengatakannya.
"Aku apa Kinan,. jawab yang benar pertanyaanku...'' ucap Andrew semakin mendekatkan bibirnya pada bibir Kinan.
Jatung Kinan semakin berdebar kencang, nafasnya pun memburu.
"Katakan, kau merindukanku atau tidak...?" tanya Andrew lagi.
"I..iya tuan...a..aku me..merindukanmu..." ucap Kinan dengan sangat pelan tetapi Andrew bisa mendengarnya dengan jelas.
Mendengar jawaban dari Kinan, Andrew langsung menyambar bibir Kinan dan mel*m*tnya dengan rakus. Tanpa menunggu lama Kinan pun membalas apa yang dilakukan Andrew. Mereka saling dan mel*ma*t dan menyesap penuh gairah.
Hingga akhirnya aktifitas mereka pun berakhir di atas tempat tidur. Hasrat yang terpendam selama satu minggu lebih mereka lepaskan pada siang hari ini hingga sampai tiga kali mereka mengulanginya lagi. Tak ada puasnya buat mereka , ingin selalu lagi dan lagi.
Ternyata ucapan Andrew beberapa hari lalu yang mengatakan untuk menyudahi hubungan dengan Kinan hanya wacana belaka. Kenyataannya keduanya masih saling membutuhkan satu sama lain. Hasrat mereka masih begitu besar dan tidak mampu lagi untuk menahannya.
Kedatangan Kinan siang tadi bagi Andrew bagaikan oase di padang pasir. Yang mengobati rasa haus akan hasrat yang sudah lama terpendam.
Hingga janji Andrew yang akan mengakhiri hubungan terlarang dangan Kinan pun dia langgar sendiri. Nyatanya hasratnya lebih besar dari pada janji yang telah dia ucapkan di dalam hatinya untuk menyudahi hubungannya itu. Andrew memang sudah dibuat tergila-gila oleh Kinan. Tubuh Kinan sudah menjadi candu buatnya.
Demikian juga Andrew yang sudah membuat Kinan tak berdaya dengan pesonanya. Kinan selalu menginginkan Andrew.
"Aahh..terus babby....kau semakin liar saja babby.. Ahh...kau benar- benar membuatku gila babby.... " ucap Andrew berada di bawah kendali Kinan.
Iya saat ini Kinan yang mengendalikan permainannya.
"Kau juga tuan, kau selalu membuatku tak berdaya..." sahut Kinan terus bergerak aktif di atas Andrew sambil memejamkan mata sambil merasakan segala kenikmatan demi kenikmatan yang mereka ciptakan berdua.
Hingga keduannya terkulai lemas dengan nafas saling bersahutan setelah mereka berdua merasakan kenikmatan yang sungguh sangat luar biasa yang menjalar di sekujur tubuh keduanya.
"Oh babby, kau begitu luar biasa babby, hari ini kau terlihat beda sekali. Aku sangat menyukai permainanmu hari ini babby. Luar biasa, kau membuatku gila... Kau benar- benar nakal babby... Belajar dari mana kamu hem...?" tanya Andrew sambil memeluk Kinan dari belakang. Mereka berdua sedang berada di bawah selimut.
"Tentu saja aku belajar darimu tuan..." jawab Kinan sambil memejamkan matanya. Kinan merasa tenaganya terkuras habis dan kini dia benar- benar merasa lemas. Andrew pun tertawa mendengar jawaban dari Kinan.
"Kau terlihat begitu lelah Babby..." ucap Andrew.
"Hemmm...."
"Istirahatlah...." ucap Andrew sambil mengecup bahu Kinan.
"Babby, besok kau harus datang ke sini lagi. Setiap hari kau harus datang. Dan datanglah lebih pagi dari biasannya supaya kita bisa bersenang- senang lebih lama..." ucap Andrew mempererat pelukannya.
Aku ingin kau memuaskan ku setiap pagi supaya aku lebih semangat di kantor..." lanjut Andrew. Hari ini Andrew tidak berangkat ke kantor. Dia mengerjakan pekerjaan dari rumah.
"Iya tuan...." jawab Kinan.
Mereka berdua pun lalu tidur. Dan menjelang malam mereka baru terbangun dan segera membersihkan diri. Malam harinya Andrew mengantar Kinan pulang ke rumah. Namun sebelumnya mereka makan malam romantis dulu di restauran.
Karena hari sudah malam kali ini Andrew mengantar Kinan sampai di depan rumah. Kinan turun dari mobil Andrew dengan menenteng beberapa tas belanjaan. Iya, tadi Andrew mengajak Kinan pergi ke butik untuk membeli beberapa stel baju dan beberapa barang lain.
Mobil Andrew segera meninggalkan kawasan rumah Kinan dan kembali ke apartemennya. Sementara Kinan masuk ke dalam rumah untuk meletakkan barang- barangnya. Kemudian Kinan pergi ke rumah bu Rahmi untuk menjemput Raka. Tak lupa Kinan membawa makanan untuk bu Rahmi yang dia beli di restauran sebagai ucapan terima kasih.
"Kinan, tumben kamu perginya sampai malam begini, Raka tadi nanyain kamu terus lho...." ucap bu Rahmi.
"Iya bu maaf, tadi Kinan diajak teman Kinan jalan- jalan jadi kelamaan deh pulangnya. Maaf ya bu Kinan jadi merepotkan bu Rahmi..." jawab Kinan merasa tidak enak pada bu Rahmi.
"Nggak papa kok Kinan. Ibu cuma kasihan aja lihat Raka nanyain kamu terus, tuh dia sudah tidur...." sahut bu Rahmi.
"Kinan kamu terlihat capek sekali, mukamu juga terlihat pucat. Apa kamu sakit...?" tanya bu Rahmi sambil menatap wajah Kinan.
"Ehmm.. Mungkin karena Kinan kecapekan saja bu..." jawab Kinan.
Kinan lalu membopong Raka pulang ke rumah. Sampai di rumah Kinan pun langsung membaringkan tubuhnya di tempat tidur di samping Raka. Hari ini Kinan bener- benar merasa lelah. Tak butuh waktu lama Kinan pun tertidur dengan nyenyak.
****
Keesokan harinya Kinan pun bangun dari tidurnya. Kinan tidak langsung turun dari ranjang. Dia duduk sambil menyandarkan tubuhnya di sandaran tempat tidur. Kepalanya begitu terasa berat dan pusing.
"Oh ya ampun kepalaku kenapa pusing begini..." gumam Kinan sambil memijit- mijit dahinya.
Raka yang berada di samping Kinan pun terbangun.
"Ibu,...ibu kenapa..? ibu pusing ya..?" tanya Raka melihat sang ibu terus memijit dahinya.
"Iya nih Raka, kepala ibu pusing banget, sepertinya ibu sakit..." jawab Kinan.
"Sini Raka pijitin ibu..." ucap Raka lalu ikut memijit kepala sang ibu.
"Enak nggak bu dipijit sama Raka...?" tanya Raka.
"Iya, Raka pintar memijit ya, pasti nanti ibu cepat sembuh deh..." sahut Kinan merasa bahagia melihat Raka yang masih kecil tapi sudah mempunyai rasa keperdulian yang tinggi terhadapnya.
"Ibu, ibu kan sakit kok ayah nggak pulang jengukin ibu...? Ayah malah pergi sama tante itu kan..? Ayah nggak sayang kita lagi ya bu...?" tanya Raka tiba- tiba membuat hati Kinan sedih.
"Bukan begitu sayang, ayah kan lagi kerja jadi belum bisa pulang..." jawab Kinan lalu memeluk Raka.
"Tapi kenapa ayah waktu di rumah sakit nggak mau sama ibu dan Raka. Ayah malah pergi sama tante itu naik mobil ninggalin ibu dan Raka..." sahut Raka sedih.
Ternyata kejadian di parkiran rumah sakit waktu teringat jelas di ingatan Raka. Dia tahu kalau sang ayah pergi dengan perempuan lain dan meninggalkannya bagitu saja.
"Raka jangan sedih ya, kan masih ada ibu. Raka berdoa saja supaya ayah cepat pulang membawa uang yang banyak dan mainan untuk Raka..." ucap Kinan.
"Iya bu..." jawab Raka kemudian dia melanjutkan memijit sang ibu.
Beberapa saat kemudian Kinan menelpon Andrew untuk memberitahunya bahwa dia tidak bisa datang ke apartemennya karena sedang sakit. Andrew pun begitu kecewa karena Kina tak bisa datang. Tapi dia mengerti dengan kondisi Kinan dan dia pun meminta Kinan untuk istirahat supaya lekas sembuh.
Kinan pun merasa bahagia mendapat perhatian dari Andrew. Dan pada siang harinya ada kurir yang mengantar makanan untuk makan siang Kinan dan Raka. Makanan itu Andrew yang memesannya untuk Kinan.
Bersambung....
🥰🌺 Selamat membaca jangan lupa dukungannya ya 🌺🥰
*novel SELINGKUH, suami selingkuh kau laknat dan beri balasan setimpal, tiada maaf karakter istri kau buat tegas dan kau membuat istri membalas juga dan kau benarkan itu, kau hadirkan lelaki lain yang baik pada sangat istri dan lelaki lain (pebinor) berhasil menggantikan posisi sang suami
banding
*novel ini konfliknya istri yang selingkuh tapi kau lakukan berbagai cara untuk membela sang istri dan kau buat karakter suami jadi lelaki bodoh udah diaslingkuhi ujungnya2 sang suami juga yang mengemis dan berjuang untuk istri jahanamnya dan kau tidak berani hadirkan wanita lain yang baik pada sang suami
dari dua novelmu ini saja kita bisa melihat betapa egois, munafik, dan tidak adilnya pola pikir dan karakter mu