Perjalanan Cinta Alwi yang harus terhalang oleh restu dari orang tua Bunga yang merupakan anak dari pensiunan tentara.
Semenjak ayahnya meninggal, Kehidupan Alwi sangat penuh dengan ujian karena dia harus merawat ibunya yang sedang dalam keadaan sakit dan harus berobat jalan. Dia tak bisa melanjutkan kuliah karena biaya.
Alwi hanya bekerja sebagai seorang office boy di salah satu kantor.
Dia harus bisa mencari uang untuk kehidupannya sehari-hari, biaya berobat ibunya, dan juga menabung untuk mimpi pernikahannya dengan Bunga..
Dibalik susahnya Alwi, ada sosok perempuan cantik bernama Salma yang setiap hari mengurus Ibu Alwi yang sedang sakit dengan sangat tulus, hingga suatu hari ibunya ingin sekali Alwi mempunyai perasaan kepada Salma karena ibu nya tau kisah cinta Alwi dan Bunga takkan bisa di satukan.
Apakah Alwi akan memiliki Bunga yang dia anggap sebagai cinta sejati ?, atau Salma yang semakin hari semakin menunjukkan ketulusan cintanya.
mari ikuti kisahnya !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tresna Agung Gumelar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebahagiaan Baru
Keesokan harinya
Siang ini Alwi, Salma dan juga ibunya sedang di perjalanan menuju klinik dokter kandungan.
Dengan penuh semangat Alwi dan Ibunya mengantar Salma, tapi di sini Salma sibuk sendiri sambil memakan buah durian sisa semalam yang di taruh di tempat makan plastik.
Alwi : "Kamu nggak enek memang makan durian sebanyak itu?"
Tanya Alwi sambil mengerutkan dahinya.
Salma : "Ah enggak biasa saja, tapi maaf ya kalian jadi nggak makan, soalnya aku masih pengen."
Ibu : "Nggak papa, tapi habis ini sudah ya jangan terlalu banyak ah nggak baik."
Salma : "Iya ibu, tapi kayanya kalau ngerujak enak sih ya siang-siang gini."
Ibu : "Yaudah nanti kita cari sayang ya."
Alwi : "Udah ada lagi episode keduanya hmm. Boleh saja nanti kita cari asalkan sambalnya di pisah terus jangan terlalu pedas."
Salma : "Oke deh, "
Singkat cerita mereka pun sampai di sebuah klinik dan menuju poli dokter kandungan.
Antrian tidak terlalu panjang dan akhirnya kini giliran Salma yang akan di periksa. Alwi dan ibunya pun ikut ke dalam ruangan.
"Selamat siang. Silakan duduk!" Ucap dokter Gondo yang akan memeriksa kandungan Salma.
"Siang dok, terimakasih!" Jawab Alwi sambil menggeser kan tempat duduk untuk Salma dan juga ibunya. Kini mereka bertiga duduk di hadapan meja dokter Gondo. Sementara di seberangnya ada assisten dokter yang sedang mempersiapkan peralatan di dekat kasur pasien.
Dokter : "Gimana gimana nih, ada yang mau di tanyakan?." Tanya dokter Gondo dengan senyuman ramahnya.
Alwi : "Ini dok, istri saya katanya sudah telat delapan hari. Kami cuma mau memastikan, ya mudah-mudahan saja memang ada rezeki untuk saya dan juga istri saya."
Dokter : "Oh, ibu Salma kan ya namanya?"
Tanya dokter sambil melirik ke Salma.
Salma : "Iya dok."
Jawab Salma sambil tersenyum.
Dokter : "Ya sudah, silakan ibu berbaring dahulu di sana, biar saya periksa ya."
Sambil menunjuk ke arah kasur pasien.
Salma pun berbaring di atas kasur pasien dan membuka sedikit perutnya. Assisten dokter juga kini berdiri di samping Salma sambil mengoleskan cairan ultrasonic gell di perut Salma.
Sementara dokter Gondo duduk di samping Salma sambil memegang transducer.
Dokter Gondo pun mulai menggerakkan transducer nya di atas perut Salma, dan kini semua mata tertuju pada monitor USG.
Setelah beberapa saat.
Dokter : "Em. Tuh lihat! sudah ada ternyata."
Ibu : "Itu janinnya dok?"
Dokter : "Iya ibu ini janinnya. "
Ibu : "MasyaAllah Wi, itu cucu ibu."
Alwi : "Hmm iya Bu."
Jawab Alwi dengan perasaan yang seperti mimpi.
Dokter : "Berarti benar dengan di hitung dari haid terakhir ibu Salma, usia kandungannya saat ini sekitar enam Minggu, masih kecil masih sebesar biji jagung."
Ibu : "Alhamdulillah ya Allah."
Dokter : "Mulai sekarang ibu Salma selalu hati-hati ya dijaga kandungannya, Bapak juga nih di bantu terus ya istrinya selalu di temani, jangan sampai di buat stres."
Alwi : "Hmm. Iya dok, tapi kandungannya sehat kan?"
Dokter : "Sehat Alhamdulillah, makanan juga harus di sesuaikan ya Bu, jangan makan yang sembarangan."
Alwi : "Kemarin sih dia makan durian dok lumayan banyak. Itu nggak masalah kan?"
Dokter : "Nggak masalah pak, durian bagus kok banyak nutrisinya. Asal apapun jangan berlebihan. Soalnya kan semua yang berlebihan itu nggak baik."
Salma : "Asik, berarti aku boleh nih makan durian lagi."
Alwi : "Iya nanti lagi tapi, denger kan kata dokter barusan jangan berlebihan."
Salma : "Hmmm.. Iya deh."
Dokter : "Yaudah, selamat ya buat kalian."
Alwi : "Terimakasih banyak ya dok, Alhamdulillah."
Dokter : "Iya sama-sama."
Alwi kemudian menghampiri Salma dan membantunya turun dari kasur.
Kini mereka kembali duduk di kursi, Alwi berada di tengah sambil memegang tangan Salma dan juga ibunya saat ini.
Dokter : "Sekarang saya mau kasih resep obat dan vitamin supaya ibu dan bayi nya sehat terus ya."
Salma : "Iya dok."
Setelah di berikan resep obat, mereka bertiga pun keluar menuju bagian farmasi sambil menebus pembayaran.
Sambil menunggu obat selesai, Alwi selalu menatap Salma dan memegang tangannya, karena hari ini Alwi sangat bahagia sekali mendapatkan rezeki yang begitu besar yaitu buah hatinya yang berada di dalam perut Salma.
Alwi : "Sayang, kamu mau apa dari mas sekarang?"
Salma : "Aku mau rujak, kan sudah bilang tadi waktu di jalan."
Alwi : "Itu sih gampang, maksudnya yang lain, kamu mau apalagi dari mas Alwi?"
Salma : "Nggak mau apa-apa lagi, Salma cuma pengen mas Alwi ada di samping Salma terus nemenin Salma tiap hari, mas Alwi jangan pergi jauh-jauh lagi Salma nggak mau."
Alwi : "Hmm. Semalam kan mas sudah janji nggak akan pergi-pergi lagi. Udah ah kalau cuma itu permintaannya mas bakal lakuin, mas bakal di samping Salma terus ya."
Salma : "Iya, aku juga pengen ibu sehat terus ya, temenin Salma saat mas Alwi sedang di luar rumah, Salma ingin kita bertiga selalu sama-sama."
Salma berbicara sambil memegang tangan ibu.
Ibu : "Aminn, insyaallah ibu juga bakal selalu nemenin kamu sayang nggak perlu khawatir ya, kalian berdua ini anak yang baik, ibu bahagia sekali melihat kerukunan kalian selama ini. Selalu seperti ini ya, kalian sangat pantas mendapatkan kebahagian ini."
Alwi : "Terimakasih ya Bu, semua ini juga berkat doa ibu, Alwi bukan siapa-siapa tanpa ibu. Alwi janji akan selalu membahagiakan kalian berdua, kalian ini dua perempuan yang selalu Alwi sayang."
Alwi berbicara sambil menatap mereka berdua dengan mata yang sedikit berkaca.
Ibu : "Iya sayang sama-sama."
Jawab ibu sambil memegang pipi mereka berdua.
mungkinkah aku meminta,,
kisah kita selamanya,,,
tak terlintas dalam benakku, bila hariku tanpamu,,
Sabar ya Wi, semua itu ujian
aku mampir Thor, semangat🔥
kenalin aku author baru nih🤗
/Smug/