gea Adisty perempuan berumur 20 tahun harus bisa menerima kenyataan kalau calon tunangan nya meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wahidah27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 19
Tidak berapa lama akhirnya mereka sampai di universitas Gunadarma tempat mereka kuliah. Bara turun dari mobil Luan dan membukakan pintu untuk Gea.
"Awas kepala nya sayang." Ucap Bara sambil meletakkan tangan nya ke atas agar tidak kena kepala Gea.
"Makasih sayang."
"Ya sudah kamu ke dalam luan, aku mau nunggu Anton dulu."
"Ok, aku luan yah, bay." Ucap Gea sambil melempar kan senyuman manis nya ke Bara. ternyata dari tadi bela teman geng nya Sindi melihat mereka bertiga,
"Wah ada gosip nih, gue yakin kalau Sindi mendengar gosip ini, pasti dia langsung meledak ledak." Ucap bela, bela langsung berlari mencari keberadaan Sindi. Bela menemukan Sindi dan Nia sedang asik makan di kantin kampus.
"Sin." Ucap bela sambil duduk di dekat Nia.
"Lo kenapa sih, kayak di kejar kejar setan aja." Ucap Nia.
"Kalau lo dengar berita yang gue bawa ini, gue yakin lebih mengerikan dari pada setan."
"Berita apaan?"
"Tadi gue gak sengaja lihat Bara dan Gea berangkat ke kampus bareng."
"Trus dimana yang mengerikan nya yah bela." Ucap Nia.
"Stop Nia, gue belum selesai bicara, dan lo tau gak Sin, ternyata Gea dan Bara sudah jadian."
"Iyah gue tau, bahkan sekampus juga tau kan kalau mereka jadian, tapi cuma kita yang tau kalau mereka hanya pura pura pacaran." Jawan Sindi sambil melanjutkan makan nya.
"Ya elah, Sindi kali ini lo salah, asal lo tau yah, bara dan Gea sekarang pacaran, mereka gak pura pura."
"Apa?" Sindi kaget.
"Dari mana lo tau, kalau mereka beneran pacaran?"
"Gue denger sendiri, tadi Gea dan Rini di jalan."
"Wah gak bisa ini, gue harus kasih pelajaran sama tu anak."
"Benar sin, kita harus beri dia pelajaran, biar gak makim kurang aja sama lo." Ucap Nia, yang semakin membuat hati Sindi panas.
"Gue gak mau tau, hari ini juga lo berdua harus bisa cari ide, buat ngerjain tu anak, gue gak mau tau."
"Ok, eh gue ada ide." Ucap bela.
"Ide apaan lo?" Tanya Nia serius.
"Gimana kalau Gea kita kurung di gudang belakang."
"Cara nya."
"Gampang." Sindi dan kedua teman nya sudah menyusun rencana untuk mengerjain Gea. Sementara Gea dan Rini sudah berada di dalam kelas sedang menunggu dosen, tiba tiba asi datang menemui Gea.
"Lo yang nama nya Gea yah."
"Iyah, ada apa yah?"
"Ini tadi dosen yang baru itu manggil lo."
"Ada apa yah?"
"Gak tau juga, bukan cuma lo aja sih, masih banyak yang di panggil."
"Trus dimana mereka sekarang."
"Ada di depan, dekat taman."
"Ya sudah kalau begitu, gue kesana sekarang." Ucap Gea sambil berdiri. Gea pergi menuju taman kampus namun tidak ada orang di sana, tiba tiba dari belakang Gea di bekap oleh seorang.
"Hmmmmmm." Suara Gea yang gak jelas. Ternyata Sindi dan teman-temannya yang membekap Gea, mereka langsung membawa Gea ke dalam gandang dan mengunci nya dari luar.
"Rasain lo, siapa suruh main main sama gue." Ucap Sindi puas dengan tawa nya yang puas.
"Kalau terjadi sesuatu sama dia gimana?" Tanya Nia.
"Udah lo tenang aja, bentar lagi juga dia sadar."
"Iyah nih, lo jangan takut gitu dong." Ucap bela.
"Ya sudah ayo, sebelum ada yang melihat kita." Ujar Sindi. Mereka pun pergi meninggalkan Gea yang terkunci di dalam gudang dengan keadaan pinsan.
"Ini bayaran buat lo, tapi ingat jangan bilang ini kepada siapa pun, kalau lo berani bilang awas aja lo, gue akan ngasih perhitungan buat lo." Ancam Sindi sambil memberikan segepok uang ke Isa.
"Iyah aman, gua akan tutup mulut." Ujar Isa.
"Ya sudah sana lo." Isa pun pergi kembali ke kelas nya. Sementara itu Rini mulai kwatir dengan Gea yang gak balik balik ke dalam kelas, apalagi saat dosen baru itu masuk ke dalam kelas.
"Itu kan, bukan nya tadi dosen itu manggil Gea yah." Batin Rini.
"Pak maaf." Rini mengangkat tangan nya.
"Iyah ada apa?"
"Maaf pak, apa bapak tadi ada manggil teman saya."
"Gak ada, saya tadi sampai kampus langsung masuk kelas ini, gak pergi kemana mana lagi, emang ada apa yah."
"Aduh, jadi tadi itu." Batin Rini dengan cemas.
"Gak ada apa apa pak, permisi saya keluar sebentar." Rini pergi meninggalkan ruang kelas nya dan mencari keberadaan Gea.
"Ge kamu di mana sih?" Sementara Gea yang sudah mulai sadar, heran dengan sekeliling nya, yang ada di ruangan yang kotor dan berdebu.
"Di mana gue." Gea bangkit dari tempat duduk nya dan mencari pintu keluar, namun sayang nya pintu tersebut di kunci dari luar.
"Tolongggggg, tolongggg, siapa pun di luar tolongin gue." Teriak Gea dengan sekencang-kencangnya, namun sayang nya tidak ada yang bisa mendengar teriakkan Gea, karena gudang tersebut memang sangat jauh dari kampus.
"Hape gue, ya ampun hape gue ada di dalam tas lagi." Gea kembali duduk, dan mengingat apa yang terjadi tadi.
"Siapa yang sudah membekap gue, dan memasukkan gue kesini?" Tanya Gea bingung, sementara Rini sibuk mencari Gea kesana ke mari, Rini memutus kan menemui Bara, di kelas nya.
"Ada apa Rin? Kok lo kelihatan panik banget."
"Gea Bar."
"Gea kenapa?"
"Gea gak ada."
"Gak ada gimana sih maksud lo?"
"Jadi tadi itu ada siswi manggil Gea, kata nya Gea di panggil sama dosen baru, tapi tadi dosen baru itu masuk ke kelas ku, dan ku tanyak, ternyata dosen itu gak ada manggil siapa siapa, sementara Gea dari tadi gak balik balik ke kelas." Jelas Rini dengan wajah panik.
"Astaga, lo sudah telepon Gea belum?"
"Hape Gea ada di dalam tas nya, Gea gak bawa hape."
"Aduh, gimana ini? Gini gini lo kenal gak sama siswi yang manggil Gea tadi?"
"Gak, aku gak kenal."
"Aduh gimana yah, ya sudah sekarang kita berpencar cari Gea, gue ke sana lo kesana, nanti kalau Gea sudah ketemu kabarin gue." Ucap Bara.
"Ok Bar." Mereka berdua pergi berpencar mencari Gea, gak lupa Bara mengajak Anton juga.
"Kok bisa sih Gea pergi menghilang gini Bar."
"Gue juga bingung."
"apa jangan-jangan ada yang jahil sama Gea."
"Jahil gimana?"
"Ya jahil mau ngerjain Gea misal nya."
"Bisa jadi sih, tapi siapa?"
"Kalau itu mana gue tau."
"Ya sudah kita cari dulu, nanti kalau gak ketemu kita ke ruang dosen, minta bantuan sama dosen."
"Ok."