• Cek umur sebelum membacanya.
Kendrick Davino Tan adalah seorang casanova, hidup dengan banyak wanita yang memuaskan gairahnya.
Dia bahkan menampung seorang wanita malam di mansion miliknya, yaitu Maurin. Maurin tak sendiri, dia bersama anak gadisnya, Zoya.
Yang diam-diam Ken jadikan fantasinya saat bercinta dengan Maurin dan banyak wanita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Imajinasi Terhebat
Akhirnya hari itu Ken benar-benar mengantarkan Zoya dan menemani gadis itu menyelesaikan tugasnya.
Sementara Raga entah bersembunyi di mana, karena pemuda itu sama sekali tak menampakkan batang hidungnya di hadapan Ken.
Awalnya kedua teman wanita Zoya berbisik-bisik, saling pandang dan bertanya dalam hati mereka siapa Ken?
Namun, saat mereka melihat tatapan mata Ken yang menajam, mereka langsung bungkam dan tak dapat berkomentar apa-apa.
Sepulang dari rumah teman Zoya, Ken mengajak gadis manis itu untuk makan siang di restoran terlebih dahulu.
Selama itu, Zoya hanya memasang wajah cemberut dan terus seperti itu hingga mereka dalam perjalanan pulang menuju mansion.
Zoya merasa kesal dengan sikap Ken yang tidak memperbolehkan dirinya untuk dekat dengan siapapun. Atau tidak boleh inilah itulah. Semuanya serba diatur, dan sesuai kehendak pria itu.
Sementara Ken justru kerap membawa seorang wanita ke dalam mansion, Zoya jelas tahu apa yang mereka lakukan, dan hal itu benar-benar membuatnya merasa geram.
Ken adalah pria paling egois yang pernah Zoya temui.
Sementara dibalik kemudi, Ken sesekali melirik ke arah Zoya. Bibir gadis itu tak berhenti mencebik, dan Ken tidak pernah ambil pusing, apapun yang dia lakukan semuanya untuk kebaikan Zoya.
"Berhentilah cemberut seperti itu, bibirmu jadi terlihat seperti bebek," goda Ken pada anak gadisnya dan hal itu sama sekali tidak mempan untuk Zoya.
"Biar saja!" ketus gadis itu sambil melipat tangan di dada, dan membuang wajahnya. Tidak mau melihat ke arah Ken.
Ken mengulum senyum kecil, merasa lucu dengan sikap kekanakan Zoya. Tetapi di luar dugaannya, gadis yang dia anggap kekanakan itu ternyata mampu membuatnya senantiasa bergairah.
Hingga tak berapa lama kemudian, mereka sampai di mansion. Zoya tak segan lagi untuk segera membuka pintu, dan membantingnya cukup keras, sebagai bentuk protes.
Berharap Ken mengerti, bahwa dia tidak suka dengan hidupnya yang banyak aturan.
Dia segera melenggang masuk ke dalam rumah, tanpa bicara apapun pada ayahnya. Ken ingin menyusul, tetapi langkahnya tercekal oleh suara deru mobil di belakangnya.
Ken menoleh.
Dan mobil itu berhenti tepat di samping mobil Ken. Lalu dari dalam sana keluar seorang wanita cantik dengan pakaian minim berdada rendah, hingga kedua dadanya menyebul, dan wanita itu tak lain dan tak bukan adalah salah satu teman ranjang Ken.
"Hello, Darling," sapa wanita itu dengan suaranya yang begitu sensual. Dia langsung menghambur dan menyambar pipi Ken dengan kecupan-kecupan singkat.
Dan Ken tidak menolak itu. "Hei, kenapa datang secepat ini?" tanya Ken.
Wanita itu mengulum senyum lalu menggigit bibir bawahnya. "Aku sudah tidak sabar ingin bertemu, dan bermain denganmu."
Tangannya yang lentik menyentuh dada Ken tanpa permisi. Dan hal itu disaksikan langsung oleh Zoya dari dalam sana. Dia mengepalkan tangannya kuat di bawah sana.
Dia benci dengan sikap Ken.
Zoya segera melanjutkan langkahnya untuk masuk ke dalam kamar dengan menghentak lantai. Sementara Ken meladeni wanita yang berada di sampingnya. Membawanya ke dalam kamar yang dulu ditempati oleh Maurin.
Itu artinya berada tepat di samping kamar Zoya.
Dan siang itu benar-benar menjadi sebuah bencana untuk Zoya. Karena dia terus mendengar ayah angkatnya tengah mendesaah hebat dengan wanita lain di kamar sebelah.
Zoya mencoba menutup telinganya rapat-rapat, tetapi nihil, semuanya begitu jelas, menusuk indera pendengarannya.
"Menjijikkan! Aku benci Daddy, aku benci!" geram Zoya sambil mencabik-cabik bantal, dan melemparkannya ke sembarang arah, untuk menguapkan kekesalan.
Sementara yang di sebelah kamarnya, terus berbagi peluh, menghabiskan siang yang cukup mendung ini dengan kegiatan panas mereka.
Namun, semua yang Ken lakukan benar-benar di luar kendalinya. Di dalam fantasinya, dia tengah menggagahi Zoya.
Bayangan wajah gadis itu selalu berkelebat dalam otaknya yang begitu liar, dan membuat dia semakin bersemangat memacu tubuhnya. Zoya adalah imajinasi terhebatnya.
*
*
*
Like komen jangan kendorrrrr biar up terus