Nafisah kaisa Az-Zahra tidak pernah menyangka kalau dirinya dipilih oleh Ibrahim Al Kahfi untuk menjadi istrinya.Seperti yang diketahui oleh semua orang,tidak ada seorang wanita manapun yang mau menikahi Ibrahim karena keadaannya yang penyakitan dan divonis dokter memiliki sisa umur hanya satu tahun lagi.Maukah Nafisah menerima pinangan dari Ibrahim untuk menjadi istrinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
"Seperti yang kau lihat Dennis,kabar ayah juga baik.Dennis perkenalkan dia adalah kakak iparmu Nafisah,kemarin kakakmu Ibrahim dan Nafisah telah melangsungkan pernikahan mereka." ucap pak Darmawan yang tak lupa memperkenalkan Nafisah kepada Dennis.
"Senang bisa bertemu denganmu kakak ipar,perkenalkan namaku Dennis.Aku adalah adik sambung dari suamimu mas Ibrahim." sapa Dennis kepada Nafisah yang hanya dijawab dengan anggukan kepala oleh Nafisah.
"Maafkan aku ayah jika bukan karena menghadiri pertemuan bisnis dengan klien ku,aku pasti bisa menghadiri pernikahan kak Ibrahim dan juga kakak ipar Nafisah." ucap Dennis.
"Tidak apa apa Dennis,ayah bisa memaklumi situasimu.Jika bukan karena kondisi kakakmu yang belum sepenuhnya sembuh dari penyakitnya saat ini,kau pasti tidak akan dibuat kerepotan dalam mengambil tanggung jawab kakakmu untuk mengelola bisnis keluarga kita.Baik kau dan Ibrahim adalah kesayangan ku.Aku merasa terberkati karena bisa memiliki anak yang berbakti kepada orang tua sepertimu Dennis." ucap pak Darmawan.
"Ayah terlalu banyak memuji Dennis,apa yang Dennis lakukan tidak sebanyak itu sampai membuat ayah memuji Dennis seperti itu." ucap Dennis.
"Baiklah kalau begitu ayah tidak akan memuji lagi.Nafisah,karena kau sudah menjadi istri dari anakku Ibrahim serta resmi menjadi bagian dari keluarga ini,aku harap kau akan bisa menjadi istri yang baik untuk Ibrahim serta menantu yang baik bagi keluarga ini.Dukunglah suamimu dengan baik agar dia mau berjuang untuk sembuh dari penyakitnya.Rawatlah dia, cintailah dia,dan berilah aku seorang pewaris dari hasil pernikahan kalian berdua.Dengan begitu ayahmu ini tidak akan merasa khawatir lagi memikirkan kebahagiaan keluarga ini." ucap pak Darmawan yang membuat Nafisah sedikit merasa tidak nyaman dengan permintaan ayah mertuanya yang mendesaknya untuk memiliki keturunan.
Ibrahim yang mengetahui kalau istrinya itu sedikit tidak nyaman dengan perkataan ayahnya itu,segera berpura pura batuk dan merasa tidak enak badan dihadapan semua keluarganya agar ia bisa membawa Nafisah menjauh dari situasi tidak nyaman itu.
"Ibrahim"
"Ibrahim,ada apa denganmu nak?" tanya semua orang yang langsung menghampiri Ibrahim karena khawatir.
"Sepertinya sakit ku mulai kambuh lagi,ibu." ucap Ibrahim yang pura pura kesakitan.
"Ini salahku,tidak seharusnya aku memintamu untuk berkumpul bersama kami disini.Nafisah anakku,cepat bawa suamimu untuk istirahat di dalam kamarnya nak." ucap pak Darmawan dengan cemas.
"Baik ayah,ayo mas kita kembali ke kamar sekarang." ucap Nafisah yang langsung memapah suaminya dengan hati hati menuju ke kamar mereka.
"Kasihan Ibrahim,sampai kapan dia harus menanggung rasa sakitnya itu?" ucap pak Darmawan yang tidak tega melihat anak kandungnya kesakitan.
"Ayah,aku mempunyai kenalan seorang dokter yang hebat.Dia adalah temanku yang bekerja sebagai dokter umum di rumah sakit,ketika aku bertemu dengannya aku telah menceritakan mengenai kondisi mas Ibrahim padanya.Dan temanku ini langsung memberiku sebuah obat yang diyakininya bisa menyembuhkan penyakit yang diderita oleh mas Ibrahim saat ini." ucap Dennis.
"Itu kabar yang sangat bagus sekali Dennis,cepat berikan obat dari temanmu itu kepada pelayan agar bisa diberikan kepada Ibrahim." ucap pak Darmawan.
"Baik ayah" ucap Dennis yang segera pergi untuk mengambil obat untuk diberikan kepada Ibrahim.
Saat berada jauh dari ayahnya,Dennis segera menemui pelayan kepercayaannya yang sudah lama ditugaskan Dennis untuk memata matai gerak gerik Ibrahim.Tanpa sepengatahuan dari ayahnya, ternyata selama ini Dennis berencana ingin mengakhiri hidup Ibrahim agar semua harta warisan pak Darmawan jatuh ke tangannya.
Meskipun hidup Dennis berubah menjadi lebih baik setelah ibunya menikah dengan pak Darmawan dan menjadikannya anak sambung dari ayah barunya itu,namun tetap saja pak Darmawan menginginkan Ibrahim untuk mengambil alih bisnis keluarganya yang hal itu membuat Dennis dibakar api cemburu.
Dennis tidak rela jika hanya ibrahim lah yang menguasai bisnis ayahnya itu,ia menginginkan harta pak Darmawan untuk dirinya sendiri.
"Apakah kau tahu apa yang dilakukan mas Ibrahim ketika aku sedang tidak ada disini?" tanya Dennis pada pelayan kepercayaannya bima.
"Lapor tuanku selama tuan Dennis ada di rumah,tuan Ibrahim hanya menjalani pengobatannya di dalam kamarnya.Tuan Ibrahim tidak melakukan sesuatu yang mencurigakan,bahkan ia tidak menyambut kedatangan nona Nafisah saat ia datang ke kediaman." ucap bima.
"Bagus, kalau begitu semua orang yang ada disini masih belum mengetahui kalau akulah yang membuat kondisi mas Ibrahim sakit sakitan seperti saat ini.Cepat,berikan obat ini kepada mas Ibrahim.Pastikan bahwa dia meminum obat yang kuberikan ini." ucap Dennis dengan licik sembari menyerahkan obat kepada bima untuk diberikan kepada Ibrahim.
"Baik tuan." ucap bima yang segera bergegas menuju ke kamar Ibrahim dan Nafisah.
Sementara itu ketika Ibrahim dan Nafisah telah masuk ke dalam kamarnya,Ibrahim segera menghentikan kepura puraan nya dan tersenyum kepada Nafisah.
"Kau tidak perlu memapah ku lagi Nafisah,aku sudah tidak apa apa." ucap Ibrahim dengan santai kepada Nafisah.
"Hebat sekali kau mas,diluar kau membuat semua orang merasa khawatir dan sekarang mas malah bersikap normal.Sebenarnya apa yang ingin mas Ibrahim lakukan?" tanya Nafisah.
"Aku terpaksa melakukan ini untuk menjauhkan mu dari ayah dan juga permintaannya yang menginginkan seorang pewaris darimu.Aku tahu kalau kau sedikit merasa tidak nyaman dengan permintaan ayahku.Jadi untuk itulah aku melakukan sandiwara ini agar aku bisa membawamu kemari." ucap Ibrahim yang lagi lagi membuat perasaan Nafisah meleleh dengan kepekaan Ibrahim kepadanya.
"Memangnya sejelas itu ya kalau aku merasa tidak nyaman dengan permintaan ayah mas Ibrahim?" tanya Nafisah.
"Tentu saja,kau pikir aku tidak bisa mengetahui perasaan dan apa yang sedang istriku pikirkan selama ini" ucap Ibrahim yang menatap wajah Nafisah dengan dalam.
"Mas,aku tahu kalau selama ini mas tidak benar benar sakit parah.Semua ini pasti sandiwara yang mas Ibrahim ciptakan untuk menyembunyikan niat mas Ibrahim dari semua orang.Apapun yang mas Ibrahim rencanakan,aku tahu kalau itu adalah untuk hal yang baik.Mulai sekarang mas Ibrahim bisa percaya kepadaku,aku ingin mas Ibrahim berbagi beban mas Ibrahim denganku.Apakah mas Ibrahim tidak lelah menyimpan semua beban mas Ibrahim sendirian?" ucap Nafisah dengan peduli yang membuat Ibrahim tersenyum dan semakin cinta kepada Nafisah.
"Apakah saat ini kau sedang peduli kepadaku Nafisah?Kenapa kau tidak berterus terang saja kepadaku kalau kau ini mulai peduli kepadaku." goda Ibrahim yang membuat Nafisah salah tingkah.
"Siapa yang peduli?Nafisah hanya ingin membantu mas Ibrahim saja kok!Mas Ibrahim gak usah kepedean deh." bantah Nafisah dengan malu malu.
jangan salah paham dulu. beri kesempatan nafisah menjelaskan semuanya. dan sebagai orang tua, harus bijaksana yaaaaaa
awal bab sudah sangat menarik kak,
semangat ka!