Rania, mempunyai suami yang sempurna sebagai laki-laki. Dengan wajah yang tampan, tubuh yang bagus, Sudah bisa di pastikan ia adalah laki-laki sejati, tapi pernikahannya sudah berlangsung 1 tahun. laki-laki yang menjadi suaminya, tidak pernah menyentuhnya. Tapi kenapa? Apa alasannya sampai harus menikahi Rania jika ia tidak mencintainya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elleya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berkuda bersama
Rania dengan terpaksa mengikuti Althaf, untuk ikut serta dalam aktivitas berkuda, bersama, dengan beberapa calon investor. mereka pergi dengan kuda masing-masing, untuk menyaksikan keindahan taman yang di jadikan tempat untuk berkuda.Sebuah taman dengan Hamparan rumput hijaunya yang segar, serta rindangnya pepohonan, yang memang sengaja di tanam untuk memperindah tempat itu.
" Ini Benar-benar tempat berkuda yang sangat indah, Saya belum pernah menikmati bermain kuda, sekaligus menikmati pemandangan yang seindah ini". Tutur Jeremy yang merupakan warga negara asing.
"Anda benar tuan Jeremy, rasanya saya jadi benar-benar iri, menyaksikan pemandangan seindah indah ini, sekaligus menyaksikan pasangan pengantin baru kita yang terlihat begitu serasi." Tuan Norman ikut menimpali,
Mereka menaiki kuda masing-masing, sedangkan Rania harus berkuda bersama dengan Althaf, lantaran dirinya yang tidak memiliki kemampuan untuk berkuda.
"Terimakasih atas pujiannya, saya harap hubungan baik ini bisa berlanjut ke hubungan bisnis kita di masa mendatang. " Jawab Althaf, sekaligus ingin memastikan ketertarikan mereka untuk berinvestasi di perusahaannya.
"Tentu,.. tentu saja, saya amat sangat menantikan bisnis seperti apa yang akan di tawaran oleh Tuan Althaf, " sahut Jeremy.
"Apa yang Anda lakukan dengan menyulap sebuah hutan, menjadi tempat yang begitu nyaman untuk berlibur, seperti ini. ini membuat saya menjadi tidak lagi merasa ragu, untuk melakukan kerja sama di antara kita." Sambung Tuan Norman.
"Saya merasa sangat tersanjung untuk pujiannya. ini semua berkat pegawai di perusahaan kami, yang dapat di andalkan."
"Tuan Althaf, Anda sangat merendah, sudah jelas semua orang di negeri ini mengakui kehebatan Anda yang begitu luar biasa dalam berbisnis.Anda sudah Sampai membawa perubahan di titik ini. itu benar-benar luar biasa" ucapan Norman.
"Sepertinya tuan Althaf begitu mencintai istrinya, sampai bekerja begitu keras untuk membuktikan keberhasilannya pada keluarga Hadi, bukan benar begitu Tuan Norman? " tanya Jeremy,
"Anda benar Tuan Jeremy, Saya amat sangat mencintai istri saya. Dia satu-satunya wanita yang membuat saya jatuh cinta, sampai ingin segera menikahinya saat itu". Althaf berpura-pura untuk menarik simpatik dari mereka. Bahkan ia kini tampak tersenyum manis ke arah istrinya.
Sementara Rania entah kenapa ia merasa sangat kesal. Sejak tadi kedua orang itu terus saja mengatakan seolah-olah Althaf adalah orang yang paling hebat, karena berhasil membangun hotel di bukit pelangi. Padahal jelas, rencana pembangunan hotel ini, adalah hasil pemikiran dari ibu dan kakeknya. Sedangkan Althaf, ia hanya membantu proses pendiriannya, bukankah sudah jelas jika ibu ku yang harusnya mendapatkan pujian itu. Rania bergumam dalam hatinya
Entah omong kosong apa lagi yang dia katakan saat ini, dia mengatakan seolah-olah di dunia ini. sudah tidak ada lagi wanita yang tersisa, sampai ia hanya bisa menikahi ku. ( Padahal maksudnya Althaf, dia pengen nunjukin kalo pernikahannya itu berdasarkan cinta, bukan untuk transaksi bisnis, tapi si Rania justru nganggep Althaf lagi ngeledek dia)
"Tuan Althaf, terimakasih sudah menemani kami. Silahkan Anda berdua menikmati jalan-jalan siangnya, kami akan kembali bersama dengan yang lainnya, ke hotel,Karena besok pagi saya harus kembali ke Prancis" Ucap Jeremy pada Althaf. Ada beberapa pengawal yang juga tengah berkuda, sambil mengawasi sekitarnya, untuk memastikan tamunya dalam keadaan aman dan baik-baik saja.
Merekapun berpisah di sana. Tuan Jeremy dan Tuan Norman kembali ke hotel. sedangkan Althaf membawa Rania berkeliling untuk memperlihatkan seluruh bangunan di sana, yang awalnya bangunan itu di rancang oleh ibunya. Kini Althaf yang sudah berhasil menyelesaikan pembangunan hotel tersebut.
"Kemana kau akan membawaku? " Tanya Rania penuh waspada
"Aku akan menunjukkan sesuatu padamu". Althaf memacu kudanya dengan lebih cepat lagi dari yang sebelumnya, untuk segera sampai ke tempat yang di tuju nya.
Di penghujung jalan, yang mereka lalui. ternyata ada sebuah tebing yang cukup tinggi. Tapi yang membuatnya sepesial adalah pemandangan dari atas tebing itu. Terhampar lautan biru yang luas, beserta pasir putih kekuningan,yang terlihat kontras, berpadu warna biru air laut.
Mata coklat itu berbinar, menyaksikan pemandangan alam di depannya. "Ini sangat indah, " ucap Rania lirih
"Benar ini sangat indah, Sampai ibumu menuliskan keinginannya di sebuah buku kerjanya. untuk membawamu ke sini suatu hari nanti", Althaf Sempat membaca buku kerja milik mendiang Ibu dari istrinya, Untuk memahami proyek yang sekarang sudah berhasil ia wujudkan.
Althaf membawa Rania turun dari atas kuda untuk melihatnya lebih dekat. "Hei, _ Apa kita tidak bisa pergi ke tempat itu? " Rania menunjuk ke arah pantai di hadapannya.
"Apa kau berencana melompat dari atas sini huh? " Althaf menjawab pertanyaan Rania dengan tatapan datar tanpa ekspresi.
"Menyebalkan,.
Belum puas hanya menyaksikan keindahan itu dari satu sudut saja. membuat wanita cantik itu melangkahkan kakinya, menjauh dari Althaf.yang kini mulai menyalahkan korek, untuk membakar batang rokok, yang menempel di bibirnya.
Laki-laki itu menikmati pemandangan dengan sesekali menyesap rokok miliknya. Terlihat Rania yang berjalan semakin menjauh, Tapi ia membiarkannya begitu saja.
"Beristirahat lah dengan tenang, Aku akan menjaganya untuk mu mulai sekarang. "
Althaf mengingat ucapan teman baiknya, yaitu Rakan. yang selalu meminta dia dan Hegar menjaga keluarganya untuk nya. Selama dia berada di luar negeri.
Prakkkk...
Terdengar suara keras, Althaf memutar bola matanya untuk mencari dari mana sumber suara itu berasal." Apa yang dia lakukan? "
Althaf bergegas menuju ke arah Rania berada, Terlihat, Rania yang sudah jatuh ke tanah. setelah ia mencoba menduduki sebuah kursi kayu, yang sudah tampak usang.
Ternyata Ada sebuah bilik di sana, yang mungkin sudah sangat lama di tinggalkan, dan tidak terawat lagi. Althaf pun baru pertama kali melihat tempat itu, meski ia sering mendatangi tempat ini, Tapi ia tidak benar-benar berkeliling menyeluruh.
Rania yang menahan rasa sakit mencoba untuk berdiri, setelah kursi yang ia duduki patah. Althaf yang datang segera mencoba untuk menolongnya.
"Hari ini sampai di sini, Mari kita kembali". Ajaknya pada Rania.
" Di dalam perjalanan menuju hotel, Rania terus meng aduh, karena bagian belakangan nya terasa sakit, setelah terjatuh, sedangkan ia harus kembali ke hotel dengan berkuda seperti saat mereka pergi tadi.
......................
Tiga hari setelah pernikahan nya, Rania dan Althaf, memutuskan untuk kembali ke ibukota. untuk kembali memulai aktivitas seperti sebelumnya.
Setibanya di Mansion utama, Rania kembali ke kamarnya dan Althaf memakai kamar tamu, yang sebelumnya sudah di siapkan oleh para pelayan. Sedangkan kamar pengantin mereka, di biarkan kosong begitu saja.
Hari-hari pun berlalu dengan cepat,. Althaf yang sibuk dengan urusan pekerjaan lebih sering tinggal di hotel, dan hanya beberapa kali dalam seminggu, ia akan pulang ke rumah utama. Sedangkan Rania ia lebih memilih menghabiskan waktunya untuk bermalas-malasan, dan menghabiskan uang yang di dapat suaminya. Sepeninggal Ibu dan kakaknya Rania tidak pernah lagi pergi ke kampus, untuk berkuliah. Sampai, pihak kampus terpaksa. mengeluarkan nya dari daftar mahasiswanya. Sesekali Rania juga akan menggunakan waktunya untuk melukis di taman halaman rumahnya.
ditunggu up selanjutnya
semangat 💪🏻💪🏻💪🏻 dan sehat selalu kak