Menikah lagi bukanlah hal yang diinginkan Albert untuk saat ini. Namun apa daya, ia tak bisa menolak keinginan putri kecilnya yang terus meminta sosok ibu untuk dirinya.
Kanya, Albert terpaksa menawarkan sebuah pernikahan pada Kanya atas permintaan Lala yang menginginkan Kanya menjadi ibu sambungnya.
"Menikahlah denganku untuk Lala. Tapi jangan pernah berharap setelah menikah nanti aku bisa mencintaimu, karena cintaku sudah habis untuk mendiang istriku."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 - Tawaran Dari David
Dua puluh menit berlalu, akhirnya acara makan malam bersama pun selesau dilaksanakan. Semua orang yang sudah selesai menghabiskan makanan masing-masing mulai saling bercerita satu sama lain.
Jika David, Albert dan Aska membahas permasalahan bisnis, Embun, Kanya dan Lala justru membahas kegiatan Lala di sekolah hari itu. Si kecil Lala yang begitu senang bercerita dengan Embun dan Kanya pun terus saja bercerita seraya tersenyum hingga membuat Embun dan Kanya yang melihat senyuman di wajahnya jadi ikut tersenyum.
"Oh ya, omong-omong apa kamu udah mendapatkan sekretaris pengganti untuk Dina?" Tanya David saat teringat akan sesuatu.
Albert menggelengkan kepala. Sudah beberapa hari ini dia tidak memiliki seorang sekretaris karena sekretaris lamanya mengajukan pengunduran diri akibat hamil dan sulit untuk beraktivitas seperti biasanya.
"Apa asisten kamu udah mencari pengganti Dina?" Tanya David lagi.
Kepala Albert mengangguk. "Tapi dia belum mendapatkan pengganti yang pas seperti Dina."
David tak memberikan tanggapan, pandangannya justru tertuju pada Kanya saat teringat jika saat ini Kanya sedang mencari pekerjaan baru.
"Bagaimana kalau Kanya saja yang menjadi sekretaris kamu yang baru? Kebetulan Kanya baru aja berhenti dari pekerjaannya yang lama dan sedang mencari pekerjaan yang baru. Dia juga sudah berpengalaman sebagai seorang sekretaris di perusahaan yang lama." Saran David.
Kanya yang mendengar namanya disebut oleh David lantas mengerutkan dahi. Dia merasa bingung kenapa David tiba-tiba saja membawa namanya di dalam pembahasan mereka. Terlebih Kanya masih ingin jika David sudah memberikan tawaran pekerjaan di perusahaannya.
Albert menatap datar wajah David setelah memberikan saran kepada dirinya. Albert merasa tak habis pikir pada David yang memberikan saran seperti itu kepada dirinya.
"Kanya, bagaimana menurut kamu, apa kamu bersedia bekerja menjadi sekretaris Albert? Aku pikir akan lebih baik kamu bekerja sebagai sekretaris saja dibanding bekerja sebegai staff humas di perusahaanku." Kata David.
Kanya merasa bingung harus menjawab apa. Bekerja dengan Albert bukanlah hal yang Kanya inginkan, tapi bekerja sebagai seorang sekretaris adalah hal yang Kanya inginkan dan prioritaskan saat ini.
"Kanya, gimana?" Embun menyenggol lengan Kanya karena wanita itu hanya diam saja sementara suaminya sudah sejak tadi menunggu jawaban dari Kanya.
"Aku..." Kanya jadi semakin bingung saja.
"Dari pada kamu nganggur terlalu lama, lebih baik kamu coba aja tawaran pekerjaan ini." Bisik Embun. Mencoba untuk meyakinkan Kanya untuk menerima jika pekerjaan dari Albert cukup menguntungkan untuk dirinya.
Kanya tak ingin gegabah mengambil keputusan untuk mengiyakannya. Apa lagi tawaran pekerjaan itu bukan keluar dari mulut Albert sendiri. Terlepas dari itu, Kanya masih ingat dengan jelas setiap perlakuan dingin Albert kepada dirinya.
"Apa aku harus menerimanya? Tapi... apa aku bisa kuat melihat wajah dinginnya itu setiap hari?" Gumam Kanya dalam hati. Dia jadi meragu sendiri dan banyak diam selama berada di kediaman David.
Di tengah kegundahan yang Kanya rasakana, Lala tiba-tiba saja membisikkan sesuatu kepada dirinya. "Tante Kanya kerja aja sama Papa Lala. Biar nanti Papa ada temannya. Lala juga bisa sering main ke kantor Papa kalau ada Tante Kanya. Lala senang sekali kalau Tante Kanya mau menerima pekerjaan dari Papa." Kata Lala. Besar harapan gadis kecil itu agar Kanya mau menerima tawaran pekerjaan dari sang papa.
Kanya jadi semakin bingung. Dia pun merasa tak enak hati bila mematahkan keinginan Lala yang ingin selalu dekat dengan dirinya.
"Andai aja Papa kamu itu bisa tersenyum sedikit sama Tante, Lala. Tante pasti langsung menerima pekerjaan itu." Kata Kanya dalam hati.
***
Terima gak ya?
Sebelum lanjut ke bab berikutnya, jangan lupa berikan rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️, like, komen dan giftnya dulu teman-teman🤗
Dan jangan lupa follow instagram @shy1210 untuk seputar info karya. Terima kasih kesayangan semua🤗🤗
semoga kalian bahagia..
dan Mama Kamilapun sdh berubah baik