Menikah dengan tukang ojek membuat kakak iparku selalu membencinya, bahkan dia mempengaruhi kakak ku yang selalu melindungi ku kini membenciku dan suamiku. begitu juga kakak laki-lakiku.
namun semua akan terkejut atau tidak ketika mereka tau siapa suamiku?. simak ceritanya di DIKIRA TUKANG OJEK TERNYATA PENGUSAHA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16.Amira
Di sebuah kamar hotel serang lelaki sedang meracau, lelaki yang tidak lain adalah Firman suami dari Amira.
"Kamu sangat nikmat, dan kamu pandai memuaskan aku, ini bayaran untuk mu." Firman memberikan dua puluh lembar uang merah pada wanita yang sudah memberinya kepuasan.
Firman dari semalam dia tidak pulang ke rumah. Firman masih marah pada Amira, dia lebih memilih menginap di hotel dengan wanita penghibur ketimbang istrinya yang sudah halal dan lebih cantik di bandingkan wanita yang menghiburnya tadi.
Suasana pagi ini sangat cerah.kemungkinan hari ini matahari akan setia menemani, aktivitas manusia di muka bumi hingga sampai menjelang malam.
"Mas, bangun, ini dah telat lho." Senja masih menggoyang-goyangkan tubuh suaminya.
"Heum, lima menit lagi aku masih ngantuk." rengek Arkan yang masih betah dalam selimutnya.
"Mas, katanya hari ini, mau ke perusahaan, itu Kak Ferdy udah nunggu di bawah." Senja tetap membangunkan suaminya karena takut akan telat ke kantor, apalagi Ferdy sudah standby di bawah.
Awan membuka matanya, dia melihat istrinya yang sudah berkacak pinggang di tepi tempat tidur. Arkan melebarkan senyumnya agar tidak marah.
"Sayang, sini cium dulu biar mas semangat." Arkan sengaja meminta cium pada istrinya biar hati istrinya luluh. Namun Senja tetap berkacak pinggang tidak mengindahkan suaminya.
"Tidak ada cium-cium, cepetan bangun, aku dah siapkan air hangat, nanti keburu dingin." Omel Senja. Lalu dia melangkah ke lemari, Senja menyiapkan pakaian untuk suaminya. setelah itu dia keluar dari kamar untuk menyiapkan sarapan.
Walaupun Arkan sudah melarang nya ke dapur, namun Senja tetap akan menyiapkan sarapan untuk suaminya, Senja tetap akan melakukan kewajiban nya sebagai istri, Senja tidak mau orang lain atau Bibi yang mengurus makan suaminya.
"Kemana perginya mas Firman, sudah dua malam enggak pulang." Gumam Amira ,dia sedang menikmati sarapan seorang diri di meja makan.
Meja makan yang dulunya selalu ramai, kini hanya tinggal dia seorang diri. Amira menatap kursi satu persatu, kursi yang selalu di duduki oleh, Mama, Papa, dan adik kesayangannya, adik yang selalu dia lindungi dari setiap orang yang mengganggunya.
Air mata Amira tanpa sadar jatuh dengan sendirinya, dia sedih membayangkan kebersamaannya bersama keluarganya. Keluarga yang selalu memberinya kehangatan.
Ada rasa menyesal dalam hati Amir saat ini, sekarang dia menyadari kalau dirinya sudah berbuat salah pada adik kesayangannya dan juga kedua orang tuanya. Amira merasa jauh dari keluarganya setelah di menikah dengan Firman.
"Masa iya, mas Firman marah hanya Karen aku tidak memberinya uang," Amira bangkit dari meja makan, dia bergegas ke kamar untuk memakai pakaian kerja.
Amira sudah dua hari bekerja di restoran Opera, dia merasa nyaman kerja di sana, dia sudah tidak mau memikirkan suaminya itu. Sekarang Amira lebih fokus pada pekerjaannya.
Amira membuka lemari dan mengambil bajunya, tanpa sengaja dia telah menjatuhkan sesuatu. Amira mengambil benda yang jatuh itu.
Benda itu ternyata adalah reset belanjaan dan juga reset penarikan. Amira menatap bingung benda putih itu, seketika pikirannya menerawang kemana-mana.
"Faktor belanjaan, ini puluhan juta, apa yang mas Firman belanja," Amira meneliti semua faktor belanjaan dan penarikan, mata nya membulat sempurna, total belanjaan dan penarikan hampir mencapai 200 juta.
Amira jadi teringat saat pertengkaran, di saat Firman merebut kartu ATM, sekarang Amira mengerti kenapa Firman begitu marah saat Amir mengambil ATM.
"Berarti mas Firman sudah menghabiskan tabungan untuk membeli mobil." Amira sangat kecewa pada suaminya itu.
Amira langsung berprasangka kalau Firman mengambil uang itu untuk berbelanja, Firman telah berkhianat, dia pasti menghabiskan uang tabungan itu untuk perempuan lain. Amira menepis prasangka itu, dia tidak terlalu memikirkannya.
Amira bergegas memakai pakaiannya dan pergi ke restoran tempat dia mengais rezeki sekarang.
Di sisi lain, di sebuah rumah mewah.
Setelah sarapan pagi Pak Handoko di temani Mama Ratih keluar dari rumah. Mama Ratih mencium punggung tangan suaminya, Pak Handoko pun mencium kening istrinya. mereka selalu romantis meski usianya sudah kepala lima tapi pasangan itu masih terlihat seperti Anak muda. Setelah mencium kening istrinya Pak Handoko langsung mengambil motornya, dia melambaikan tangan pada Mama Ratih.
Senja dan Arkan berjalan beriringan keluar dari rumah. sampai di teras rumah, Senja menyodorkan tas kepasa suaminya, lalu di mencium punggung tangan suaminya, Seperti yang sering di lihat dari Mama Ratih dengan Papa nya ketika Papanya mau berangkat kerja.
Arkan meraih tengkuk Senja dan melumat bibir manis Senja sesaat, setelah itu barulah Arkan mengecup kening Senja. Yang di lakukan Arkan memang lain dari yang lain. Arkan juga melambaikan tangan pada istrinya, setelah itu barulah masuk ke mobil yang sudah ada Ferdy di dalamnya.
Setelah mobil suaminya tidak terlihat lagi, Senja masuk kedalam rumah, dia bergegas ke kamar untuk mengganti baju. Senja sudah meminta izin pada Arkan, dia ingin pergi ke restoran tempat dia bekerja dulu yang sekarang dia tau kalau restoran itu milik suaminya.
Sementara di rumah Arsen, Desi sedang merapikan dasi suaminya.
"Mas, apa kata Amir tadi malam?" tanya Desi, karena Arsen tadi malam pergi menemui Amira.
Amira bilang dia tidak tau di mana mereka, dan Amira bertengkar dengan Firman katanya. Firman juga tidak pulang sudah dua malam." Arsen menceritakan semu yang di katakan Amira padanya.
"Bertengkar kenapa?" tanya Desi penasaran.
Arsen menarik nafasnya, kemudian menghembusnya pelan.
"Ternyata yang mengambil uang Mama, Amira, dia di suruh oleh Firman, Firman mau Arkan di usir dari rumah, dia tidak suka sama Arkan, karena Arkan hanya tukang ojek, jadi dia memfitnah Senja." Arsen menceritakan semua apa yang di katakan oleh Amira kepadanya.
Amira menyesal telah berbuat jahat pada adiknya, jadi dia memilih jujur pada Kakak nya karena dia sudah tidak mau mengikuti suruhan Firman lagi.
"Amira bertengkar dengan Firman karena Firman meminta uang itu, tapi Amira sudah menghabiskan uang itu, dan akhirnya Firman pergi dari rumah." lanjut Arsen lagi.
Desi yang mendengar cerita dari suaminya, dia sangat kesal. Namun dia tidak bisa berbuat apa-apa.
"Benar firasat ku, Senja tidak mungkin melakukan itu, mas juga bukan mencari tau dulu, tapi malah main ngusir aja, jadi sekarang menyesal 'kan?" Desi sangat marah pada Firman dan Amira, namun dia juga kesal pada suaminya yang mengambil keputusan
tanpa berpikir terlebih dahulu.
Aku menyesal telah mengusir Senja, Aku kepikiran sama mereka, aku takut mereka kenapa-kenapa, apa mereka punya tempat tinggal?" Arsen sangat mengkhawatirkan kedua orang tuanya dan juga adiknya.
"Mas jangan khawatir, aku yakin mereka tinggal di tempat yang nyaman. Arkan itu lelaki baik, dia pasti tidak akan membiarkan mereka tidur di jalanan." Desi sangat yakin kalau Arkan tidak akan menelantarkan mereka karena dia melihat kalau Arkan lelaki yang sangat bertanggung jawab.
Arsen mengangguk, sekarang pikirannya sedikit tenang, perkataan Desi ada benarnya juga. Begitu pikir Arsen.
"Oh, ya, nanti kamu pulang naik taksi aja ya
Karena aku tidak bisa jemput.aku ingin mencari mereka lagi." Arsen ingin menemukan arang tuanya dan adiknya secepat mungkin, atau juga mendengar kabar dan tau dimana tempat mereka tinggal.
Desi mengangguk, dia mengerti dengan keadaan suaminya saat ini.
"Sekarang mas mau ke kantor, mas mau minta izin sama Pak Ferdy. Menurut yang aku dengar hari ini yang punya perusahaan sudah mulai active lagi, setelah lama mengambil cuti." Arsen masih belum tenang sebelum menemukan kedua orang tuanya.
"Iya mas, tidak apa -apa, aku bisa pulang naik taksi kok, aku juga bisa numpang mobilnya si lola." Jawab Desi.
Bersambung.
Takut suaminya marah kalau dia masak.. padahal suaminya kan sudah kasih izin lho..
trus nunggu suami berangkat dulu biar nggak ketahuan masak.. kesannya kayak kucing 🐱 takut maling makanan.. padahal makanan itu memang buat dia 🤣
kewajiban istri adalah taat pada suaminya.. karena suami menanggung dosa istri.kecuali suaminya menyuruh berbuat dzolim. istri boleh menolaknya.. bukan berarti berbalik dzolim pada suami.
soal keluarga.. istri hanya punya kewajiban menasehati..
karena dosa itu mutlak dipertahankan pada suami..
kalau doktor itu gelar yang didapatkan setelah menempuh pendidikan strata 3 atau S3
gimana sih... sudah dibilang otaknya jangan digadaikan buat DP beli mobil.. tetap nekad juga 🤣🤣🤣
karena mereka adalah orang tua, kesannya kalau suruh makan terkesan kasar
ini pemberian suami kepada istrinya.
kalau mahar harus disebutkan dalam Qobul... itu lah gunanya ijab.. yakni janji.. janji didepan Allah