"pangeran nicolas dijatuhi hukuman pengasingan dari kerajaan vampir selama 100 tahun" ucap sang raja.
"tunggu kita masih belum mempunyai bukti kuat bahwa dia pelakunya" leon sang ahli waris ikut berbicara.
"semua bukti mengarah padanya, kita harus mengambil keputusan" jawab sang raja.
"tidak apa saya akan pergi, saya permisi" ucap nicolas yang berlutut di hadapan raja, kemudian berdiri dan pergi dari kerjaan vampir.
ia masuk ke dunia manusia, perjalanan apakah yang menunggunya disana?
sungguh cinta beda makhluk sangat menyesakkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon intan maggie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
"maaf terlambat" ucap aurora yang baru saja datang mendekat ke arah ku dan putri lenora. dia menggunakan jubah hitam sama seperti kami dan membawa sebuah tongkat sihir.
"Mari kita berangkat" ucap ku kemudian melangkah.
"Kita jalan kaki?" Tanya putri lenora.
"Aku harus terbang membawa kalian berdua?" Tanya ku.
"Mari kita teruskan" jawab putri lenora kemudian langsung melangkah dan berada di depan ku.
Untuk menuju ke negeri penyihir, kita harus melalui kerajaan lolia dan melalui beberapa kota di dalamnya, juga masih harus melalui kota-kota dari kerajaan purnia ini.
Malam harinya, kami sampai di kota perbatasan Kerajaan purnia, kota jambuk.
Kota ini sangat ramai, bahkan banyak para pendatang dan petualang singgah di kota ini.
"Malam ini kita istirahat disini, aku akan memesan dua kamar" ucap aurora.
"Satu saja, untuk kalian berdua" jawab ku.
"Bagaimana dengan mu?" Tanya putri lenora.
"Aku bisa tidur menggantung di pohon" jawab ku.
"Baiklah, mari kita cari penginapan putri" jawab aurora.
"Mohon kalian Jangan memanggil ku putri lagi disini, aku takut membahayakan kalian, panggil saya nora" sahut putri lenora.
"Ayo kita cari penginapan nora" ajak aurora.
"Bawa ini, kantongi masing-masing" aku memberi mereka dua batu merah kecil, berwarna merah seperti cherry.
"Apa ini?" Tanya aurora setelah mengambil itu dan melihatnya dari dekat.
"Anggap saja indra ku, jika kalian dalam bahaya panggil nama ku" jawab ku.
"Kamu mau kemana?" Tanya Nora.
"aku akan mengelilingi kota untuk memeriksa keadaan" jawab ku.
"Sendiri?" Tanya sang putri lagi.
"Iya, kalian beristirahat lah" jawab ku.
"Aku ikut, aku tidak akan meninggalkan mu sendiri" seru sang putri.
"Terima kasih nora, tapi Kalian harus cukup istirahat" jawab ku.
"Biarkan saja dia, dia bisa menjaga dirinya sendiri, dan seharusnya kau sudah tau Nora, bahwa dia tidak memerlukan tidur seperti kita" aurora penjelaskan, dan aku hanya tersenyum.
"Baiklah, hati-hati" balas nora, aku mengangguk.
Aurora dan putri melangkah meninggalkan ku.
Aku berjalan mengelilingi kota dan masuk ke sebuah guild petualang.
Aku memesan segelas minuman dan duduk di sebuah meja bergabung dengan beberapa orang.
"Kalian dengar? Aktor nicolas yang terkenal itu menculik tuan putri lenora yang akan menikah dengan pangeran danish" ucap seseorang disana.
"Tapi bagaimana bisa, sedangkan nikolas saja menghilang sejak 3 bulan yang lalu" balas orang lainnya.
"Mungkin dia menghilang untuk merencanakan ini" balas orang lainnya lagi.
"mungkin benar, karena sampai sekarang pun tidak ada yang tau keberadaannya" balas orang lainnya.
"Hey kita tidak ingin mengikuti sayembara itu? Hadiahnya lumayan besar" suara balasan lagi.
"Lebih baik tidak, ku dengar kabar bahwa nikolas itu adalah vampir, vampir tingkat atas" balas lainnya.
"Tapi sudah terbukti bahwa dia bukan vampir" balas lainnya.
"Ya tapi sepertinya pangeran Danish tetap akan mengejarnya" balas lainnya.
"Jangan membicarakannya lagi, bahaya jika kita ketauan membicarakan pangeran" balas lainnya.
Mereka kemudian membahas topik lain.
"hey kamu" panggil seseorang diantara mereka saat aku baru saja berdiri dan hendak melangkah, aku berdiri diam.
"Apa anda seorang petualang?" Tanya nya.
"Iya" jawab ku singkat.
"Dari mana anda berasal?" Tanya nya lagi.
"Selatan" jawab ku singkat.
"Ohh orang-orang itu, mereka selalu tertutup" jawab seorang itu, aku hanya mengangguk, kemudian pergi.
Aku sendiri hanya asal bicara soal selatan itu, apakah itu benar-benar ada? Aku akan mencari informasi ini ditempat lain nanti.
Kemudian aku pergi ke perbatasan tempat kami akan keluar kota sekaligus kerajaan ini.
Semua yang ingin keluar kota wajib menampilkan wajah mereka serta barang bawaannya.
Jika aku dan putri kesana tentunya akan bahaya.
Aku hanya berkeliling kota hingga pagi.
"hei nicolas kamu dimana? Ayo kita berangkat lagi" teriak suara aurora yang terdengar di telinga ku.
bisakah dia berbicara pelan saja?, tanya ku dalam hati, dia berbicara lewat batu yang kuberikan itu.
"Bisakah kau tidak muncul mendadak dan mengagetkan kami?" Seru aurora saat aku tiba-tiba saja muncul di dekat jendela kamar mereka.
"Bukannya kau menyuruhku datang?" Tanya ku.
"Aku tidak menyuruh mu datang, aku hanya memberi tahu mu untuk meneruskan perjalanan" sahutnya, bawel sekali dia.
"Nicolas, bagaimana kamu tau kami ada disini?" Tanya putri lenora.
"Batu yang kuberikan itu, aku bisa mendengar dan mengetahui posisi kalian dengan itu, simpan baik-baik" jawab ku dan mengabaikan ucapan aurora sebelumnya.
"Kau mengabaikan ku" sahut aurora.
"Maaf, mari kita teruskan perjalanan" balas ku.
"Ohiya, untuk keluar dari kerajaan ini, kita harus menampilkan wajah kita, jadi aku dan putri lenora tidak akan bisa melewati itu" aku memberi tahu.
"Kita harus bagaimana?" Tanya putri lenora.
Aku mendekat ke putri.
"Ayo kita pergi duluan nora" aku memegang tangan putri.
"Bagaimana dengan ku?" Tanya aurora.
"Kami akan menunggu mu di ujung jalan perbatasan itu" jawab ku.
"Tunggu, kalian..." Ucapnya terpotong aku langsung terbang membawa putri lenora.
"Sialan kamu nicolas" teriaknya, aku mendengar nya melalui batu itu.
Aku berhenti di dekat salah satu pohon setelah melewati perbatasan. kami duduk di batang pohon ini.
"Apa kamu serius meninggal kannya?" Tanya putri.
"Mau bagaimana lagi, kita tidak akan bisa melewati itu" jawab ku.
"Apa dia baik-baik saja?" Tanya lagi putri lenora.
"Dia membawa batu itu, aku akan datang jika dia dalam bahaya" jawab ku.
"ya, baiklah" jawab putri lenora.
Tapi yang ku dengar dari batu itu hanya gerutu dia sepanjang jalan, apa dia tidak capek untuk berbicara?
"Sialan kamu"
"Beraninya kamu meninggalkan ku"
"Aku tidak akan memaafkan mu"
"aku harus berjalan sendiri sekarang"
"Liat saja nanti, aku akan membalasnya"
Semua kata-kata itu dilontarkan, aku pusing mendengarnya.
"Hah" aku membuang napas.
"Ada apa?" Tanya putri lenora.
"Dia terus mengoceh sepanjang perjalanan" aku memberi tahu.
"seharusnya kita tidak meninggalkan dia" sahut sang putri.
"Kau sangat peduli dengan orang lain" balas ku.
"Tentu saja dia anggota kelompok kita" balas putri.
"Kelompok? Menarik" balas ku.
"Aa.aaa aa" tiba-tiba saja ada yang menjewer telinga ku dari belakang, dia aurora.
"Apa-apaan" sahut ku setelah ia melepaskan jewer nya, sedang tangan kanan ku memegang telinga kanan yang menjadi bekas jewer nya itu.
"Beraninya kalian meninggal kan ku sendiri" seru Aurora.
"Lama sekali kamu" balas ku.
"Aww" suara ku lagi, sekarang dia malah menjewer telinga kiri ku.
"Sudahlah ayo kita teruskan" sahut sang putri.
"Hem" aurora berdeham kesal kemudian melangkah di depan ku, putri lenora berlari ke sampingnya, aku berjalan di belakang mereka.