Terlena Oleh Zina

Meskipun Kevin telah menerima keputusan Mesya untuk tetap bersama Alvian, perasaannya terhadap Mesya tidak pernah benar-benar hilang. Melihat kedekatan dan kebahagiaan mereka setiap hari semakin memperdalam rasa cemburunya. Kevin merasa terpinggirkan, dan suatu malam, ia memutuskan untuk mengubah keadaan.

Di sebuah kafe yang sering mereka kunjungi, Kevin duduk bersama teman dekatnya, Rina, sambil merencanakan sesuatu.

"Kevin, kamu yakin mau melakukan ini? Ini bisa merusak segalanya." ucap Rina

"Aku tahu, Rina. Tapi aku tidak tahan melihat mereka begitu bahagia sementara aku menderita. Aku harus melakukan sesuatu." ucap kevin kejam.

"Tapi, Kevin, itu tidak adil untuk Mesya. Dia sudah membuat keputusannya." ucap Rina

"Aku tahu, tapi aku tidak bisa begitu saja menyerah. Aku akan membuatnya melihat bahwa Alvian tidak pantas untuknya." jawab kevin

Kevin tersenyum tipis, dengan rencana jahat di kepalanya. Rina hanya bisa menggelengkan kepala, merasa khawatir tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

Kevin mulai menjalankan rencananya dengan cermat. Suatu hari, ia menemui Mesya di kampus dan berbicara dengan nada yang tampak bersahabat, namun penuh dengan niat terselubung.

"Mesya, aku melihat kamu dan Alvian semakin dekat. Kalian terlihat bahagia." ucap Kevin

"Iya, Kevin. Aku sangat bahagia bisa bersama Alvian lagi." jawab mesya dengan senyuman

"Itu bagus. Tapi, apakah kamu pernah berpikir bahwa mungkin Alvian tidak sejujur yang kamu kira?" ucap kevin

"Maksudmu apa, Kevin?" meyaa tak mengerti.

"Aku tidak ingin membuatmu khawatir, tapi aku mendengar beberapa hal tentang Alvian di tempat kerjanya. Ada rumor bahwa dia dekat dengan seorang rekan kerja wanita."

"Aku tidak percaya itu. Alvian sangat mencintaiku." ucap meyaa dengan percaya.

"Aku juga ingin percaya itu, Mesya. Tapi mungkin kamu perlu bicara dengan Alvian tentang ini. Hanya untuk memastikan."

Mesya merasa sedikit terguncang oleh kata-kata Kevin. Ia tahu bahwa Kevin bisa saja salah, tapi ia tidak bisa mengabaikan perasaan ragu yang mulai tumbuh di hatinya.

Mesya memutuskan untuk berbicara dengan Alvian tentang kekhawatirannya. Malam itu, mereka bertemu di apartemen Mesya.

"Alvian, aku ingin bicara sesuatu yang penting."

"Apa itu, sayang? Kamu terdengar serius." Alvian mulai penasaran.

"Kevin mengatakan ada rumor tentang kamu dan seorang rekan kerja wanita. Apa itu benar?" tanya Mesya

Alvian terlihat terkejut dan marah mendengar tuduhan tersebut.

"Itu tidak benar, Mesya. Aku hanya fokus pada pekerjaan dan kamu. Tidak ada orang lain." jawab Alvian yakin.

"Aku percaya padamu, Alvian. Tapi kenapa Kevin mengatakan itu?" mesya penasaran

"Mungkin dia cemburu atau punya agenda sendiri. Kamu tahu bahwa aku mencintaimu dan tidak akan melakukan hal seperti itu." Alvian meyakinkan mesya

"Aku percaya padamu, Alvian. Maafkan aku karena meragukanmu." Mesya merasa bersalah.

Mereka berpelukan erat, mencoba mengatasi keraguan yang telah ditanamkan oleh Kevin. Namun, perasaan tidak nyaman itu masih ada di hati Mesya.

Kevin tidak berhenti sampai di situ. Ia terus mencoba mempengaruhi Mesya dengan berbagai cara, membuatnya semakin ragu terhadap Alvian. Suatu hari, Kevin mengirimkan pesan kepada Mesya dengan bukti-bukti palsu tentang Alvian.

Pesan Kevin: "Mesya, aku tidak ingin kamu terluka. Ini adalah bukti bahwa Alvian tidak setia. Lihat sendiri."

Mesya membaca pesan itu dengan hati yang hancur. Ia merasa bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Ia memutuskan untuk bertemu dengan Kevin secara langsung.

"Kevin, kenapa kamu melakukan ini? Kenapa kamu mencoba merusak hubungan kami?"

"Mesya, aku hanya tidak ingin kamu terluka. Aku peduli padamu dan aku ingin yang terbaik untukmu."

"Tapi ini bukan caranya, Kevin. Aku mencintai Alvian dan aku percaya padanya."

"Mesya, kadang-kadang cinta bisa membuat kita buta. Aku hanya ingin kamu melihat kenyataan." mereka berdebat.

Mesya merasa bingung dan terluka. Ia meninggalkan Kevin dengan perasaan yang campur aduk.

Mesya memutuskan untuk memberi tahu Alvian tentang pesan yang diterimanya dari Kevin. Mereka bertemu di taman kampus untuk berbicara.

"Alvian, aku tidak tahu harus berkata apa. Kevin mengirimkan pesan ini kepadaku."

Mesya menunjukkan pesan tersebut kepada Alvian. Alvian melihat bukti-bukti palsu yang dibuat oleh Kevin dan merasa sangat marah.

"Ini semua bohong, Mesya. Kevin mencoba memanipulasimu."

"Aku tidak tahu harus percaya apa, Alvian. Aku sangat bingung."

"Mesya, aku mencintaimu dan tidak akan pernah mengkhianatimu. Kamu harus percaya padaku."

Mesya menatap Alvian dengan mata yang berkaca-kaca. Ia ingin percaya pada Alvian, tapi keraguan yang ditanamkan oleh Kevin sangat kuat.

"Aku ingin percaya padamu, Alvian. Tapi aku merasa sangat terluka dan bingung." ucap Mesya

"Aku akan melakukan apa saja untuk membuktikan bahwa aku mencintaimu, Mesya. Aku tidak ingin kehilanganmu."

Mereka berdua berpelukan erat, mencoba mencari kekuatan dalam satu sama lain. Namun, perasaan tidak nyaman itu masih ada di hati Mesya.

Suatu hari, Rina, yang merasa bersalah karena mengetahui rencana Kevin, memutuskan untuk memberi tahu Mesya tentang kebenarannya.

"Mesya, aku perlu berbicara denganmu. Ini penting." ucap Rina

"Ada apa, Rina?" jawab mesya

"Aku tahu tentang rencana Kevin untuk membuatmu meragukan Alvian. Semua itu bohong. Kevin hanya cemburu dan ingin membuat kalian berpisah." rina menjelaskan yang sebenarnya terjadi.

Mesya terkejut mendengar pengakuan Rina. Ia merasa marah dan terluka karena telah dipermainkan oleh Kevin.

"Kenapa dia melakukan ini? Kenapa dia mencoba merusak hubunganku?" ucap Mesya tak percaya.

"Dia masih mencintaimu, Mesya. Tapi ini bukan caranya. Aku tidak bisa diam saja melihat kamu terluka."

Mesya merasa sangat marah dan memutuskan untuk menghadapi Kevin.

Mesya menemui Kevin di kafe tempat mereka sering berkumpul. Dengan marah, ia langsung menanyakan kebenaran tentang rencana Kevin.

"Kevin, aku tahu semuanya. Rina memberitahuku tentang rencanamu. Kenapa kamu melakukan ini padaku?" mesya merasa kecewa dengan teman nya itu.

Kevin terlihat terkejut dan sedikit gugup.

"Mesya, aku hanya ingin yang terbaik untukmu. Aku tidak ingin kamu terluka." ucapnkevin

"Tapi ini bukan caranya, Kevin. Kamu berbohong dan mencoba merusak hubunganku dengan Alvian."

"Aku tidak bisa melihatmu bahagia dengan orang lain, Mesya. Aku masih mencintaimu." Kevin mengatakan yang sejujurnya.

"Aku mengerti perasaanmu, Kevin. Tapi kamu harus menerima bahwa aku mencintai Alvian. Aku tidak bisa terus berada dalam situasi ini."

"Aku minta maaf, Mesya. Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi." ucap Kevin

Mesya merasa kecewa namun tegas dalam keputusannya.

"Kevin, aku menghargai kejujuranmu. Tapi aku tidak bisa memaafkan apa yang telah kamu lakukan. Aku perlu waktu untuk sendiri."

Mesya meninggalkan Kevin dengan hati yang terluka namun tegas dalam keputusannya untuk tetap bersama Alvian.

Mesya menemui Alvian dan memberi tahu tentang pengakuan Rina dan konfrontasinya dengan Kevin. Alvian merasa lega namun juga marah atas apa yang telah terjadi.

"Aku sangat menyesal, Alvian. Aku tidak seharusnya meragukanmu." mesya menyesal tidak percaya kepada Alvian.

"Tidak apa-apa, Mesya. Aku senang akhirnya kebenaran terungkap." ucap Alvian

"Aku mencintaimu, Alvian. Aku tidak ingin kehilanganmu."jawab mesya

"Aku juga mencintaimu, Mesya. Kita akan melalui semua ini bersama."

Mereka berpelukan erat, merasakan cinta yang semakin kuat di antara mereka. Mesya merasa bersyukur

karena telah menemukan kebenaran dan bisa kembali percaya pada Alvian. Mereka berdua tahu bahwa hubungan mereka akan semakin kuat setelah melalui semua ini.

Dengan hati yang lega, mereka melanjutkan perjalanan cinta mereka, siap menghadapi segala tantangan yang mungkin datang di masa depan. Kisah cinta mereka menjadi lebih kuat, penuh dengan kepercayaan dan komitmen yang mendalam satu sama lain.