Di balik kehidupan pernikahan yang tampak sempurna, tersembunyi jejak pengkhianatan yang perlahan menguak kebenaran yang pahit. Hanna adalah seorang wanita karier sukses yang selalu mengutamakan keluarganya. Ia percaya bahwa pernikahannya dengan Reza adalah contoh dari hubungan yang ideal, penuh cinta dan kesetiaan. Namun, dunianya mulai runtuh ketika ia mulai mencurigai bahwa ada sesuatu yang tidak beres.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mealvineaaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 10. Siapakah Hanna Sebenarnya?
Happy Reading.....
...🦋🦋🦋🦋...
Hanna membuka matanya pada pagi yang cerah, sinar matahari lembut menyelinap melalui tirai jendela dan menyentuh kulitnya dengan kehangatan yang menenangkan. Hari ini terasa istimewa. Hanna memutuskan untuk menghabiskan hari dengan eksplorasi kota, dan dia merasa terinspirasi untuk tampil maksimal.
Dia memilih gaun mini berwarna hitam yang sangat sesuai dengan bentuk tubuhnya. Gaun ini memiliki potongan rendah yang menonjolkan lekuk tubuhnya dengan elegan, sementara bahan kain yang lembut dan mengalir memberikan sentuhan glamour. Hanna melengkapi penampilannya dengan sepatu hak tinggi berwarna merah menyala, yang menambah kesan berani dan anggun pada gayanya. Rambutnya diikat dalam gaya gelombang lembut, dan lipstik merah cerah menambah aura percaya dirinya.
Di cermin, Hanna menatap dirinya sendiri dengan senyuman puas. “Hari ini akan menjadi hari yang luar biasa,” katanya pada dirinya sendiri. Dengan semangat yang membara, dia meninggalkan rumah dan menuju ke pusat kota, siap untuk menjelajahi semua yang ditawarkan hari ini.
Hanna menyusuri jalan-jalan kota yang ramai dengan langkah yang penuh percaya diri. Setiap tatapan orang-orang di sekelilingnya, dari para pejalan kaki hingga pengunjung butik, tampak penuh kekaguman. Hanna menikmati perhatian ini, merasa semakin energik seiring berjalannya waktu.
Dia menemukan sebuah butik kecil yang menarik perhatiannya. Butik tersebut menawarkan berbagai barang mewah dan unik yang membuatnya tidak bisa menahan godaan untuk masuk. Begitu dia melangkah ke dalam butik, suasana di dalam terasa sejuk dan nyaman, dengan pencahayaan lembut yang menyoroti barang-barang indah yang dipajang di rak.
Hanna mulai menjelajahi koleksi-koleksi butik dengan penuh perhatian, memeriksa gaun, aksesori, dan sepatu yang dipajang. Ia mencoba beberapa barang di ruang ganti, menikmati proses berbelanja dengan penuh keanggunan dan pesona.
Saat Hanna keluar dari ruang ganti dengan salah satu gaun yang baru dicoba, dia merasakan kehadiran seseorang di butik. Seorang pria misterius memasuki butik dengan langkah tenang dan penuh percaya diri. Pria ini mengenakan jas hitam yang sangat terstruktur, dasi yang terikat rapi, dan topi fedora yang menutupi sebagian wajahnya. Hanya matanya yang tampak tajam dan dingin, terlihat di balik kacamata hitam gelapnya.
Hanna merasakan tatapan pria itu sebelum benar-benar melihatnya. Hati Hanna berdetak lebih cepat, rasa penasaran mulai membara. Pria itu bergerak dengan ketenangan dan keanggunan yang menarik perhatian.
Hanna merasa dorongan untuk menggoda semakin kuat. Dia mengatur napasnya, tersenyum penuh pesona, dan melangkah menuju pria misterius tersebut. “Selamat datang di butik kami,” katanya dengan nada suara lembut dan menggoda, membiarkan suaranya meluncur lembut seperti alunan musik. “Ada sesuatu yang khusus yang bisa saya bantu carikan?”
Pria itu mengangkat kepalanya, dan matanya yang tajam menatap Hanna dengan penuh perhatian. “Terima kasih, tapi saya hanya melihat-lihat,” jawabnya dengan suara dalam dan datar, tanpa menampilkan emosi yang jelas.
Hanna merasa dorongannya semakin kuat dan dia memutuskan untuk lebih aktif. “Kamu tampaknya memiliki selera yang sangat tinggi,” kata Hanna sambil mendekat sedikit, memperlihatkan gaun yang dia kenakan dengan gerakan lembut. “Kami memiliki beberapa item yang sangat istimewa di sini. Bagaimana kalau aku menunjukkan beberapa yang mungkin menarik perhatianmu?”
Pria misterius itu menatap Hanna dengan penuh penilaian. “Saya yakin kamu bisa menemukan apa yang saya cari,” jawabnya, tetap dengan nada datar dan sikap yang dingin.
Hanna tidak menyerah. Dia mengambil langkah lebih dekat, menempelkan tubuhnya pada pria itu dengan cara yang sengaja dan lembut. “Aku pasti bisa membantu,” katanya dengan suara yang lebih lembut dan sedikit merayu. “Terkadang, kamu perlu seseorang yang mengerti nilai tersembunyi dari sesuatu.”
Hanna memperlihatkan beberapa aksesori yang dipajang, sambil berusaha menjaga kontak mata yang intens dengan pria tersebut. Dia mendekatkan tubuhnya lebih dekat lagi, dan bahkan sedikit membiarkan gaunnya meluncur dari bahunya, memperlihatkan kulitnya yang halus dan berkilau.
Pria itu tetap berdiri dengan sikap dingin, matanya tidak berpindah dari aksesori yang ditunjukkan Hanna. “Kamu tampaknya sangat bersemangat dalam membantu. Namun, aku lebih suka menemukan sesuatu dengan caraku sendiri,” jawabnya dengan ketegasan yang dingin.
Hanna merasa tertantang. Dia menggoda lebih jauh dengan mencoba memperhatikan reaksi pria tersebut. “Bagaimana jika kita membuat permainan kecil? Aku akan menunjukkan barang-barang yang benar-benar unik, dan kamu bisa memberi tahu aku jika ada yang kamu suka.”
Pria misterius itu tetap tidak tergoyahkan, matanya masih dingin dan tajam. “Aku menghargai tawaranmu, tapi aku lebih suka tidak terlibat dalam permainan.”
Hanna merasa frustrasi namun tetap tidak menyerah. “Apakah kamu tidak sedikit pun tertarik dengan barang-barang ini? Aku rasa kamu bisa sangat menghargai kualitas dan keindahan dari item yang ada di sini.”
Pria itu akhirnya mengalihkan pandangannya dari aksesori yang dia lihat dan menatap Hanna secara langsung, matanya menembus dengan tajam. “Kadang-kadang, berusaha terlalu keras untuk menarik perhatian bisa menjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Aku menghargai perhatianmu, tapi aku tidak ingin terlibat lebih dalam.”
Saat pria itu berbalik untuk meninggalkan butik, Hanna merasa campur aduk antara rasa frustrasi dan ketertarikan yang mendalam. Dia merasa ada sesuatu yang sangat misterius dan menarik tentang pria ini, meskipun dia tidak bisa benar-benar menguraikan apa yang membuatnya merasa demikian.
“Aku benar-benar berharap kita bisa berbicara lebih banyak,” kata Hanna, mencoba satu kali lagi untuk menarik perhatian pria tersebut. “Aku merasa ada banyak hal yang belum kita bahas.”
Pria misterius itu berhenti sejenak, menoleh dengan tatapan yang tetap dingin. “Kadang-kadang, beberapa hal memang lebih baik dibiarkan tidak terucapkan. Aku yakin kita akan memiliki kesempatan lain.”
Dengan kata-kata terakhir itu, pria misterius itu meninggalkan butik dengan langkah tenang dan teratur. Hanna menatap kepergiannya dengan perasaan penasaran dan keinginan yang mendalam untuk mengetahui lebih banyak. Dia merasa seolah-olah pertemuan ini adalah awal dari sesuatu yang besar dan penting, meskipun dia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Hanna menghabiskan sisa hari menjelajahi kota dan menikmati makanan di kafe terdekat. Namun, pikirannya terus kembali kepada pria misterius tersebut. Selama malam, saat dia bersantai di rumah, pikirannya tidak bisa berhenti memikirkan tatapan dan kata-kata pria tersebut.
Dia berbaring di tempat tidurnya, merenungkan pertemuan tersebut. Rasa penasaran dan ketidakpastian menyelimuti pikirannya. Hanna merasa ada sesuatu yang lebih besar dan lebih penting yang belum dia ketahui, dan dia tidak sabar untuk melihat bagaimana cerita ini akan berkembang.
Saat Hanna menutup matanya, dia membayangkan kembali kata-kata pria misterius itu, “Mungkin kita akan bertemu lagi.” Dengan perasaan campur aduk antara kegembiraan dan ketidakpastian, Hanna berusaha untuk tidur, membiarkan pikirannya melayang ke kemungkinan-kemungkinan yang akan datang.
To be continued…
seru... penuh misteri...🥰🥰🥰🥰
klo yg kmu pacari suami orang..