Extraordinary Non-Player Character

...Crossover Player....

...# Kota Himetsu (S7). 1 Agustus 2045....

Diizinkan membuat karakter yang berbeda sungguh sangat menyenangkan bagi ku.

Disisi lain memang karakter Kazuya Himetsu sudah sangat menonjol bahkan beberapa pemain Beta Tester juga sudah ada yang menetap di kota Himetsu ini.

Sebagai pemimpin, aku memiliki tanggung jawab yang besar untuk menjaga kota ini akan tetapi hal itu membuat kebebasan ku berkurang dan Administrator memberikan solusi nya.

Yups, solusi nya dengan membuat karakter baru.

Tanpa membuang waktu, aku pun mencoba nya dengan petunjuk yang diberikan official.

"Sistem Command. Create Character.

Sesaat mengatakan itu, pandangan ku berubah menjadi langit biru yang penuh bintang dan kembali ke wujud Yogi Wijaya.

Lalu, muncul pemberitahuan dalam pembuatan karakter namun, aku mendiaminya sampai keterangan yang lain datang.

...[ Pembuatan karakter....

...Apakah anda bersedia untuk mengunakan karakter NPC sebagai Avatar anda? Iya / Tidak.]...

"Tentu saja. Inilah yang kutunggu."

Tanpa ada keraguan, aku memilih iya dan dia pun menjadi sosok NPC wanita berambut biru panjang.

Memang pembuatan Avatar mengunakan sistem NPC merupakan sesuatu sistem keberuntungan.

Bisa dikatakan, saat aku mendapatkan NPC Kazuya Himetsu merupakan sebuah Jackpot bagi ku.

Dan, saat ini aku mendapatkan Avatar seorang gadis bangsawan dari Kerajaan Suci atau Holy Kingdom bernama Elsa Silverius.

Sebelum memainkan Avatar ini, aku disajikan prolog dan kisah dari Elsa.

Bagi para NPC, sebuah skill merupakan Karunia khusus yang diterima dari Dewa-Dewi sejak lahir. Dipercaya, setiap makhluk di dunia ini memiliki Karunia.

Kisah diawali saat Elsa berada di katedral Dewi Cahaya yang mana saat itu dia sedang menyentuh bola kristal diatas meja kotak serta pilar bawah nya ditemani oleh sosok pria berjubah putih yang mana pria itu merupakan salah satu imam dari Katedral Dewi Cahaya.

Imam itu pun menyatakan hasil dari pengujian nya.

"Elsa Silverius mendapatkan karunia Internet."

Sosok pria dewasa yang memiliki badan yang bidak serta mengenakan zirah perak terheran dan bangkit berdiri dari kursi depan. Pria dewasa itu merupakan ayah dari Elsa Silverius, Lukas Silverius.

Lukas merupakan bangsawan dengan gelar Viscount yang memiliki wilayah cukup luas dan terkenal dengan kemampuan bertarung nya.

Lukas sendiri memiliki karunia Ahli Tombak dan menjadi pahlawan saat Invansi monster.

"Internet? Apa itu? Apakah kemampuan untuk bertarung? Lalu, apa peringkat nya?" tanya heran Lukas.

Imam sontak memeriksa nya dengan teliti dan menjawab dengan berat hati.

"Tidak. Karunia ini tidak memiliki peringkat."

Mendengar itu, Lukas sontak kesal dan marah.

"Apa tidak ada peringkat?!" seru kesal Lukas.

Lukas langsung menghampiri dan menghina Elsa.

"Anak siapa kamu?! Disaat semua saudara mu mendapatkan karunia diatas peringkat 5. Kamu malah mendapatkan Karunia tanpa Peringkat! Kau membuat malu keluarga bangsawan ksatria yang terhormat!"

Beberapa bangsawan yang hadir langsung menertawakan pelan dan menghina Reina.

"Karunia jauh dibawah peringkat 0. Ini sungguh memalukan. Aku baru mendengar nya. Hihihi ..."

"Seperti nya dia tidak disukai oleh para Dewa-dewi. Hihi ..."

Perkataan bangsawan itu membuat Lukas semakin marah dan malu sampai-sampai dia langsung membuat keputusan.

"Cukup sudah kau mempermalukan bangsawan Silverius. Kau dibuang! Nama Silverius dari nama mu dicoret!" seru kesal Lukas.

Elsa hanya bisa terdiam dan menerima keputusan dari sang ayah.

Setelah diusir, Reina tidak memakai nama Silverius lagi melainkan nama ibu nya yang sudah tidak ada, Ananta.

Tidak sampai disitu, sang kakak yang sangat dia kagumi nya. Dia hanya bisa menerima keputusan sang ayah dan tidak membela Reina.

Dia bernama Andre, 17 tahun yang memiliki Karunia Ahli Pedang. Meski begitu, sebelum Elsa pergi. Andre menghampiri Elsa dan memberikan tas sihir kepada nya.

"Elsa, bawalah ini! Didalam sini ada beberapa pakaian, makanan dan senjata. Pakai dengan efisiensi dan lakukan yang terbaik untuk dirimu sendiri. Jika tidak begitu, kau mungkin akan mati sendirian didalam hutan."

Elsa dengan senyuman kecil dan menerima tas sihir tersebut.

"Terimakasih, kakak."

Andre berbalik badan dan meninggalkan Elsa dengan kata-kata terakhir nya.

"Kalau begitu, selamat tinggal. Elsa! Kau bukan lagi adik ku!"

Seusai pertemuan itu dan tidak ada siapapun disekitar nya. Elsa sontak menangis tersedu-sedu.

"Huaaaa ...."

Disaat menangis, Elsa teringat akan perkataan ibunya sebelum meninggal dunia.

Saat itu, Elsa sedang menunggu ibunya yang sedang terduduk diatas kasur nya dengan buku yang terbuka diantara kakinya.

"Elsa, apakah kamu tidak ingin hidup bebas? Seperti tokoh utama dalam cerita buku ini," ucap sang ibu.

Yulia Ananta itulah nama ibu kandung nya Elsa. Dahulu Yulia seorang pengelana dan jatuh cinta dengan seorang bangsawan, Lukas Silverius. Akan tetapi, suatu ketika Yulia terjangkit penyakit yang tidak bisa disembuhkan dan membuat nya meninggal dunia.

"Ibu ..." gumam Elsa

Yulia mengelus-elus kepala Elsa dan menyambung ucapan nya.

"Maafkan ibu, Elsa. Karena batasan bangsawan kamu jadi terkurung di tempat ini. Tapi, ibu yakin suatu hari nanti kamu akan bebas di bawah langit yang luas dan ibu harap kamu bisa melihat banyak pemandangan yang indah dan bertemu dengan orang-orang yang luar biasa. Lalu, menghabiskan hari-hari mu dengan senyuman dan tawa. Itulah harapan ibu kepadamu, Elsa."

Seusai perkataan itu, pandangan Elsa kembali dan tersadar dari lamunannya.

Lalu, Elsa mengusap air mata nya dan bangkit berdiri.

"Aku harus kuat dan lagipula, tidak buruk juga meninggalkan rumah."

Elsa pun menoleh keatas, "Benarkan, Bu. Hari ini harapan ibu akan tercapai. Aku berjanji akan menemukan pemandangan alam yang indah dan bertemu orang-orang yang luar biasa."

Dengan hati dan tekad yang kuat, Elsa memulai langkah nya masuk kedalam hutan.

Begitu lah kisah Elsa Silverius yang telah berubah menjadi Elsa Ananta dan kini, aku bisa mengendalikan tubuh nya.

................

...# [Av: Elsa] Hutan Timur (S7). 1 Agustus 2024....

Memahami kisah semua itu, saat aku sudah dapat kembali. Respon pertama ku hanyalah tertawa terbahak-bahak.

"Hahahaha ... Dasar orang-orang kuno dan bodoh! Apakah mereka tidak tahu kekuatan Internet yang sebenarnya? Itu bahkan melebihi sihir tingkat dunia sekalipun. Aduhh ... Dasar."

Aku pun mengambil nafas dan menenangkan diri. Walaupun begitu, mereka tidak salah karena ketidaktahuannya.

Mengabaikan hal itu, aku pun sontak mencoba kemampuan dari Elsa ini.

"Internet."

Sesaat kemudian, muncul layar udara sebesar 7 inci dengan kolom disertai kaca pembesar diujung nya. Lalu, ada layar keyboard dibawah nya.

Tanpa membuang waktu, aku mencoba mengetik sesuatu.

...The Forgotten Legend....

...Ding!...

Layar baru pun muncul yang dimana layar berubah besar 32 inci dengan posisi vertikal dan isinya sama seperti mesin pencari di website.

Setelah mengetahui itu, aku coba membuka sosial media akan tetapi, aku tidak bisa memposting atau upload gambar.

Memahami itu, aku bisa ambil kesimpulan yang mana aku hanya bisa membaca situs website saja dan tidak bisa menulis atau upload data.

Meski begitu, ini sangat membantu ditengah aku merindukan ayah dan ibuku melalui sosial media.

Adapun berita yang dicari adalah kondisi ku yang saat ini yang mana sosok Yogi Wijaya tengah mengalami terapi FVR karena penyakit mati otak yang dialaminya dan tidak hanya itu, kondisi dari Yogi Wijaya telah mengalami peningkatan fungsi otak sebesar 10 persen.

Mengetahui itu, aku memperkuat tekad untuk bisa sembuh dan aku yakin itu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...