Niatnya kabur dari rumah dan memilih berpetualang sendiri, membuat Josceline harus berurusan dengan pria menyebalkan bernama Damian.
Celine sama sekali tak tahu jika dia telah berurusan dengan seorang Mafia kejam. Bagaimana kisah mereka nantinya? Simak kisahnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34. Sisi Liar
Hari ini sudah genap 1 minggu sejak kejadian di pesta Juan, Celine sudah tak terlalu memikirkan kejadian itu. Dia sekarang sedang sibuk menyiapkan keperluan untuk masuk kuliahnya sebentar lagi. Gadis itu terlihat lebih bersemangat sekarang karena memiliki teman baru.
"Mateo, di mana Damian?" Celine menuruni tangga dengan tergesa-gesa karena dia ada janji dengan Loraine teman barunya.
"Dia pergi ke kantor baru saja. Dia berpesan jika kau akan pergi kau harus mengajak Sebastian atau aku."
"Kau tak punya kesibukan lain?"
"Berkat kehadiranmu, sekarang pekerjaanku lebih ringan."
Celine hanya tersenyum miring mendengar perkataan Mateo. Celine saat ini berpakaian kasual. Dia memakai celana jeans hitam dan kaos putih yang ditutup dengan jaket kulit berwarna senada dengan celananya.
"Sebastian sedang mengurus sesuatu. Jika begitu kau saja yang menemaniku," kata Celine. Mateo tidak menyadari senyum tipis yang terbit di bibir Celine.
"Baiklah, aku akan siapkan mobil dulu." Mateo tanpa curiga langsung pergi mengambil kunci dan meninggalkan Celine. Gadis itu tersenyum lebar, dia sudah mendapat pesan dari Loraine jika temannya itu sudah menunggunya di bawah. Celine langsung berlari keluar dari penthouse dan segera turun.
Mateo mengirim pesan pada Celine jika sebentar lagi dirinya sudah akan sampai di bawah. Celine tampak cemas menunggu lift itu turun ke bawah.
Begitu lift tiba di bawah, Celine langsung melesak keluar dan berlari menghampiri Loraine. Gadis itu terlihat sama nyentriknya dengan Celine.
Loraine menyerahkan helm pada Celine. Celine segera memakainya dan naik di boncengan motor sport milik teman barunya.
Loraine memacu motornya dengan kencang. Celine sangat senang akhirnya dia bisa bebas dari pengawasan Damian dan Sebastian.
Loraine membawa Celine berkeliling dengan motornya. Loraine pun juga senang mendapat teman seperti Celine. Dia merasa Celine dan dirinya itu sudah se frekuensi.
"Kau bisa mengendarai motor, Celine?"
"Tentu saja. Aku juga punya Ducati di rumahku."
"Wow, apa kau serius? Aku masih ada 1 motor. Jika kau mau aku bisa meminjamkan motorku untukmu."
"Tidak perlu, kita nanti bisa bertukar posisi saja," jawab Celine setengah berteriak karena Loraine cukup kencang melajukan motornya terlebih suara knalpotnya yang terdengar begitu bising.
Di lain tempat, Mateo sudah memucat. Dia menunggu Celine cukup lama, tapi gadis itu tak kunjung turun juga. Mateo mencoba menghubungi nomor Celine, tapi sialnya nomor yang dihubungi sudah tidak aktif. Matilah dia.
Dengan sedikit rasa khawatir, Mateo terpaksa menghubungi Damian untuk melaporkan kejadian ini. Setelah menekan panggilan untuk Damian. Mateo sesaat menunggu.
"Halo ada apa, Mateo?"
"Begini, Dam. Ini tentang Celine."
"Katakan apa itu?"
"Kekasihmu itu kabur beberapa saat yang lalu. Dia berhasil mengecohku."
"Lalu? Kau hanya akan diam dan memasrahkan semuanya padaku?"
"Tidak bukan begitu. Aku hanya mengabarimu saja. Aku akan mencarinya setelah ini."
"Jika kau tidak menemukannya hari ini, Juga. Aku akan menahan bonusmu."
Damian mematikan teleponnya. Mateo mengumpat kesal. Dia langsung menepikan mobilnya dan mengambil tabletnya. Dia mulai meretas CCTV area gedung dan segera mencari keberadaan Celine. Mateo benar-benar merasa kecolongan. Dia tak menyangka Celine bisa mengecohnya.
Sementara itu di perusahaannya, Damian jadi tak fokus bekerja karena kenakalan yang dilakukan Celine. Dia padahal sudah sering mengingatkan Mateo untuk lebih waspada. Meski Celine terlihat jinak di luar, siapa yang akan menyangka jika gadis itu sebenarnya memiliki sisi liar juga.
...****************...