NovelToon NovelToon
Pesugihan Siluman Pocong

Pesugihan Siluman Pocong

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Deri saepul

Warga kampung Cisuren digemparkan oleh kemunculan setan pocong, yang mulai berkeliaran mengganggu ketenangan Warga, bahkan yang menjadi semakin meresahkan, banyak laporan warga menyebutkan kalau Dengan hadirnya setan pocong banyak orang yang kehilangan uang. Sampai akhirnya warga pun berinisiatif untuk menyelidikinya, sampai akhirnya mereka pun menemukan hal yang sangat mengejutkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deri saepul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Melawan

Pov. Dudug

"Dung! Awas Dung....! awas pocong itu mendekat ke arahmu." teriak Amin mengingatkan sambil menjauh.

Aku yang tersadar kalau pocong sialan itu mendekati, dengan segera menjauh untuk menghindar. namun dengan kurang ajarnya pocong terus mendekati, warnanya yang putih dan berkuncung semakin terlihat menyeramkan.

"Tolong..... ha......ntu......! tolong! tolong hantu......! ada hantu......!" teriakku dengan sekuat tenaga sambil terus berlari menghindar dari kejaran pocong, namun Sekarang aku berlari tidak jauh hanya berkeliling di sekitaran jalan menghindari Pocong yang terus mengikuti dengan santainya seperti ingin digendong.

Dalam keadaan terdesak otakku terus berputar, Aku mulai mencoba berlari menuju ke arah Amin, siapa tahu saja setan pocong inj beralih mengejar sahabatku. Namun sayang pocong tetal mengejarku mungkin dia marah karena aku sudah melemparnya. Amin dan teman-teman lainnya hanya bisa menonton tanpa berani melakukan apa apa.

Aku terus berlari, kadang loncat untuk mempercepat langkah. Namun sayang aku yang mengenakan sendal jepit ketika mendarat tidak tepat, sehingga tubuhku terbanting terperosok terjungkal ke arah depan dengan posisi tengkurap.

Brug!

Aku tidak memperdulikan rasa sakit dengan segera membalikkan tubuh, terlihatlah pocong itu semakin mendekat bahkan hendak menginjak dada, namun dengan segera aku pun menggelindingkan tubuh, lalu bangkit kembali untuk melanjutkan menyelamatkan diri.

"To......long......! hantu.....! tolong......"

Teriakku sambil terus berlari namun aku sangat terkejut ketika melihat pocong sialan itu sudah berada di hadapan, dengan segera aku pun membalikkan tubuh dilanjutkan dengan berlari kembali. pocong terus mengejar yang hanya terlihat siluet putih yang sangat menyeramkan.

Aku terus berlari sampai melewati Amin yang sejak dari tadi memperhatikan. Mungkin merasa kasihan dengan keadaanku yang tersiksa, dia terlihat mengangkat tangan kemudian melemparkan batu yang tadi hendak dilemparkan ke arah pocong. Entah kena ataupun tidak, yang jelas batu itu tidak terdengar jatuh.

Namun Yang membuatku merasa lega, ketika Aku menoleh ke belakang. Setan locong tidak lagi mengejar, dia berbalik menuju ke arah Amin yang terdengar berteriak kemudian loncat sambil berteriak.

"Tolong hantu......! ada hantu.....! tolong....! tolong.....! Hantu, hantu....!"

Teriaknya sambil berlari terbirit-birit, matanya terbelalak dengan sempurna, berlari seperti dikejar harimau tidak ingat dengan keadaan sekitar.

Aku berhenti berlari sambil mengatur nafas yang memburu, mataku menatap ke arah Amin yang sedang berlari dikejar oleh setan pocong. Ajo terlihat menggeleng-gelengkan kepala Mungkin dia merasa kasihan dengan keadaan temannya yang tersiksa, namun dia pun tidak berani menolong takut pocong itu mengejar ke arahnya.

"Kurang ajar! Kenapa di kampung kita ada pocong. Awas kamu.....!" ancam Ajo entah sadar ataupun tidak, tubuhnya terlihat bergerak berjalan mendekat ke tempat pocong yang masih terus mengejar amin.

Setelah dekat dengan segera dia pun melemparkan batu yang sejak dari tadi ia genggam ke arah pocong.

Bugh!

Terdengar suara batu yang mengenai sasaran, membuat pocong itu melirik ke arah orang yang melempar. tanpa menunggu lama pocong itu pun berpindah haluan berbalik ke arah Ajo yang terlihat kaget, mungkin prasangkanya menjadi kenyataan pocong itu benar-benar mengejar dirinya.

"Dudung.....! tolong aku Dudung....! kamu lempar kembali pocong itu, supaya mengejar kamu kembali. lempar......! lempar....!" teriak Ajo meminta tolong terhadapku sambil memundurkan langkah, mulutnya terlihat menganga, matanya terbuka dengan lebar, tangannya bergerak-gerak seperti sedang mencari pegangan.

"Hehehe, kita gantian saja. aku masih capek, Nanti kalau kamu sudah kewalahan baru kita giliran kembali." jawabku yang masih merasa lelah sambil mengulum senyum, tanganku terus memijat-mijat betis yang terasa sakit akibat terjatuh.

Ajo terus berteriak-teriak meminta tolong, karena semakin lama pocong itu semakin mendekat hingga akhirnya. dia berlari menyelamatkan diri sedangkan aku dan Amin masih mengatur nafas yang terasa capek.

"Dudung....! Dudung.....! Tolong Dung...! tolong.....! Amin....! tolong Amin, tolong! Bidin tolong Bidin.....!" teriak Ajo yang terus berlari.

"Celaka ini tidak bisa dibiarkan. Menolong salah tidak ditolong juga sangat kasihan. ini harus bagaimana?" gumam amin yang mendekat ke arahku.

Aku hanya melongo memperhatikan pocong yang terus mengejar Ajo, Tadinya aku ingin membiarkan. namun ketika diperhatikan semakin lama Ajo semakin terlihat kasihan.

"Amin Ayo kita kejar, kita tolong Si Ajo!" ujarku sambil bangkit dari tempat duduk kemudian mengikuti pocong yang masih mengejar Ajo.

Teman-temanku terlihat setuju, Mereka pun mengikuti di belakang dengan membawa batu untuk dilemparkan. aku terus mengikuti setan pocong yang terus mengejar Ajo yang kebetulan dia berlari ke arah perkampungan, dengan berlari terbirit-birit. keadaan yang remang-remang dan ketakutan yang begitu mendalam, sehingga tidak memperhatikan keadaan sekitar. Sampai akhirnya dia pun tersandung batu besar.

Blug!

"Aduh....! tolong.....!" terdengar teriakan keputusasaan dari sahabatku yang tengkurap di atas tanah.

Dengan segera Ajo membalikkan tubuh hendak bangkit dari tempat terjatuhnya, namun sama seperti yang tadi menimpaku. dengan segera pocong itu berlari seperti hendak menginjak tubuhnya, membuat Ajo menggelindingkan tubuh menghindari serangan.

Teriakan pun terdengar kembali, tubuhnya bergetar tidak bisa tenang, matanya terbuka dengan sempurna. tangannya terus bergerak-gerak seperti sedang menghindari serangan lawan.

"Tolong, tolong hantu.....! tolong, tolong.....!

Teriak Ajo yang terdengar terus menerus sampai suaranya terdengar serak, bahkan lama-kelamaan tidak terdengar lagi, hanya bisa berguling-guling menghindari pocong yang terus terbang di atasnya seperti hendak menginjak.

Aku yang baru sampai dengan napas tersengal-senggal memberikan komando kepada teman-teman yang yang baru datang.

"Ini Setan kurang ajar, kalau kita lempar, dia akan mengejar orang yang melemparnya. Ayo kita lempar sama-sama, Aku ingin tahu sama siapa yang akan dia kejar. Ajo Jangan dibiarkan begitu saja, kasihan kalau terlalu lama disiksa. Ayo lempar sekarang!" komandoku sambil melemparkan batu yang tadi ditemukan ketika mengejar, Begitu juga dengan teman-temanku yang sudah memiliki batu dengan sama-sama melempar ke arah pocong.

Bugh!

Terdengar suara batu yang mengenai sasaran, sehingga pocong itu membalikkan tubuhnya mendekat ke arahku. namun Amin tidak tinggal diam dengan segera dia pun melemparkan batu ke arah pocong, sehingga berpindah haluan mendekat ke arah Amin. Tapi itu tidak dibiarkan Bidin yang sejak dari tadi terdiam, Dia terlihat memiliki keberanian dengan segera dia pun melemparkan batu yang digenggamnya. sampai akhirnya pocong itu dihujani oleh batu membuat dirinya terlihat kebingungan.

Pocong itu terus bergerak-gerak berbelok ke arah kanan, namun dilempar dari sebelah kiri. baru saja mau membalikkan tubuh batu dari arah belakang sudah datang, sehingga pocong itu membalikan tubuhnya. begitulah sampai akhirnya keberanianku semakin bertambah, setelah mengetahui bahwa setan itu ternyata bodoh Tidak ada yang menakutkan sedikitpun.

"Hahaha! ternyata pocong ini sangat bodoh. ayo terus lempar Jangan biarkan dia tenang!" ujarku sambil terus mencari batu untuk dilempar kembali.

"Ajo bangun, Ajo Bangun....., ayo lari lari....!" eriak Amin yang teringat dengan sahabatnya yang masih terlihat kepayahan. Ajo masih berguling-guling mungkin dia menganggap kalau dirinya masih dikejar oleh setan pocong.

Dengan perlahan Ajo membangkitkan tubuh, matanya menatap ke arah pocong yang sedang dilempar namun kekuatan tubuhnya sudah habis, sehingga dia tidak ikut mengeroyok dia menjauh dari kerumunan.

Hihihihi...........!

Tiba-tiba terdengar suara tertawa yang begitu melengking, suaranya sangat nyaring membuat bulu kunduku terasa merinding, merasa takut mendengar suara yang sangat asing di telinga.

Teman-temanku yang sedang asyik melempari pocong Mereka terlihat berhenti, tidak berani melempar kembali. terdengar suara angin yang bergemuruh membuat suasana semakin mencekam, Amin terlihat terdiam sedangkan aku melongok seperti tidak percaya dengan apa yang terjadi.

1
Sri Ningsih
ceritanya jdi ngalor ngidul😒
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!