Nala dan Zayn, dua remaja yang saling jatuh cinta. Nala merupakan gadis yatim piatu yang di rawat oleh tantenya. Namun karena sebuah kebencian Zayn terhadap Tante dari Nala yang merupakan selingkuhan papanya, membuat Zayn salah langkah hingga menyakiti gadisnya. Apalagi perselingkuhan itu terjadi di saat sang mama koma.
Dan di saat yang sama, Zayn mengetahui kenyataan bahwa dirinya bukanlah anak kandung mama papanya.
Lalu siapakah orang tua kandung Zayn??
Bagaimana pula dengan hubungan antara Zayn dan Nala???
Apakah Nala tak berhak bahagia???
Selamat datang di tulisan receh Mak othor 🤭. Semoga berkenan ya bestiiii...
Silahkan mampir, tapi please...kalo emang ngga minar, tolong skip aja dan tapi jangan kasih bintang 1 ya 🙏🙏🙏☺️
Terimakasih 🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 19
"Sebenarnya niat kalian bagus Nala dan Nak Zayn. Tapi secara usia dan ekonomi, maaf-maaf...kalian masih terlalu dini untuk melanjutkan ke jenjang itu!", kata Pak RT yang ceramah pada sepasang calon pengantin itu.
Nala menunduk dalam sambil memainkan jarinya. Sedang Zayn merespon wejangan pak RT.
"Iya pak, mungkin benar kami masih muda. Tapi hal ini jauh lebih baik kan pak dari pada kami....terjerumus pergaulan bebas!", kata Zayn melirik Nala yang masih betah menunduk.
Pak RT pun mengangguk paham.
"Lagi pula pak, Nala sendirian sekarang. Rumah itu sudah di jual sama Tantenya Nala."
"Di jual?", tanya pak RT. Nala pun mengangguk.
"Makanya pak, sekarang Nala ngekost."
Pak RT prihatin dengan kehidupan Nala. Meski tampak cuek, warga komplek tahu sekali jika Lidya sekasar apa pada Nala.
"Ya sudah kalau itu sudah keputusan kalian! Pesan saya, kalian masih sangat labil. Jangan pernah dikit-dikit meminta pisah."
Urusan dengan pak RT pun selesai. Besok Zayn dan Nala tinggal mendaftarkan diri di KUA setempat karena hari sudah cukup sore tak mungkin mendatangi kantor tersebut.
Zayn mengajak Nala untuk menemui mamanya. Nala sempat menolak, tapi Zayn terus memaksanya. Hingga gadis itu pun mengikuti keinginan Zayn.
💫💫💫💫💫💫💫💫💫
"Mas! Hari ini aku belum datang bulan!", adu Lidya pada suaminya.
Nugi yang sedang memeriksa berkasnya pun menoleh.
"Bulan lalu juga begitu! Aku sudah berharap banyak tapi hasilnya masih negatif! Sudah lah, nikmati saja momen berdua kita!", jawab Nugi masih sibuk dengan kertas-kertasnya.
Lidya mendekati Nugi dan menduduki paha lelaki itu. Meski kesal, tapi Nugi menyukai manjanya Lidya.
Berbeda dengan Suci yang lebih mandiri dalam segala hal!
"Apa?", tanya Nugi.
"Kalau mba Suci pulang, aku beneran tinggal di sini mas?", tanya Lidya sambil memainkan kancing kemeja Nugi.
Lelaki itu memang pulang lebih awal dari kantor di banding biasanya.
"Kalau kamu mau! Tapi kalau tidak, kamu bisa tinggal di apartemen."
"Kok aku? Emang mas ngga mau serumah sama aku?", tanya Lidya manja.
Nugi menghela nafas berat dan menatap istri keduanya itu.
"Kamu pikir ?", tanya Nugi dengan pandangan tajamnya.
"Ya ...habis kamu ngomong gitu sih mas! Wajar kalo aku tanya!", jawab Lidya.
"Dengar! Aku hanya tidak mau ada keributan di rumah ini. Kecuali kalau Suci yang memang ingin keluar dari rumah ini dan menceraikan ku. Jadi, ikuti saja apa yang ku perintahkan Dy!"
Lidya sedikit gemetar namun ia memilih untuk menganggukkan kepalanya. Nugi memang suaminya, tapi ia juga takut pada lelaki itu. Ya...walau pun Nugi sudah bertekuk lutut dengan tubuh yang Lidya miliki, tapi tetap saja Nugi tak mudah di bantah.
💫💫💫💫💫💫💫💫
Dokter baru selesai memeriksa kondisi Suci. Zayn mengajak Nala masuk menemui perempuan paruh baya itu.
"Ma...??", sapa Zayn. Suci tersenyum tapi senyumnya luntur saat mengetahui ada gadis yang Zayn bawa.
Nala bisa melihat perubahan itu. Tapi dia bisa apa???
"Dari mana saja kamu Zayn, kenapa baru ke sini?", tanya Suci saat pemuda itu sudah berdiri di sampingnya.
Zayn menoleh sekilas pada Nala.
"Dari rumah pak RT Ma, buat ngurus berkas pernikahan."
"Memang kamu harus menikahi dia dalam waktu dekat ini? Ngga kan Zayn?", tanya Suci.
Nala menelan ludahnya perlahan.
"Ma, Nala cuma sendirian sekarang. Dan Zayn mau Nala jadi tanggungjawab Zayn."
Suci menggelengkan kepalanya pelan.
"Ma, tolong restui Zayn dan Nala ya Ma?!", kata Zayn memohon. Nala sendiri memilih menundukkan kepalanya.
"Ma...??!", panggil Zayn lirih.
"Benar apa yang Nugi katakan! Dari hal ini kamu cukup membuktikan siapa diri kamu Zayn!", kata Suci dengan suara bergetar.
"Maksud Mama apa?", tanya Zayn yang tiba-tiba merasa jantungnya berpacu lebih cepat.
Ia takut mendengar apa yang tak ingin ia dengarkan!
"Ya! Kamu membuktikan bahwa kamu bukan darah daging saya!", kata Suci.
Seperti suara guntur di kala hujan, ucapan Suci benar-benar meremukkan hatinya.
"Ma....??!", suara Zayn memelas. Nala yang ada di samping Zayn hanya bisa mengusap lengan Zayn sambil terisak.
"Saya cukup bodoh untuk mengharapkan kamu berada di pihak mama. Nyatanya kamu tetap memilih gadis itu yang mungkin sama seperti pelakor itu!", kata Suci.
"Ma, Nala bukan....?!"
"Jangan panggil saya Mama! Saya bukan ibu yang melahirkan kamu. Saya hanya perempuan yang sudah selesai merawat dan menyayangi kamu! Dan saya tidak butuh balas budi kamu! Pergilah! Lakukan apa yang ingin kamu lakukan! Tidak perlu meminta ijin apa pun pada perempuan tua ini!"
"Ma....?!", rengek Zayn meraih tangan Suci tapi perempuan itu menepisnya dengan kasar. Bahkan Suci tak ingin melihat Zayn karena ia memalingkan wajahnya.
"Ma, Nala tidak seperti Tantenya Ma. Zayn sayang sama Mama. Tolong jangan seperti ini Ma, please!", kata Zayn menghiba.
Nala tersedu-sedu dengan tangan yang masih menggenggam erat tangan Zayn.
"Saya tidak akan menghalangi kamu! Dan mulai detik ini, kamu bukan anak saya. Jangan pernah panggil saya Mama!"
"Ma....???", tubuh Zayn melorot ke lantai. Tangan Nala masih saling bertautan membuat gadis itu ikut duduk di samping Zayn.
"Untuk masalah Nugi, biar itu jadi urusan saya! Kamu tidak perlu memikirkannya!"
"Ma, aku berbuat salah sampai mengorbankan masa depan Nala itu karena aku menyayangi mama. Aku benci papa yang mengkhianati Mama!", Zayn membela diri.
Nala tertunduk dan semakin terisak dalam mendengar alasan Zayn yang sebenarnya.
Sakit?? Tentu saja! Meski ia tahu hal itu!
"Lantas , apa bedanya kamu dengan Nugi heum?", tanya Suci. Bibir Zayn bergetar.
Iya, kami sama-sama laki-laki bejat! Batin Zayn.
"Apa Zayn???! Pergi lah! Pergi!", pinta Suci dengan suara yang lebih tinggi.
Nala memapah Zayn untuk bangkit. Mungkin ia marah dan benci pada Zayn. Apa yang Zayn lakukan tidak bisa di benarkan.
Tapi saat ini posisi Zayn menjadi serba salah! Banyak hal yang akhirnya harus ia korbankan jika memilih salah satunya!
💫💫💫💫💫💫
terimakasih 🙏