Nina Mahesa permpuan Solehah terpaksa menikah dengan laki-laki bernama Aldi Kurniawan.
laki-laki yang tampan kaya namun jauh dari agama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sumi hulwah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 Maaf yang tulus
Pukul 07.00 wib tepatnya, Nina masih meringkuk di tempat tidur ia belum berniat untuk keluar kamar walau hanya sekedar untuk menengok sang ibu.
Maafkan aku ya Bu, pagi ini anakmu belum menemui mu, bukan bermaksud untuk tidak mau membantu aktivitas di dapur, anakmu hanya ingin mengindari pertanyaan yang muncul, saat nanti mengetahui mas Aldi tidak di rumah dari semalam.
Ya, laki-laki itu pergi setelah terjadi pertengkaran, eh bukan lebih tepatnya ke salah pahaman, keduanya belum saling mengenal, hal itu wajar terjadi.
Namun beda yang di pikirkan gadis itu, dari semalam ia gelisah, untuk memejamkan mata begitu susah, sampai malam berganti pagi yang di lakukan hanya ber gulang guling di tempa tidur , hanya saat waktu sebelum subuh tiba ia bangun, mengambil air wudhu shalat dua rakaat di lanjut dengan witir, tidak ada rasa kantuk di matanya, tapi rasa takut lah yang menguasai dirinya.
Ya dia takut akan dosa, karena sudah membuat sang suami marah dan kecewa, kini ia begitu menyesal, mungkin jika sang suami masih ada di hadapannya, ia akan meminta maaf dengan berbagai upaya, namun sayangnya laki-laki itu telah pergi.
Ceklek...
Suara pintu di buka terdengar langkah kaki yang menghampiri Nina, permpuan itu belum menyadari ada kehadiran seseorang ia masih meringkuk membelakangi pintu kamarnya.
" Ya Tuhan, sebegitu menyesal kah kau dengan pernikahan ini, sampai masih termenung di kamar?"
Aldi kembali meluapkan emosi nya saat mendapati Nina yang sudah menjadi istrinya kini masih meringkuk di kamar, dengan pakaian yang sama saat Aldi pergi meninggalkan nya, sudah di pastikan bahwa perempuan itu belum mandi.
" Mas, aku minta maaf!" Nina langsung menghambur bersimpuh di hadapan sang suami dengan uraian air mata
" Dari semalam aku menunggu mu pulang!"
" Kamu nggak tidur?" Aldi berjongkok melihat sang istri dari dekat, nampak sekali lingkar hitam di wajah wanita itu
Nina hanya menjawab dengan gelengan pelan
" ngapain hah?" Aldi melembutkan suaranya
" Saya tidak bisa tidur, memikirkan anda yang begitu marah, saya takut akan dosa!" Jawab Nina dengan begitu polos nya, ia menatap lekat wajah tampan suaminya yang sudah terlihat fresh, kini mereka saling memandang, ada gurat penyesalan di mata keduanya
Aldi menghela nafas panjang kemudian menghembuskan berlahan
" Aku sudah memaafkan mu, aku berharap ini yang pertama dan terakhir kalinya aku marah padamu!"
Sebenarnya malam tadi Aldi pergi hanya berniat ingin menghilangkan penat yang mendera, berawal dari kecewa, rasa marah sempat menguasai dirinya namun bukan itu yang mendominasi ia untuk tidak pulang malam tadi, ia hanya ingin belajar dari ucapannya tadi malam, bahwa ia tidak akan menyentuh istrinya sampai benar-benar ia menjadi suami yang di idam-idamkan oleh sang istri, ia takut khilaf, walau sudah halal tapi Aldi tetap menjaga jarak pada sang istri supaya tidak menyentuhnya
Aturan yang di buat begitu konyol, hanya karena ingin memiliki hubungan yang lebih dekat dengan wanita yang di anggap istimewa di hatinya ia rela melakukan hal yang nantinya akan menyakiti jiwa dan raganya.
Seperti sekarang ini, ia sedang bersama sang istri, jaraknya begitu dekat, di tambah dengan melihat sang istri yang masih menangis ingin rasanya membantu menghapus air matanya dan memeluknya untuk memberikan ketenangan, tapi apalah daya, entah sampai kapan laki-laki itu bisa menahan dan terus berkutat dengan janji konyolnya, ya paling tidak saat ini mencoba untuk memenuhi janji yang ia ucapkan pikir nya
" Terimakasih mas?" Wajah Nina berbinar begitu mendengar ia di maafkan reflek ingin memeluk laki-laki itu tangan nya sudah mengayun di udara, namun ia urungkan karena mengingat kata-kata sang suami semalam
"Ma- maaf!" Wanita itu nampak canggung dengan kedekatan nya saat ini
" Mandi sana, aku udah cium aroma nggak enak nih?" Aldi menggoda Nina dengan pura-pura menutup hidungnya
Seketika muka Nina memerah, rasa malu menyeruak ia mengendus-endus bagian ketiak nya takut dengan kebenaran yang Aldi katakan
" Haha....,ternyata istri ku bisa juga di kerjain!" Laki-laki itu tertawa renyah melihat Nina yang masih sibuk mengendus-endus badannya
"Iih, nyebelin, Nina bangun dari persimpuhannya ia menuju loker bajunya mengambil satu stel pakaian+ kerudung untuk di bawahnya ke kamar mandi, tidak lupa dengan handuknya juga, kamar mandi berada di luar, jadi sudah otomatis Nina meninggalkan Aldi yang masih memperhatikan gerak-gerik nya.
Huuff....
Ternyata hatimu begitu lembut Nin, nggak nyangka kamu melakukan hal bodoh itu hanya karena takut akan dosa, mungkin benar apa yang di katakan Aji dan Tuti memang kamu benar-benar permpuan langka, hanya karena menunggu maaf ku, kau rela tidak tidur untuk menunggu ku datang?
Setengah jam berlalu, Nina sudah selesai dengan ritual mandinya, ia kembali menuju kamar, menemui suaminya yang masih setia menunggu
" Eh, kamu sudah selesai mandinya!" Tanya Aldi lembut
" Ya udah lah, ngapain lama-lama di kamar mandi, yang ada nanti masuk angin!" Nina kembali ke setelan awal jutek
Aldi terkekeh mendengar ucapan sang istri yang di rasa sangat lucu
Sikap datar dan arogannya hilang dalam sekejap, di ganti dengan senyum yang terus mengembang menghiasi bibirnya.
" Loh kok ada makanan?" Nina menghampiri nampan tersebut
" Ini ibu, yang bawa ke sini?" Tanya Nina lagi
" Ternyata istriku multitalenta yah dalam sekejap bisa berubah-ubah dari sedih, jadi murung, terus malu, konyol, lucu juga dan sekarang cerewet!"
Permpuan itu bertolak pinggang tidak terima dengan apa yang laki-laki itu katakan
Huh, kalo bukan kau sudah berjanji untuk tidak menyentuhku, sudah ku pastikan tangan ini mendaratkan tambokan ke mulut lemesnya
" Heh, jangan menggerutu terus dalam hati, aku dengar loh!"kembali Andi membuat sang istri salah tingkah
"mending sekarang makan, itu aku yang siapkan, sepesial untuk istriku, aku pergi dulu mau menemui ibu, sore nanti kita pulang, kasihan Vika jika kita kelamaan di sini!"
Laki-laki itu pergi dari hadapan Nina.
" Ternyata so sweet juga!"
Bersambung
Jangan lupa like dan komentar' y....