Rayner Morrigan , mantan dosen universitas XX sekaligus CEO perusahaan MORRIGAN GRUP dan ia juga seorang pimpinan mafia yang terkenal dingin dan kejam ,tapi sayang dirinya harus menelan pil pahit lantaran Dokter menyatakan jika dirinya 'Mandul' .
Mariska sang istri pun langsung meminta cerai darinya ,pasalnya ia terus didesak oleh orang tuanya untuk segera memiliki momongan , sedangkan Rayner jelas tak mungkin bisa memberikannya keturunan .
Sakit hati juga kecewa membuat Rayner kalut sampai melampiaskannya dengan pergi keclub dan minum hingga mabuk berat bahkan tanpa sadar dirinya meniduri wanita yang tak lain adalah mantan mahasiswi nya sendiri .
"Bapak harus tanggungjawab , saya gak mau sampai hamil anak bapak ". - Agatha Prameswari
"Kau tak akan hamil , karena aku mandul "- Rayner Morrigan
Bagaimana kisah kedua nya berlanjut ? Simak cerita selanjutnya ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 7 . Kepergian Agatha
"Kau harus bertanggungjawab dan menikahi nya kak !" bentak Rakhes ketika Rayner sudah melepaskan cengkeramannya dan ia segera berdiri dihadapan Rayner .
"Kau percaya jika aku yang menghamili nya ?" ujar Rayner masih membela diri .
"Ya , karena Agatha yang mengatakannya sendiri ". Jawab Rakhes
Rayner tersenyum miring lalu melangkahkan kakinya mendekat kearah Rakhes dan segera menarik kerah baju nya .
"Dengar , ku katakan sekali lagi jika aku mandul ! AKU MANDUL ! " Ucap Rayner menekan ucapan kalimat terakhirnya
Rakhes menghempaskan tangan Rayner dengan kasar ."Dan kau harus ingat kak ! Kau tak mandul tapi mantan mertua mu itu yang licik . Kau akan menyesal karena tak mau bertanggungjawab dengan Agatha , kau akan menyesal Rayner ! Camkan itu !"
Setelah mengucapkan kata-kata itu , Rakhes segera melangkahkan kakinya keluar dari ruangan kakaknya .
...
Rayner tetaplah Rayner , dia lebih percaya dengan vonis dari dokter yang menyatakan dirinya mandul , bisa saja Agatha hamil dengan pria lain dan justru mengaku-ngaku jika itu adalah anak nya .
Dan apa maksud perkataan Rakhes tadi ? Mantan mertuanya licik ? Apa pria itu hanya ingin mengadu domba ? Pikir Rayner .
Jujur saja ucapan terakhir Rakhes benar-benar mendoktrin pikirannya , membuat suasana hatinya berubah gelisah .
"Aargghh sial ! Kepalaku pusing sekali memikirkannya .." teriak Rayner mengumpati dirinya sendiri
Secepatnya Rayner memanggil Jery untuk datang keruangannya . Tak berselang lama terdengar suara ketukan pintu dari luar .
Tok ..
Tok..
Tok..
"Masuk!"
"Tuan , ada yang anda butuhkan ?" ujar Asisten Jery
"Hmm , selidiki tentang Arvan dan Nesa ", ucap Rayner
Asisten Jery mengernyitkan keningnya bingung "Mantan mertua anda tuan?" ujarnya memastikan
"Ya , cari tau alasan apa yang membuat mereka mendesak Mariska meminta bercerai dariku hanya karena aku ..." Rayner terdiam tak sanggup melanjutkan ucapannya .
Asisten Jery menganggukkan kepalanya paham ,"Baik tuan akan saya selidiki , apa ada hal lain yang anda butuhkan tuan?" tukas Jery
"Carikan dokter terbaik , aku ingin melakukan tes kesehatan sekali lagi ". Ucap Rayner tegas
"Baik tuan , saya izin permisi ". Kata Asisten Jery setelah itu berpamitan keluar dari ruangan CEO .
Setelah Asisten Jery pergi ,Rayner langsung menyandarkan tubuhnya dikursi kebesaran miliknya sembari menghela nafas panjang dan memijat pelipisnya , kepalanya terasa begitu berat dan pusing memikirkan hal-hal yang terjadi pada hidupnya akhir-akhir ini .
...
Rumah Sakit Nusantara
Setelah perdebatan dengan kakak nya tadi , Rakhes memutuskan untuk kembali ke rumah sakit menemui Agatha . Tapi langkah nya terhenti didepan ruang rawat wanita itu ketika mendengar suara kepanikan dari Fara dan juga beberapa perawat .
"Sus , tolong bantu cari teman saya .. Kasihan dia sedang hamil ", ucap Fara dengan begitu panik seraya memohon pada perawat
"Iya kami akan bantu mencari pasien , mbak yang tenang dulu " kata perawat itu
Mendengar itu Rakhes bergegas melangkahkan kakinya masuk dan menatap Fara .
"Ada apa ini ?" tanya Rakhes dingin
Seketika semua orang menoleh mendengar Rakhes , Fara segera mendekati pria itu dan memegang tangannya .
"Kak , Agatha kak .. Dia hilang ", ucap Fara sendu
Rakhes membulatkan matanya mendengar ucapan Fara ."Bagaimana bisa terjadi ? Bukankah saya sudah meminta mu untuk menjaga nya ?"
"Iya kak , tadi aku tinggal sebentar ke toilet . Saat aku kembali kamar Agatha sudah kosong ". Jawab Fara lirih takut jika pria disamping ini akan memarahi nya .
"Cepat kita cari Agatha , saya yakin dia belum jauh dari sini ..."
Fara mengangguk dan segera menyusul langkah Rakhes yang sudah lebih dulu keluar dari ruang rawat Agatha .
"Agatha kamu dimana cantik .." batin Rakhes dengan perasaan cemas mengkhawatirkan pujaan hatinya . Mata yang tajam bahkan sudah berkaca-kaca memikirkan keadaan wanita itu .
Rakhes berjalan cepat menuju taman rumah sakit , ia menduga jika Agatha butuh ketenangan dan memilih keluar dari ruang perawatannya dan mencari angin disekitaran taman . Tapi dugaan nya salah , Agatha tak ada disana .
Rakhes menyugar kasar rambutnya ketika tak menemukan Agatha . "Kamu dimana Agatha .. Please jangan seperti ini , aku yang akan bertanggungjawab atas kehamilan mu.. Tolong kembalilah cantik ", gumam nya lirih
"Kak , Agatha gak ketemu .. Fara udah cari didepan juga gak ada ". Ucap Fara berdiri dibelakang Rakhes
"Kau pulanglah , ini sudah malam . Biar aku saja yang mencari nya ". Kata Rakhes tanpa menoleh menatap Fara
"T-tapi kak ..."
Rakhes diam tak menjawab dan memilih berjalan menjauh dari Fara . Dirinya benar-benar kalut dan takut dengan kepergian Agatha hingga tak memperdulikan orang-orang disekitar nya .
Fara menghentakkan kakinya kesal melihat Rakhes menjauhi nya .
"Kenapa sih semua orang peduli sama Agatha .. Kak Rakhes juga , kesal banget aku " ucap Fara sambil mengepalkan tangannya disamping tubuh nya .
...
Dijembatan ..
Sepanjang jalan Agatha sudah seperti orang yang linglung ,bahkan kakinya sudah terasa perih dan lecet karena berjalan tanpa alas kaki dan dia masih mengenakan pakaian pasien rumah sakit .
Kini Agatha berdiri tepat dipembatas pagar besi , mencengkeram erat pagar itu seraya menatap hamparan sungai yang mengalir cukup deras dengan pandangan kosong .Wajah cantiknya saat ini pun sudah tampak memucat dan rambut panjang nya sudah tak lagi tertata rapi .
"Eh ada cewek cantik tuh bro ", ucap salah seorang pria yang sedang nongkrong dijembatan itu bersama tiga kawan nya .
"Iya eh , body nya lumayan juga .. Samperin lah ", sahut teman pria itu
Ketiga pria itu segera mendekati Agatha dan mencolek dagu nya .
"Hai cantik , mau Abang temenin gak ?" goda nya
"Diam aja , mending gabung sama kita . Iya gak ?" ujar teman pria itu
Agatha tetap diam tak memperdulikan ketiga pria tersebut. Matanya tetap menatap kosong kedepan , angin malam yang dingin menerpa wajah cantiknya sejenak terasa menyejukkan. Hingga tanpa sadar jika kakinya sudah menaiki satu persatu pagar besi pembatas jembatan itu .
"Woy .. nih cewek mau Bun*h diri ?" pekik teman pria yang satunya sambil memukul lengan kedua temannya .
"Heh mbak , jangan b*n*h diri disini . Kita minta maaf gak akan godaan mbak nya lagi .."
"Iya mbak , turun mbak . Setres boleh mati jangan "
Agatha tetap diam , ucapan-ucapan ketiga pria tadi hanya bagaikan angin lalu yang melintas ditelinga nya , tak bisa mempengaruhi dirinya . Suara air yang mengalir deras dibawah sana justru mengalihkan alam bawah sadar nya , seolah melambai-lambai kearah Agatha agar wanita itu segera turun dan merasakan dinginnya air sungai tersebut .
"Beneran mau lompat nih cewek , turun mbak " ucap pria itu sambil meraih tangan Agatha dan menariknya turun .
Agatha menghempaskan kasar tangan itu dan menatap nyalang satu persatu wajah ketiga pria itu .
"Kalian semua laki-laki Bangs*t ! Bajing*n !" teriak Agatha memaki ketiga nya
"Iya mbak , iya kami ngaku kalo kami seperti itu . Tapi kita gak pernah punya niat Bun*h diri seperti mbak ".
"DIAM ! PERGI KALIAN ... PERGI !"
"oke mbak kita pergi tapi mbak nya tur-"
BYURRRR .....
.
.
.
Haii , jangan lupa tinggalkan jejak like dan komen .. Terimakasih 🌹♥️