Kelahiran Gara menjadi pertanda karena bertepatan dengan kematian Hybrid yang telah membawa malapetaka besar untuk daratan barat selama berabad-abad. Pertanda itu semakin mengkhawatirkan pihak kerajaan ketika ia belum mendapatkan jati dirinya diusia 7 tahun. Mendengar kabar itu, pemerintah INTI langsung turun tangan dan mengirimkan Pasukan 13 untuk membawanya ke Negeri Nitmedden. Namun Raja Charles menitahkan untuk tidak membawa Gara dan menjamin akan keselamatan bangsa Supernatural. Gara mengasingkan diri ke Akademi Negeri Danveurn di wilayah Astbourne untuk memulai pencarian jati dirinya.
Akankah Gara mendapatkan jati dirinya? Bagaimana kehidupan asramanya di Akademi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cutdiann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 23: IN THE BACKGROUND OF GARA'S MIND.
Gara dan yang lainnya diposisi langsung bersiap jika terjadi sesuatu. "Jangan bergerak sedikitpun, bahkan jika kau menggerakkan matamu" perintah Gara.
Namun Edward menggerakkan manik matanya melihat Gara karena mendengar hal itu. Saat itu juga, Psychofágos di depannya mengeluarkan suara yang sangat bising. Dia berteriak, lalu bergerak dengan cepat ke arah Edward dan Selena.
Dari arah yang berbeda, Gara lebih cepat dari gerakan Psychofágos itu. Ketika kedua tangannya hendak menggapai Edward dan Selena, Gara menabrak tubuh Psychofágos itu dengan kuat, sampai terjungkal jauh.
"Kenapa kau diam? Larilah!" Bentak Gara.
Edward yang ketakutan langsung berlari ke arah hutan sebelah kiri dengan membawa Selena, sementara Gara ikut berlari di belakang Edward.
"Mereka memiliki pendengar yang baik, dan penglihatan yang lebih baik. Mereka akan mengetahui mangsa mereka ketika mangsa itu bergerak walaupun sedikit saja. Ada sebuah pohon besar didekat danau, tidak jauh dari arah kita berlari. Aku mau Edward dan Selena langsung menuju pohon besar itu, dan naik ke atasnya, cobalah untuk tidak membuat suara yang begitu besar. Aku akan memancing Psychofágos ini kearah Chlea. Chlea, bersiaplah untuk melolong dan berlari mengitari danau, ku dengar Beta memiliki kecepatan, aku percayakan hal itu padamu Chlea" jelas Gara.
Chlea yang siap diposisi hanya mengangguk, "Lalu, apa setelahnya?"
"Setelah Psychofágos mengejamu, Ardan dan Jack berlarilah sedikih jauh dibelakang Psychofágos menuju pohon yang sudah ditandai. Ikut naiklah bersama Edward dan Selena. Setelah kau mengitai danau, aku akan melolong dan memancingnya agar mengejarku. Lalu, kau cepatlah berlari ke pohon itu. Mengerti semuanya?"
"Mengerti."
Setelah hampir menuju pohon besar yang ditandai Gara, dia berlari keluar jalur putaran danau. Gara memancing makhluk itu keluar jalur untuk memutuskan incarannya yang tadinya tertuju pada Edward dan Selena. Gara kembali ke jalur putaran danau untuk menuju ke posisi Chlea berada.
"Chlea, bersiaplah untuk melolong."
Gara memancing Psychofágos tepat kearah Chlea. Saat itu juga, Chlea melolong dengan kuat, sampai Psychofágos kehilangan kefokusannya terhadap Gara. Makhluk itu kembali berteriak, lalu ia mengejar Chlea dengan cepat. Chlea langsung berlari seperti yang diperintahkan Gara.
Sementara Gara, mengisyaratkan Ardan dan Jack untuk ikut berlari dibelakang Psychofágos.
"Kalian berdua, jangan membuat suara, atau kalian tidak akan selamat" peringat Gara sambil mengatur pernapasannya.
Setelah sampai di pohon, Ardan dan Jack naik keatasnya satu persatu. Chlea kembali mengitari danau, menuju posisi Gara sesuai rencananya. Saat itu, Gara melolong. Suara lolongannya sempat membuat Chlea dan yang lain terkejut. Begitu pula dengan Psychofágos yang terlihat sangat terganggu. Dia berteriak lebih keras, seperti sengaja membiarkan Chlea lari begitu saja.
"Larilah Chlea" ucap Gara.
Psychofágos itu mengejar Gara, seakan memburunya dengan sangat brutal. Gara berlari memasuki hutan, meninggalkan area terbuka.
Sesekali, Psychofágos menggunakan ekornya untuk menghentikan langkah kaki Gara, dengan menyerangnya dari atas. Tapi serangan-serangan itu gagal.
"Aku ingin tau... sedendam apa kau pada mangsamu" kata Gara sambil mendadak mengubah arah larinya. Karna hal itu, Psychofágos kehilangan kendali dan menabrak satu pohon dengan sangat keras.
Dia berteriak lagi. Suaranya sangat mengganggu Gara dan yang lain. Bahkan Gara terguling jatuh lantaran tidak sanggup mendengar suaranya. Kesempatan itu diambil oleh Psychofágos. Makhluk itu menebas batang pohon yang mengenainya tadi, mengangkatnya setinggi mungkin dan melemparkannya kearah Gara yang sedikih jauh darinya.
"Gara! Hati-hati!" Peringat Jack.
Karenanya, Gara kembali fokus dan menyadari sebuah batang pohon tengah menghampirinya. Gara hendak menghindar, tapi kecepatan pohon itu tidak bisa dihentikan. Batang pohon itu mengenai Gara dengan keras. Hal itu membuat Gara terhempas.
Psychofágos kembali berteriak, membuat Gara menggeliat karna benar-benar terganggu. Dia berlari menghampiri Gara dan menyerangnya menggunakan ekornya yang tajam itu. Namun, Gara berhasil menghindari serangannya. Akan tetapi, keberuntungan itu tidak selamanya ada. Psychofágos menahan satu kaki Gara dengan kakinya. Dengan tangan nya dan cakar itu, ia menahan punggung Gara.
Makhluk itu benar-benar tidak ingin melepaskan Gara, bahkan ia menancapkan kuku-kukunya di punggung Gara. Geraman Gara mengisi seluruh hutan, sampai membuat burung-burung dipucuk pohon terbang karnanya.
Di area latihan, Chairoz menyadari sesuatu dari jauh karna burung-burung yang berterbangan. Dia mendengar geraman yang tidak asing itu.
"Salah satu dari Lycanthrope clan terluka, itu geraman dari rasa sakit" ucap Samuel.
"Siapa yang terluka itu?" Tanya Arthur.
"Aku tidak tau pasti, penglihatanku terhadap area Lycanthrope melemah. Entah karna terletak sangat jauh, atau karna area itu sangat privasi. Mereka seperti menghilang tiba-tiba"
"Ketika Psychofágos sangat terganggu atau dendam pada mangsanya, biasanya dia menandai area itu menjadi kekuasaannya, sampai mangsa itu jatuh pada tangannya. Kebanyakan area yang ditandanya tidak dapat dilihat oleh orang luar, seperti menghilang ke alam yang berbeda. Kecuali Psychofágos itu sudah mendapatkan mangsanya, atau Psychofágos itu dikalahkan" jelas Arthur.
Harold mengeluarkan sebuah cahaya dari kepalanya. Cahaya itu sengaja ia jatuhkan ditanah, dan begitu saja cahaya itu membentuk skema hutan tempat latihan murid. Murid-murid ditandai dengan cahaya-cahaya kecil. "Tenang saja, jika area latihan mereka memang dibuat tidak bisa dilihat oleh orang luar, murid-murid masih bisa dilacak oleh peta ini. Dan benar saja, area latihan m Lycanthrope clan... menghilang" kata Harold.
"Gara! Bertahanlah... aku akan akan menolongmu!" Ardan bersiap hendak turun dari pohon.
"Jangan lakukan itu!" Perintah Gara.
"Apa kau gila? Kau bahkan tidak bisa bergerak karna cakarnya" ucap Edward.
"Dia sedang menjebak kita. Senjata lainnya selain ekor itu adalah suaranya. Jika salah satu dari kalian turun, dia akan bisa mendengar suara sentuhan telapak kaki kalian ke tanah, lalu dia akan berteriak dan membuat kalian kelihangan kefokusan."
"Guru bilang dia tidak pintar, tapi kenapa dia bisa membuat rencana itu?" Tanya Jack.
"Memang... dia tidak pintar."
Keempat serigala itu terkejut. "Maksudmu?" Edward bertanya.
"Dia tau, kaki dan tanganku bisa saja menyerangnya, maka dari itu dia menahanku seperti ini. Dan dia menahan punggungku karna dia tau, aku pasti bisa melepaskan diri. Tapi dia melupakan ekorku."
"Benar, ekor Alpha sangat kuat!" Kata Chlea.
Psychofágos mendekatkan wajahnya pada Gara. Dia membuka mulut kerangka itu, dan bisa dengan jelas Gara melihat Psychofágos yang berbentuk energi hitam dengan mata putih menyala seperti cahaya.
"Kau... pernah menjadi... musuhku" Psychofágos itu mengeluarkan suara teriakan-teriakan kecil, dengan bahasa mereka. Anehnya, Gara mengerti bahasa itu dengan baik tanpa disadari.
Psychofágos menyerap jiwa Gara karena Gara terdiam. Gara menggeram, menahan rasa sakit karna perbuatan Psychofágos itu. Gara nyaris tidak sadarkan diri, karna di dalam pikirannya ada sesuatu. Terlintas potongan-potongan yang sangat asing baginya. Ia melihat seorang wanita cantik di sebuah rumah kayu biasa. Wanita itu duduk di sebuah kursi, dan dipangkuannya ada anak laki-laki sedang tertidur.
Lalu, terlintas lagi, anak laki-laki itu masih tertidur di pangkuannya, dengan luka goresan di punggung si anak laki-laki. Ia bertambah besar, seperti remaja.
Kemudian, terlintas lagi, anak laki-laki itu menjadi dewasa, juga masih tertidur di pangkuannya. Namun sang wanita cantik sudah tidak lagi menggerakkan tangannya untuk mengusap kepala si anak laki-laki. Wanita itu telah mati.
"GARA, SADARLAH!"
Suara itu datang tiba-tiba dipikiran Gara. Itu suara Edward, yang sangat dia kenal. Gara langsung tersadar dan mengibaskan ekornya dengan kuat ke bagian perut Psychofágos. Beruntung, karna kibasan itu membuat Psychofágos hilang fokus untuk menyerap jiwa Gara.
Gara pun mengambil kesempatan, dia memaksa badannya untuk bergerak dan menepis tangan Psychofágos yang menahannya. Setelah tangannya terbebas, Gara dengan cepat menyerang tangan Psychofágos yang mencengkram punggungnya. Kukunya tercabut dengan paksa, membuat goresan besar dipunggung Gara. Dia bahkan kembali menggeram.
Gara langsung bangkit dan menyerang habis-habisan Psychofágos. Gara menggigit kakinya dan melayangkan Psychofágos. Ia membanting Psychofágos ke sebuah pohon, hingga pohon itu patah.
Ketika Gara hendak kembali menyerang Psychofágos yang mengeluarkan suara teriakan itu, Jack menghentikan Gara, "Hentikan Gara, ini kesempatanmu untuk ke atas pohon, selagi dia tidak bisa bergerak, karna kakinya terluka parah!"
Gara yang sadar akhirnya berlari menuju pohon tempat mereka bersembunyi. Dengan cepat ia memanjat pohon itu sambil menahan sakit dipunggungnya. Setelah sampai diatas, Gara mentransformasi dirinya menjadi manusia.
"Hei-"
Ternyata, setelah kembali ke wujud manusia, tubuhnya masih tertutupi bulu-bulu serigalanya.
"Ternyata bisa seperti itu" kata Chlea mengerti. Dia pun ikut mentransformasi dirinya. Begitu juga dengan yang lain.
"Lukamu Gara, biar aku tutupi" Selena mengeluarkan tas pinggangnya, mengeluarkan sebuah perban dan mendekati Gara. Selena pun mulai memberikan perban disekeliling tubuh Gara, sedangkan dirinya mengenakan tas pinggang miliknya.
Chlea yang melihat Gara kelelahan dan menahan rasa sakitnya, langsung bersuara, "Ini semua salahmu, Edward!"
Awalnya Edward terdiam, namun dia juga mengeluarkan kalimatnya, "Kau menyalahkanku?!"
Jack menyela, "Jika kau mendengarkan Gara, ini tidak akan terjadi. Luka itu pasti menyakitkan."
"Selena bisa dalam bahaya!"
"Kau bahkan tidak merasa bersalah!" Jack mendorong tubuh Edward sampai ia jatuh terduduk. Karna kesal atas perlakuan Jack, dia pun bangun dan memukul wajahnya hingga keseimbangan Jack juga terjatuh, hampir saja ia terjatuh dari ketinggian pohon jika tidak ada Chlea yang menahannya.
"Kau mengacaukan, Edward" kata Chlea mematai Edward serius.
"Apa-"
"Hei, sudahlah. Makhluk itu bisa tau persembunyian kita jika kalian bersuara seperti itu" Gara mengingat.
"Tapi untung saja aku sempat menyadarkanmu" ucap Edward.
Gara menatap Edward, "Terimakasih."
Edward memalingkan wajahnya, "Tidak perlu berterimakasih." Ucapnya sambil menyembunyikan senyumannya, sebenarnya Edward senang Gara berterimakasih padanya, hanya saja dia tidak ingin Gara berpikir Edward benar-benar mempedulikannya.
"Psychofágos pemakan jiwa yang mengerikan, bagaimana rasanya? Kau tidak kehilangan setengah jiwamu 'kan?" Jack antusias.
"Kau ini banyak tanya" tegur Chlea.
"Sebenarnya... ada sesuatu ketika Psychofágos menyerap jiwaku tadi" kata Gara sambil memperhatikan Psychofágos yang mulai mencoba untuk bangun.
"Sesuatu apa?" Tanya Selena.
"Rasanya seperti tubuhku mati rasa. Aku tidak bisa berpikir jelas. Namun, sesuatu terlintas dipikiranku... sangat asing. Pertama aku seperti melihat rumah kayu tua, di dalamnya ada seorang wanita cantik yang duduk di kursi. Dipangkuannya ada anak laki-laki kecil sedang tertidur. Lalu, aku kembali melihat pemandangan itu. Anehnya, yang kedua ini berbeda. Anak laki-laki itu sudah remaja, dan dia terluka parah. Lalu aku melihat lagi pemandangan itu. Yang ketiga ini... sang wanita cantik itu sudah mati. Ada banyak darah yang keluar dari mulutnya. Dan anak laki-laki itu, sudah dewasa."
"Psychofágos itu mungkin memakan jiwa si wanita cantik, dan memori itu tidak sengaja kau ketahui ketika dia menyerap jiwamu" Chlea menyimpulkan.
"Mereka menyimpan memori ketika mereka... memakan jiwa seseorang?" Tanya Gara serius.
"Aku tidak yakin, aku hanya menyimpulkannya begitu saja."
"Mungkin dia melihat masa depanmu?" Kali ini Jack yang bersuara.
"Tidak mungkin... wanita itu sangat asing bagiku."
"Bisa saja dimasa depan nanti kau bertemu dengan wanita itu 'kan? Tapi, apa kau tau wajah laki-laki itu?" Tanya Chlea.
Gara menggelengkan kepalanya, "Dia memang memiliki rambut hitam, tapi sedikit berbeda dariku. Rambutnya panjang bergelombang sebahu. Soal wajahnya, dari awal memang aku tidak melihatnya. Pemandangan itu, seakan dia membelakangiku."
"Kau juga tidak tau kan bagaimana penampilanmu dimasa depan, bisa saja kau mengganti model rambutmu" Edward bersuara. Hal itu membuat Gara terdiam.
Hanya ada satu hal yang tidak diberitau Gara, dia memang sengaja, karna dia tidak ingin yang lain tau. Saat anak laki-laki itu sudah dewasa, dia memiliki luka bakar yang tidak jelas di punggungnya. Gara tidak ingin yang lain mengkhawatirkan dirinya jika memang itu adalah masa depan Gara.
Luka bakar itu terlihat sangat serius, dan bentuknya menyerupai simbol Hybrid terdahulu, seperti yang dikatakan orang-orang.