Wanita kuat dengan segala deritanya tapi dibalik itu semua ada pria yang selalu menemani dan mendukung di balik nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syizha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
data yang fana
Akselia berdiri di depan layar komputer yang dipenuhi dengan data kompleks, jemarinya bergerak cepat mengetik kode-kode yang hanya dia dan timnya yang bisa pahami. Waktu mereka hampir habis.Setiap detik yang berlalu membawa mereka lebih dekat pada kehancuran atau kebebasan. Dunia yang dikenal sekarang ini sudah berada di ujung jurang, dan hanya satu keputusan yang dapat mengubah semuanya. Namun, saat Akselia menyentuh layar, seolah ada suara bisikan yang datang dari dalam dirinya: Apakah mereka siap menghadapi kebenaran yang lebih kelam lagi?
Mikael dan Reina sedang berada di sisi lain ruangan, sibuk mengonfigurasi perangkat untuk melacak jejak digital yang tersembunyi di dalam Proyek Elysium. Walaupun mereka memiliki akses ke data yang cukup, mereka tahu bahwa tanpa inti sistem, tanpa memecahkan kode utama Proyek Elysium, semuanya akan sia-sia.
"Akselia, kita harus segera tahu di mana pusat dari Proyek ini," kata Mikael dengan nada cemas, matanya tidak lepas dari layar monitor. "Aku sudah berhasil memecahkan sebagian besar lapisan pengaman, tapi mereka menyembunyikan data itu sangat rapat."
Akselia mengangguk, masih terfokus pada layar di hadapannya. "Kita harus menemukan titik lemah mereka. Jika kita bisa memutuskan hubungan ke pusatnya, kita bisa menghentikan semuanya."
"Dan kita tidak punya banyak waktu," tambah Reina. "Kita harus bergerak cepat."
Akselia merasakan tekanan yang semakin besar. Namun, dia tahu bahwa untuk mengalahkan Lucas dan Proyek Elysium, mereka tidak hanya perlu menembus sistem, tetapi mereka juga harus menghadapi kenyataan pahit bahwa apa yang mereka lakukan bisa mengubah segalanya.Apakah mereka siap untuk menghancurkan sebuah dunia yang tampaknya lebih baik—meski itu datang dengan mengorbankan kebebasan?
Namun, saat Akselia mengangkat pandangannya, sebuah kilatan cahaya memantul dari monitor di sampingnya. Di layar, ada baris kode yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya—sesuatu yang sangat berbeda dari apa yang mereka telusuri.
"Ada yang aneh," ujar Akselia, suaranya tegang. "Ini... ini bukan bagian dari sistem biasa. Tampaknya ini adalah backdoor—jalan pintas yang tidak seharusnya kita temui."
Mikael mendekat dengan cepat. "Jika itu benar, berarti kita sudah sangat dekat dengan inti Proyek Elysium."
Namun, sebelum mereka bisa melanjutkan pencarian mereka, suara ketukan keras di pintu menghentikan langkah mereka.
"Siapapun di dalam, kami tahu kalian ada di sini," suara itu bergema dalam keheningan ruangan. "Kalian tidak akan bisa melarikan diri."
Pasukan Sentinel.
Akselia menatap Reina dan Mikael, memberi isyarat untuk tetap tenang. **Mereka sudah tidak punya banyak waktu.** Lucas pasti sudah mengetahui langkah mereka dan mengirim pasukan untuk menghentikan mereka.
"Ini adalah pilihan terakhir," kata Akselia, suaranya dipenuhi keteguhan. "Kita harus pergi ke pusat sistem itu sekarang. Tidak ada jalan lain."
Reina dan Mikael tidak ragu. Mereka berlari menuju meja besar yang dipenuhi perangkat, mengambil peralatan mereka dan menyiapkan alat pemecah sinyal terakhir yang mereka miliki. Di luar, langkah pasukan Sentinel semakin dekat.
"Jika kita berhasil menghancurkan pusat sistemnya, semua akan berakhir," kata Akselia sambil memimpin mereka keluar ruangan, menuruni tangga yang menuju lorong bawah tanah markas mereka. "Jika kita gagal, dunia ini akan masuk ke dalam cengkeraman Lucas."
Suara langkah kaki pasukan Sentinel terdengar semakin dekat. Akselia bisa merasakan detak jantungnya semakin cepat. Mereka berlari melalui lorong-lorong gelap, melewati pintu-pintu besar yang seakan-akan menjadi penghalang terakhir menuju kebebasan atau kehancuran.
Sampai di ujung koridor, Akselia berhenti sejenak, mengangkat tangan memberi isyarat agar Reina dan Mikael berhenti. Mereka berada di depan pintu besar yang terkunci rapat. Dengan tenang, Akselia mengeluarkan sebuah perangkat yang dapat menembus keamanan pintu itu. Seketika, pintu terbuka dengan suara berderit, memperlihatkan sebuah ruang kontrol yang penuh dengan layar dan perangkat canggih.
"Ini dia," bisik Akselia. "Tempat di mana kita bisa menghentikan Proyek Elysium."
Namun, sebelum mereka bisa bergerak lebih jauh, mereka mendengar suara langkah kaki yang berat mendekat. Pasukan Sentinel. Mereka sudah terlalu dekat.
"Reina, Mikael," Akselia berbisik, "lakukan apa yang harus kalian lakukan. Aku akan menahan mereka di sini."
Tanpa banyak bicara, Reina dan Mikael melangkah maju ke pusat kontrol, mulai mengakses sistem dengan cepat. Sementara itu, Akselia mengambil posisi di dekat pintu, bersiap menghadapi apapun yang datang. Mereka tidak bisa gagal sekarang.
Pasukan Sentinel akhirnya muncul, berbaris rapi dengan senjata terarah pada Akselia. Wajah mereka datar, tanpa emosi. "Tidak ada jalan keluar, Akselia. Semua yang kau lakukan sia-sia."
Akselia menyarungkan peralatan pertarungan yang dia miliki, siap untuk melawan. "Kalian tidak paham. Ini bukan hanya soal Proyek Elysium. Ini soal kebebasan, soal siapa yang berhak mengendalikan masa depan dunia ini."
Dengan kata-kata itu, Akselia melangkah maju, siap menghadapi pasukan Sentinel. Apapun yang terjadi, mereka harus bertahan.Namun, saat itulah sebuah suara yang familiar kembali terdengar dari belakangnya.
“Akselia…”
Dengan hati yang berdebar, Akselia menoleh. Lucas, dengan senyum dingin yang tak pernah berubah, berdiri di ambang pintu. "Kau masih berpikir kau bisa mengubah segalanya?" tanyanya dengan nada yang penuh tantangan.
Akselia menarik napas dalam-dalam. "Aku tidak akan membiarkanmu mengendalikan dunia ini, Lucas. Tidak peduli apa yang harus aku hadapi."
Lucas mengangkat tangan, dan pasukan Sentinel mundur sedikit. "Mungkin kau benar, Akselia. Mungkin... kau akan melawan hingga akhir. Tetapi percayalah, Proyek Elysium sudah lebih kuat daripada yang kau kira."
Akselia menatap Lucas dengan tajam, menyadari bahwa ini adalah momen yang menentukan. Apakah dia akan berhenti, atau akan terus berjuang hingga akhir?
Saat Reina dan Mikael berhasil memecahkan kode sistem, layar besar di ruangan itu mulai berkedip. Mereka hanya memiliki waktu beberapa detik lagi sebelum segalanya menjadi sia-sia.
“Akselia,” suara Reina terdengar tegas, “kita sudah hampir selesai. Ini adalah kesempatan kita untuk menghentikan semuanya.”
Akselia menatap Lucas sekali lagi, dan tanpa ragu dia berkata, “Kita akan lihat siapa yang akan menang, Lucas.”
Dengan langkah mantap, Akselia berbalik, berlari menuju pusat kontrol, bersiap untuk menyelesaikan apa yang telah mereka mulai. Dunia ini, dunia yang penuh dengan kebebasan dan pilihan, harus mereka selamatkan.