Banyak cerita yang terjadi di saat Elvin Zayyan Pradipta masih duduk di bangku SMA. Beberapa kali ia di tangkap oleh polisi, tapi tak mampu menahannya di dalam walaupun ia terlibat dengan kasus yang besar.
Ia juga terlibat dengan sebuah organisasi saat berada di negara K tempat sang granma. Kedua orang tuanya pun tidak mengetahui hal itu, tapi granma tahu tentangnya.
Sampai suatu ketika ia di paksa oleh orang tuanya untuk menikah, yang di mana dirinya belum terpikirkan untuk melakukannya.
Apakah Elvin akan menuruti atau bahkan memberontak?
Dan siapakah wanita yang akan di jodohkan dengannya?
BACA CERITANYA SEKARANG!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yaya haswa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 19
Hayden menemui bibi Faye di rumahnya. Ia berada di depan gerbang rumah.
"Pak, buka pintunya!" Hayden sedikit berteriak dari luar.
Satpam yang menjaga mengintip di balik kotak kecil yang ada di pagar. Melihat anak majikannya yang sudah lama tidak pernah pulang membuat ia keget melihat kepulangannya. Ia buru-buru membukanya.
"Maaf den" satpam meminta maaf karena tidak tahu jika tuannya yang datang.
"Tidak apa-apa, pak. Santai saja" ucap Hayden seraya membawa motonya masuk.
Setelah berada di dalam, ia ke ruang kerja Wibhawa, sang papa. Hayden mencari sesuatu di dalam sana. Membuka laci, lemari serta tumpukan kertas.
Sampai Hayden menemukan 1 buku album berada di dalam lemari kecil yang tersambung dengan meja kerja Wibhawa.
Membuka lembar perlembar di mana berisi foto-foto dirinya saat masih berumur 7 tahun dan Gama 4 tahun. Foto mereka sekeluarga yang sedang liburan bersama.
Hayden sebenarnya sangat rindu dengan momant itu, tapi kondisi sekarang sudah berbeda. Mengingat lagi tujuan ia datang ke ruang kerja sang papa mengurungkan niatnya melihat foto-foto mereka dengan baik.
Sampai ia menemukan foto yang ia cari. Di mana ada dirinya bersama Gama yang sedang berada di gendongan sang papa dan satu orang pria seumuran dengan papanya yang sedang memegang tanganya.
Ia keluar dari ruang kerja papanya dan mencari keberadaan bibi Faye. Awalnya ia mencari di dapur kemudian di kamarnya tapi tidak menemukan keberadaannya.
Terakhir ia mengecek di halaman belakang dan benar saja bibi Fate berada di sana tengah memberi makan ikan peliharaan Gama.
"Bibi___
Hayden menghampiri bibi Faye. Mendengar seseorang memanggilnya bibi Faye menoleh. Ia yang sedang berjongkok memberi makan ikan, lalu berdiri mendekati Hayden.
"Den Ayden....Aden pulang?"
"Iya Bi, aku mencari bibi"
Hayden menarik bibi Faye duduk di bangku besi yang hanya muat dua orang saja.
"Ada yang ingin aku tanyakan pada bibi" Hayden menghadap ke arah bibi Faye seraya menggenggam tangannya.
"Tanya apa den?"
"Bibi bilang ada seorang dokter datang bersama papa untuk memeriksa kondisi Gama__"
"Iya den. Tuan bilang sebelumnya, dia ingin menemui dokter. Setelah itu tuan tiba-tiba datang bersama seorang dokter yang bibi tidak pernah lihat"
"Apa bibi masih mengingat wajahnya?"
"Sepertinya masih den. Memang kenapa den?"
"Apa ini orangnya?" Hayden menunjukkan album berisi foto yang ia temukan di ruang kerja Wibhawa tadi.
"Benar den… ini orangnya. Dokter itu sangat mirip dengan yang ada di foto itu. Cuman sedikit terlihat lebih tua dari yang di foto"
Sudah Hayden duga siapa yang bersama papa-nya di rumah sakit. Tidak salah lagi dengan tebakannya.
"Apa bibi tidak ingat siapa yang ada di foto ini? dia sering datang di sini bermain dengan kami"
Bibi Faye mengerutkan keningnya sambil mengingat-ingat siapa yang Hayden maksud. Ia menatap foto itu dengan intens untuk mengingat wajah itu.
Beberapa menit kemudian ia mengingat sesuatu. Ia refleks memukul paha Hayden.
"Bibi ingat. Bukan kah dia tuan Robinson sahabat tuan Wibhawa?"
"Benar Bi, ini paman Robi"
"Apa itu artinya tuan Robinson yang bersama tuan Wibhawa di rumah sakit?"
"Aku yakin itu dia Bi. Papa membawa paman Robi bersamanya untuk membawa Gama pergi ke Inggris___"
"Yang jadi pertanyaan aku Bi, apa kita pernah ke Inggris sebelumnya?"
"Pernah den, kita pernah ke Inggris waktu Aden umur 5 tahun dan den Gama umur 2 tahun"
"Kalau tidak salah tuan ada kerjaan disana dan berhubung tuan akan lama, tuan membawa kita semua sekaligus bawa Aden liburan"
"Terus kita tinggal di mana saat itu? apa di hotel atau penginapan?"
"Seingat bibi kita tinggal di vila...iya kita tinggal di vila saat itu. Kalau gak salah vila itu punya teman tuan"
"Apa bibi masih ingat di mana vila itu?"
"Waduh sepertinya tidak den, itu sudah sangat lama....udah bertahun tahun"
"Coba bibi ingat-ingat deh. Aku yakin ada yang bibi ingat, setidaknya nama daerah atau tempatnya. Seperti gunung mungkin"
Bibi Faye kembali mengingat-ingat. Hal yang sangat sulit untuk di ingat kerena sudah belasan tahun lamanya.
"Daerah pengunungan teh, tapi seingat bibi, tuan Robi punya lahan yang berisi tanaman-tanaman entah apa itu__"
"Kalau nggak salah tanaman yang bisa dibuat obat-obatan" sambungan bibi Faye.
"Oohh..iya Bi" ucap Hayden.
Mendengar informasi dari bibi Faye rasanya sudah cukup. Ia hanya perlu mencari nama daerah yang memiliki perkebunan teh.
"Terima kasih Bi. Aku ke dalam dulu" ucap Hayden seraya berdiri.
"Den Ayden mau nginap disini?" bibi ikut berdiri.
"Iya, aku akan menginap. Oh ya suami bibi mana? aku tidak tidak melihatnya?"
"Lagi jaga di depan den"
"Nggak ada tadi Bi, cuman 1 orang yang aku liat"
"Mungkin lagi di toilet saat Aden datang"
"Mungkin… yasudah Bi, aku ke kamar dulu" bibi Faye mengangguk dengan tersenyum kecil.
Hayden melangkah masuk ke dalam rumah. Sebenarnya ia tidak berencana untuk menginap, tapi melihat bibi Faye yang berharap ia tinggal membuat ia mengubah niat sebelumnya, sekalian menemaninya.
"Ehh...Aden" panggil bibi seraya berlari menghampiri Hayden yang hampir sampai di depan pintu penghubung belakang.
"Kenapa Bi?" Hayden berbalik badan.
"Boleh bibi liat album itu?" bibi menunjuk album foto yang Hayden pegang.
"Oh..tentu saja boleh bi" Hayden memberikan album itu. Untuk apa ia melarang bibi melihatnya, ia hanyalah foto kenangan mereka dulu.
Bibi tersenyum menerimanya dan mengucapkan terima kasih. Ia kemudian kembali duduk di bangku tadi untuk melihat foto-foto disana.
"Terima kasih Aden. Nanti bibi kembalikan"
Hayden hanya mengangguk. Kemudian pergi ke kamarnya. Sesampainya di depan kamar, ia membukanya dengan perlahan. Ia tidak langsung masuk, tinggal diam di depan pintu menatap kamar yang sudah beberapa tahun ia tinggalkan.
Masih terlihat sama seperti dulu. Tidak ada yang berubah, termasuk tata letak barang-barangnya. Bedanya terlihat sangat bersih. Ia yakin bibi Faye pasti selalu membersihkannya selama ia tidak ada.
Melangkah masuk, melihat 2 bingkai yang mana 1 bingkai ada foto dirinya bersama Gama dan yang satu foto mereka sekeluarga yang di ambil di atas kasur.
Hayden mengambil bingkai foto yang berisi mereka berempat.
"Mama....jika Mama masih ada, papa tidak akan berbuat nekat seperti ini. Kenapa papa harus memiliki pikiran jahat terhadap adikku Ma?____
"Jaga adikku Ma, jangan biarkan papa berhasil melakukan eksperimen gilanya sampai aku datang menolongnya" Hayden mengusap foto mama-nya dengan mata yang berkaca-kaca.
Rindu? tentu saja. Keadaan keluarga mereka sangat berbeda dan berubah setelah kepergian sang mama dan itu akibat dari papanya yang memiliki pikiran yang sungguh gila.
.
.
NEXT
tregothnan cornwall