Sarah seorang wanita yang dibenci dan di pandang buruk oleh semua orang, karena berhasil menikahi seorang pria kaya raya dengan cara yang licik.
Semua orang membencinya dan menghinanya, hingga suatu hari ia bertemu dengan orang yang sangat membencinya tapi akhirnya orang itu malah terobsesi kepadanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
OSP : Bab 8
Sarah keluar dari kamar dengan tampilan yang segar dan cantik, ia menggunakan dress di atas lutut. Dan menampilkan bentuk tubuhnya yang ideal, Dina yang melihat Sarah tersenyum mengejek.
Ia menatap kakak iparnya dengan sedikit kesal, lalu ia melihat bentuk tubuhnya sendiri yang sangat beda jauh dari Sarah.
"Sialan." Gumam Dina kesal karena ia tidak bisa mendapatkan bentuk tubuh seideal Sarah.
Sarah mengemudikan mobilnya dan segera pergi ke rumah sakit, hari ini ia ingin menjenguk ayahnya yang di rawat di rumah sakit karena penyakit kanker. Meski dokter sudah mengatakan tak ada harapan besar untuk kesembuhan ayahnya, terlebih kanker itu sudah masuk ke stadium akhir.
Sarah menghela nafas panjang, ia tidak bisa melupakan kenangan-kenangan indah bersama dengan ayahnya. Lalu Sarah menghentikan mobilnya di parkiran rumah sakit, seperti biasa Sarah berjalan dengan anggun menyusuri lorong-lorong rumah sakit yang panjang. Ia tetap menjadi pusat perhatian, selain dari pakaiannya. Ia juga memiliki wajah yang sangat cantik dan tubuh yang sangat enak di lihat.
Hingga Sarah berhenti di depan pintu ruang rawat VIP, ia tidak bisa memungkiri jika dana yang diberikan oleh Reno sangat ia butuhkan untuk biaya rumah sakit ayahnya.
Sarah perlahan membuka pintu kamar, ia melihat ayahnya terbaring di atas ranjang rumah sakit. Hatinya terasa sangat sakit melihat keadaan pria yang dulu selalu ceria dan gagah, kini nampak kurus kering dengan selang impus di tangannya. Terlebih lagi, rambut yang dulu lebat kini sudah tak tersisa satu helai pun.
Sarah tersenyum tipis saat ayahnya membuka mata, "Sarah." Dodi menyala Sarah dengan nada yang lemah dan senyuman hangat.
"Ayah, maaf aku baru datang berkunjung." Jelas Sarah yang menyimpan sebuah rantang di atas meja.
"Tidak apa-apa, lagi pula sudah beberapa hari ini dokter mengatakan jika kondisi ayah sudah membaik." Jelas Dodi dengan senyuman di wajahnya.
Sarah lalu membantu ayahnya untuk duduk bersandar di ranjang, ia melihat ayahnya kini sangat kurus. Mungkin semua itu akibat efek samping kemoterapi yang terus dilakukan oleh ayahnya.
"Baguslah jika kondisi ayah sudah mulai membaik. Aku membuat beberapa makanan, makanan kesukaan ayah." Ucap Sarah dengan senyuman di wajahnya.
Dodi tersenyum tipis saat mendengar hal itu, Sarah adalah putri semata wayangnya yang sangat ia sayangi.
"Kau sangat cantik dan mirip dengan mendiang ibu mu." Ucap Dodi dengan senyuman di wajahnya.
Sarah tersenyum tipis saat mendengar hal itu, Damini hanyalah istri kedua yang di nikahi oleh Dodi setelah istrinya meninggal dunia.
"Bagaimana pernikahan mu dengan Reno, apa dia membuat mu bahagia?" Tanya Dodi.
Sarah tersenyum tipis saat mendengar hal itu, ia lalu menyuapi Dodi dengan makanan yang ia bawa.
"Pernikahan ku dengan Reno baik-baik saja, kamu berdua hidup bahagia seperti suami istri pada umum nya." Jawab Sarah dengan senyuman di wajahnya, ia menutupi setiap masalah rumah tangganya dengan Reno dari ayahnya karena ia tidak ingin hal itu menjadi pikiran untuk Dodi.
Dodi memakan makanan yang di bawa oleh Sarah, ia tersenyum dengan tipis. "Ayah hanya ingin kau bahagia dengan pernikahan mu. Terlebih jika ayah sudah tidak ada."
Sarah terdiam saat mendengar hal itu, "Ayah jangan bicara seperti itu, kau tidak akan mati dengan mudah. Umur mu akan panjang dan kau akan menggendong cucu, jika usia mu sudah 100 tahun baru kau akan mati." Jelas Sarah dengan nada bercanda.
Dodi tertawa mendengar hal itu, ia tersenyum tipis saat mendengar perkataan Sarah.
"Iya, ayah ingin bisa segera pulang ke rumah. Di rumah sakit sangat tidak nyaman." Jelas Dodi dengan menatap langit-langit rumah sakit.
Sudah satu tahun Dosi berada di rumah sakit dan tidak bisa pulang ke rumah, karena Sarah menginginkan pengobatan yang terbaik untuk ayahnya.
"Ayah akan pulang jika Dokter mengizinkan." Jawab Sarah dengan senyuman di wajahnya.
Di saat keduanya tengah berbincang-bincang santai, pintu ruang rawat pun terbuka secara perlahan. Damini menatap putri tirinya yang duduk di atas kursi seraya menyuapi Dodi.
Damini tersenyum tipis, "Kau datang ke sini, kenapa tidak bilang dulu." Ucap Damini dengan senyuman di wajahnya.
"Iya aku lupa, lagi pula aku sudah lama tidak datang ke sini." Jelas Sarah dengan senyuman di wajahnya.
Sebenarnya Sarah mengakui jika Damini adalah ibu yang cukup baik, ia juga memberikan yang terbaik untuknya. Hanya saja Damini melakukan hal ini, semua juga demi mendapatkan uang untuk pengobatan suaminya.
"Mama membuat beberapa cemilan dan kue, ini kue kesukaan mu." Jelas Damini yang memperlihatkan sebuah kotak makan.
Sarah tersenyum tipis, Damini membuat kue coklat yang merupakan makanan kesukaan Sarah dan Dodi.
😠😠😠
hehehe