Halo semua nya. Ini novel author yang ke 3. Di novel ini pemeran utama nya agak berbeda dengan dua pemeran utama di novel author yang lain.
Selamat membaca, dan semoga kalian suka.
Setelah di selingkuhi, dan di tinggal nikah oleh sang kekasih, Mawar di jodohkan dengan anak dari majikan Bapaknya. Bukan nya Mawar tidak mau, hanya saja laki-laki itu bertingkah layak nya wanita. Bapaknya yang seorang supir keluarga itu, terpaksa menerima perjodohan Mawar dan Angga. Banyak yang di harapkan dari pernikahan mereka berdua. Entah bagaimana nasib Mawar selanjutnya.. Selamat membaca. ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Maharani sedang sangat bersedih sekarang ini. Reno yang ia harapkan akan menjadi suami yang baik ternyata sangat jauh dari kenyataan. Reno laki-laki yang tidak bertanggung jawab.
Jika saja ia tahu bahwa Reno dan keluarga nya adalah parasit. Maka ia tidak akan merayu calon suami kakak nya saat itu.
Ia biarkan Mawar menikah dengan Reno,, dan ia biarkan Mawar masuk ke dalam neraka yang di ciptakan oleh Keluarga nya.
Semua telah menjadi bubur, Maharani tidak bisa lagi kembali ke masa lalu. Ia terlanjur sakit hati saat ini.
Ia ambil ponsel dan membuka sosial media milik nya. Tapi lagi-lagi, ia merasa sangat sakit hati. Mawar baru saja mengunggah foto nya.
Mawar sedang berada di sebuah restoran terkenal yang ada di kota mereka. Bahkan untuk masuk ke sana saja harus antri, Dengan harga makanan yang luar biasa fantastis.
Tawa Mawar sangat alami. Ia benar-benar bahagia dan di Ratu kan oleh Angga. Laki-laki yang di hina sebagai seorang Banci.
"Ah, Banci bahkan lebih romantis dari pada suami ku yang laki-laki tulen. Harus kah aku seperti Kak Mawar? Mencari suami baru yang seperti Banci. Pasti ia akan memperlakukan aku dengan baik." Gumam Maharani lirih.
Sebenar nya bukan itu semua yang membuat Mawar bahagia saat ini. Takdir Mawar yang dulu nya susah dan sangat menyedihkan kini malah berbalik.
Bukan kah dunia itu berputar? Tidak selama nya kita yang di atas berada di atas. Begitu pula sebaliknya.
Yang ada di pikiran Maharani saat ini, bagaimana cara nya ia bisa terus menikung Mawar. Dengan cara apapun, ia ingin merebut kebahagiaan Mawar.
Dalam hidup, kebahagiaan hanya lah milik nya. Dan Mawar tidak berhak untuk bahagia.
Tok... Tok..
Pintu di ketuk.
"Sayang, ini Mama. Buka pintu nya dong."
"Iya, Ma. Ada apa?"
"Udah jam berapa ini? Kamu nggak nyiapin makan untuk suami mu?"
"Biarkan saja lah ma. Rani mual ni. Masih pengen rebahan. Paling nanti Bang Reno makan di luar sama teman-teman nya."
"Trus, memang nya kamu nggak mau makan?"
"Nanti aja. Rani masih pengen tiduran. Badan Rani rasa nya pegal-pegal."
"Yaudah, nanti kalau lapar kamu ambil aja makanan nya di tempat biasa."
"Iya ma."
Rani pun kembali tidur. Bukan tanpa alasan ia bersikap seperti itu. Uang yang ia minta kepada suami nya sampai sekarang belum jelas bentuk nya.
Ia bahkan sudah mendiamkan Reno dari pagi. Akan ia lihat, seperti apa Reno jika ia marah. Akan tetapi, Reno malah makin mengabaikan nya. Hal itu membuat Maharani semakin sakit hati.
*****
Rani sedang bersedih di rumah nya, sedangkan Reno saat ini sedang bersenang-senang dengan teman kantor nya di sebuah kafe sekaligus tempat karaoke.
Ia bersenang-senang dan tertawa dengan wanita-wanita yang menjadi pemandu lagu di tempat itu. Tidak ia pikirkan kondisi Maharani yang sedang gundah gulana.
Tanpa diketahui oleh Reno, ada seseorang yang iseng mengirim foto nya ke sang istri yang berada di rumah. Reno yang sedang bahagia bahkan tidak memperhatikan nya.
Ya, orang itu adalah Angga. Ia tidak sengaja melihat Reno masuk ke sebuah ruangan yang baik biasa di gunakan oleh laki-laki yang butuh belaian.
"Kau menghina ku. Tapi suami mu, lihat lah perangai nya."
Terkirim..
Angga mengirim video, foto sekaligus pesan untuk Maharani. Ah, ia sangat senang sekali membuat wanita yang selalu membuat Mawar menangis.
Setelah Itu, Angga langsung beranjak dari sana dan tidak lupa ia memberikan banyak uang kepada salah satu pegawai yang telah membantu nya tadi.
*****
"Hari ini kamu ada ngidam apa lagi?"
Pesan di kirim ke Mawar hari ini. Lagi-lagi Angga bertanya pada calon istri nya itu seperti biasa nya.
"Kok ngidam sih. Aku kan nggak lagi hamil."
"Aku udah di depan ni. Kita keluar yuk."
"Ya ampun, bukan nya langsung masuk. Malah ngirim pesan."
Mawar keluar hanya dengan baju piama berlengan panjang. Ia malas untuk berganti baju lagi. Tidak lupa hijab panjang ia kenalan untuk menutup aurat nya.
"Yuk, berangkat!"
"Kamu keluar kayak gitu?" Tanya Angga heran dengan penampilan Mawar.
"Emang nya kenapa? Aku malas ganti baju lagi. Lagian, nanti bakalan kemalaman."
"Ya udah deh. Yang penting kamu nyaman." Ucap Angga.
Setelah berputar-putar mencari tempat makan, akhir nya mereka memutuskan untuk makan di warung bakso yang ada di pinggir jalan.
"Kamu nggak apa kan kalau kita makan di sini?"
"Emang nya kenapa? Yang penting enak, aku gas kan aja."
Mereka pun makan dengan nikmat. Apalagi memang bakso nya sangat enak.
"Permisi, Pak. Ini siapa yang buat ya bakso nya?"
"Istri saya. Kenapa ya? Apa tidak enak?"
"Saya malah suka sekali bakso nya. Kalau memang Bapak berkenan saya akan mengajak bapak bekerja sama. Gimana?"
"Benarkah? Apa ada yang seperti itu. Tapi, ini cuma bakso biasa. Tidak ada istimewa nya."
"Kan yang makan saya, bukan bapak."
Tiba-tiba dari arah belakang sang Bapak ada segerombolan preman yang datang dan ingin mengganggu.
"Mana setoran nya hari ini? Cepat! Jangan lupa tambah lima puluh lagi. Kemarin kamu kan nggak jualan."
"Ya tapi, kalau segitu saya tidak punya modal lagi, Bang. Tolong lah di kurangi."
"Tidak ada alasan. Sudah menjadi resiko jika ingin berjualan di sini harus bayar ke kami."Ucap salah satu preman.
"Aturan dari mana itu?" Tanya Angga yang tiba-tiba menanggapi omongan mereka.
"Wah, siapa ini? Ada wanita setengah pria rupa nya. Cantik juga ya." Ucap salah satu preman yang berusaha untuk membelai rambut Angga.
Akan tetapi, sebelum itu terjadi. Tangan preman itu duluan di pelintir oleh Mawar.
"Jangan ku-rang a-jar ya."
"Aduh,, aduh,,, sa-kit."
"Oh,, ada teman nya si banci. Pantesan dia berani. Coba kalau sendirian, pasti lari tunggang langgang." Ucap preman itu dan mereka pun tertawa bersama.
"Kalian itu lebih banci tahu nggak. Berani nya keroyokan. Hidup cuma modal burung doang pun banyak tingkah nya. Laki-laki ini, walaupun banci tapi pintar cari uang. Nggak kayak kalian. Mental pengemis!"
"Wah, berani sekali mereka ini. Apa perlu kita beri sedikit pelajaran? Biar tahu siapa kita sebenarnya?"
"Jangan bang, jangan sakiti mereka. Saya akan bayar. Mereka pelanggan saya. Tolong jangan sakiti mereka."
"Diam kau tukang bakso sialan!"
Salah satu preman mendorong kang bakso sampai ia terjatuh dan membentur meja. Saat itu juga tiba-tiba Angga dengan gerakan cepat mencekik leher sang Ketua Preman.
Lalu....
Bersambung...