Seorang pemuda yang berasal dari tanah bawah berpindah menuju ke tanah atas atau Alam Dewa.
Semua itu di lakukan selain karena peningkatan kekuatan nya, juga karena ingin membalas dan menaklukkan para Dewa yang selama ini telah memburu nya.
Pemuda itu berniat membalas para Dewa yang telah membuat nya tersiksa dalam pelarian selayaknya seorang kriminal.
Apakah pemuda itu mampu menaklukkan sembilan tanah Dewa dengan segala penguasa nya? ikuti terus kisah perjalanan pemuda bernama Yuang Fengying.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sigi Tyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22 Zirah Perang Sembilan Langit
Yuang Fengying terus mengamati rekaman petarungan dua sosok monster raksasa itu.
Pertarungan yang kejam dan mengerikan tersaji dalam pertunjukan tersebut.
Meski dua monster itu juga memiliki lapisan Raga Abadi, namun armor baju perang yang mereka pakai ternyata banyak membantu.
Berkat zirah perang itu, keganasan serangan yang mengerikan bisa di redam hingga beberapa puluh persen.
Pemandangan itu membuat semua yang melihat pasti berdecak penuh kekaguman.
Hal itu semakin menguatkan niat Yuang Fengying untuk mendapatkan zirah perang yang sesuai untuk nya.
Saat ini rekaman pertarungan itu sudah selesai, rupanya penayangan adegan itu ternyata sudah berlangsung beberapa jam lamanya, dan Yuang Fengying dengan sabar terus memperhatikan detail nya.
Hingga akhirnya penayangan tersebut berhenti tayang dan menghilang seperti di telan alam.
Kini suasana lembah Kemarahan Iblis benar benar lengang, tak ada suara apapun lagi.
Tak ada lagi raungan dan jeritan mengerikan dari para petarung.
Wilayah itu juga sangat sepi dari kehidupan, karena di tempat itu semua kehidupan sudah menyingkir.
Setelah gambar penayangan itu selesai, Yuang Fengying baru menyadari jika area penayangan rekaman sebelum nya tepat berada di atas sebuah podium yang lumayan luas.
Dan di tengah tengah podium ada sebuah armor lusuh yang tergeletak begitu saja.
Dari jarak yang cukup jauh Yuang Fengying mampu mengetahui jika zirah perang itu sudah berusia tua, dan hampir kehilangan esensi nya.
Yuang Fengying sedikit maju dan mulai menaiki podium, untuk mendekati zirah perang itu.
Dan begitu kaki Yuang Fengying menginjak bagian pinggir podium itu, alam seperti di jungkir balik kan.
Yuang Fengying seperti di seret dan di bawa ke alam lain lagi.
Alam itu seperti padang kering yang begitu gersang dengan debu debu berterbangan, di permukaan nya.
Itu seperti pemandangan kemarau yang begitu buruk, selama puluhan tahun.
Namun di tengah padang itu terlihat seekor kura kura setengah manusia, tengah duduk terpekur sendirian.
"Hm, ini ujian." gumam Yuang Fengying dan mulai waspada, namun dia menyadari.. suatu hal yang berharga, tak mungkin di dapatkan dengan mudah, tanpa ada perjuangan.
Meski terlihat sudah usang, zirah perang yang tergeletak begitu saja di tengah podium itu pasti artefak pelindung yang berharga.
Yuang Fengying bertekad untuk mendapatkan nya.
Yuang Fengying terus bergerak maju mendekati kura kura yang juga memakai zirah perang dengan corakan tertentu, corakan itu sama dengan zirah yang tergeletak, ada di tengah tengah podium itu.
Semakin mendekati sang kura kura, aura menekan semakin menguar dari sosok itu.
Meski tekanan yang menerpanya begitu mengerikan, tak di hiraukan oleh pemuda tersebut.
Dua terus maju dan maju.
Semakin maju dan mendekat, Yuang Fengying semakin bisa melihat wajah dari mahkluk tersebut, dia terlihat begitu sedih.
"Akhirnya setelah sekian lama." gumam kura kura dengan pelan, seakan berbicara kepada dirinya sendiri.
Kura kura itu menatap Yuang Fengying dengan menarik sudut mulut nya.
Apakah itu sebuah senyuman atau cibiran, tak ada yang tahu.
"Akhirnya ada juga yang mendatangi ku." kata sang Kura kura, setelah jarak nya dengan Yuang Fengying hanya tinggal beberapa puluh meter saja.
"Apakah senior menunggu seseorang?."
"Tentu saja, aku menunggu penerima warisan zirah pelindung."
"Apakah itu aku..?."
Kura kura itu mengeluarkan suara tawa penuh cemoohan, mendengar perkataan Yuang Fengying.
"Tentu saja, bukan." kura kura itu menggeleng, menatap Yuang Fengying dengan rasa jijik, "Kau sangat lemah, tak layak mendapatkan warisan Zirah Perang Sembilan Langit."
"Begitu kah?."
"Tentu saja, tuanku pemilik zirah ini sebelum nya sangat hebat dan tak terkalahkan, tak mungkin jika zirah perang ini akan di wariskan kepada mu, sosok yang lemah."
Kura kura itu terus menatap, menelisik Yuang Fengying, dan jelas kerutan di keningnya terlihat semakin banyak.
Mungkin kura kura itu tengah berfikir, mengapa orang yang mampu memasuki tempat tersebut hanyalah seorang kultivator rendahan.
"Jika tak terkalahkan, mengapa zirah ini bisa terlepas?, dan kini mangkrak seperti benda usang di tempat antah berantah ini?." balas pemuda itu tanpa rasa takut.
"Dasar bocah bodoh," Kura kura itu bersungut-sungut kesal, atas perdebatan yang di layangkan Yuang Fengying.
"Tuan ku bisa di kalahkan karena tipu muslihat lawan yang keji, jika kau tahu."
"Dengan kekuatan mu saat ini, kau tak akan mampu membayangkan kejadian yang sesungguhnya, inti nya kau tak layak menerima artefak perlindungan ini."
Kura kura itu terlihat semakin kesal.
"Kau belum menguji ku, tapi sudah berkata demikian."
"Mungkin saja saat ini aku masih lemah, namun di masa depan aku pasti akan kuat."
Kura kura itu berdiri tegak dari duduknya, terlihat lucu seperti seseorang dengan buntalan di punggung nya.
"Aku suka semangat mu anak muda dan aku setuju untuk menguji mu kali ini."
Kura kura itu tiba tiba merentangkan kedua tangannya, membuat alam bergetar dengan tindakan tersebut.
Getaran itu semakin kuat seperti mengguncang semesta, lalu dari kehampaan sela sela tubuh kita kura keluar api merah yang siap melahap apapun.
Api itu menyebar dan melingkupi Yuang Fengying.
Pemuda itu mulai merasakan panas yang lain dari biasanya, serangan api merah itu seperti serangan ilusi jiwa yang begitu kuat dan menyakitkan.
"Bertahan.." Yuang Fengying yang juga memiliki sub Spacial Kuasa atas Api, juga mulai mengedarkan kekuatan api nya, berusaha menangkal hawa panas dari api lawan, namun itu sia sia.
Panas Api merah yang keluar dari sela sela tubuh kura kura itu begitu menyakitkan.
"Aaarggh.." Yuang Fengying menggeram kesakitan, namun anehnya tak ada kerusakan di tubuh nya.
Itu berarti api itu jelas api dalam bentuk serangan ilusi jiwa.
"Aku harus bertahan." tekad kuat meledak dari pemuda itu.
Ledakan kuat dari tekad itu seperti membungkus seluruh tubuh nya.
"Tekad Jiwa?, bagus kau memiliki nya nak.." kura kura itu masih mencemooh dan mengayunkan lengannya.
Api api itu bergetar dan mulai bergerak membentuk sebuah wujud pedang.
Pedang pedang api jiwa mulai melesat dan menerjang Yuang Fengying.
Namun pemuda itu tak mau menyerah, pemuda itu mengayunkan lengannya menghantam pisau pisau api.
Pemuda itu tak ingin di remehkan begitu saja, meski kultivasi masih rendah namun sekuat tenaga pemuda itu melawan.
BAAM..
BAAM...
KRAAAK...
Kedua nya bertarung begitu sengit, menujukkan kekuatan penyerangan dan pertahanan yang memukau.
Namun jelas Yuang Fengying bukan lawan dari sosok tersebut.
Yuang Fengying terpental untuk kesekian kali nya.
Manusia kura kura sungguh sangat kuat, tak mudah di tembus.
"He..he.. Hanya seperti ini kekuatan mu? Tak layak menerima warisan ini." kembali sosok itu mencibir Yuang Fengying.
"Begitu kah..?."
Claaap..
Yuang Fengying tiba tiba menghilang lalu menyerang sosok itu.
Manusia kura kura terkejut sejenak, lalu memejamkan mata dan mengangkat tangannya.
BAANG...!
Serangan Yuang Fengying berhasil di tepis.
"Aku sedikit kagum sekarang." kura kura itu berkata demikian meski berhasil menahan serangan pemuda itu.
Rupanya daya pertahanan sang kura kura sudah berada di tingkatan tersendiri, mampu mengetahui asal serangan dari penguasa hukum ruang dan waktu dengan mudah.
"Bagus.. Kau layak sekarang nak."
hancurkan semuanya thor
..ambil semua hartanya, ,agar yuang fengying semakin kuat. ...
semangat thor 💪💪