Love You A

Sementara itu Baby yang keluar dari toko perhiasan dengan perasaan kesal di hatinya, berjalan dengan terburu-buru hingga ia tidak sadar ada seseorang di depannya.

Bruk.

Baby terjatuh saat tubuhnya menabrak punggung seseorang.

"Nona Anda tidak apa-apa?" pria itu mengulurkan tangannya.

"Tidak apa-apa bagaimana? Sakit tahu!" ketus Baby sembari mendongakkan wajahnya.

"Kau ..." ucap Baby dan pria itu bersamaan.

"Lea? Kau Lea bukan?" Pria itu bahagia saat mengetahui yang menabrak punggungnya, adalah gadis yang sama dengan gadis tempo hari yang bertemu dengannya di hotel.

"Em..." Baby menganggukkan kepalanya lalu menerima uluran tangan dari pria itu. "Tuan lain kali kalau berdiri itu jangan ditengah jalan!" protes Baby.

"Apa?" pria itu mengerutkan keningnya, jelas-jelas gadis itu yang salah sudah menabrak dirinya tapi justru ia yang disalahkan. "Oke aku minta maaf karena sudah berdiri ditengah jalan." Ucap Pria itu menahan rasa ingin tertawanya.

"Aku maafkan." Baby pun melangkahkan kakinya untuk pergi dari tempat tersebut.

"Tunggu!"

"Apa lagi?" Baby menghempaskan tangan pria itu yang sudah menahan langkahnya.

"Sebagai permintaan maaf, aku akan mentraktir mu makan."

"Terima kasih tapi aku tidak lapar." Jawab Baby dengan ketus.

"Kalau minum?" tawar pria itu.

"Aku juga tidak haus, sudah ah!" Baby kembali berjalan, namun langkahnya ditahan kembali oleh pria asing itu.

"Oh ayolah niatku ini baik mengajakmu makan, atau pun minum sebagai permintaan maaf sudah membuatmu terjatuh."

Baby menghela napasnya lalu menyetujui permintaan pria asing itu, lagi pula tidak ada salahnya menerima ajakan pria tersebut.

"Kau ingin minum apa?" tanya pria itu setelah mereka sampai di salah satu tempat makan yang ada di pusat perbelanjaan tersebut.

"Minuman apa saja yang penting dingin, karena hatiku sedang panas." Jawab Baby.

Membuat pria itu tertawa mendengar jawaban gadis yang sedang duduk dihadapannya.

"Oh ya namamu siapa? Rasanya tidak enak memanggilmu dengan sebutan Tuan." Baby menelisik pria yang ada di hadapannya, pria tampan dengan style khas seorang CEO muda.

"Namaku —" pria itu menunjuk jendela yang ada di tempat makan tersebut.

Baby ikut menatap kearah yang ditunjuk pria itu. "Kaca? Nama mu kaca?" Seloroh Baby sambil tertawa.

Pria itu pun ikut tertawa lalu kembali menunjuk keluar jendela. "Kau lihat diluar jendela itu yang berwarna biru."

Baby menatap keluar jendela, kebetulan lantai tempat makan mereka berada di lantai empat sehingga bisa melihat pemandangan disekitarnya.

"Langit?"

"Sky lebih tepatnya Sky Dwight." Ia mengulurkan tangannya untuk mengulangi perkenalan mereka.

"Wow nama yang bagus." Baby menerima uluran tangan pria itu.

"Terima kasih Nona Lea —" Sky menunggu sahutan dari gadis itu, karena ia ingin tahu nama keluarga Lea.

"Lea —"

Drt .. drt.

Baby tidak melanjutkan perkataannya karena ponselnya berbunyi, ia segera mengangkatnya setelah tahu siapa yang menghubunginya.

"Aku tunggu di lantai tiga sekarang!" Agam berkata dengan tatapan matanya yang tajam, kearah tempat makan yang ada dihadapannya.

"Eh aku baru saja ingin minum."

"Sekarang Baby! Atau aku akan memecat mu." Agam langsung menutup ponselnya, lalu segera berjalan menuju lantai tiga.

"A tunggu!" Cindy yang berjalan di belakang Agam, berlari kecil untuk menyusul pria itu. "kita tidak jadi makan?" tanya Cindy saat mereka masuk ke dalam lift.

"Tidak." Jawab Agam dengan singkat dan jelas.

Cindy hanya bisa pasrah mengikuti calon suami nya tanpa banyak berkata. Sementara Baby segera mengambil tasnya dan berpamitan pada Sky untuk pulang lebih dulu.

"Tapi Lea minumannya?" Sky menahan langkah gadis cantik itu.

"Kau saja yang habiskan."

"Tunggu! Boleh aku minta nomer ponselmu?" pinta Sky.

Baby yang sedang terburu-buru tanpa pikir panjang memberikan nomer ponselnya pada Sky, ia lalu berjalan keluar dari tempat tersebut setelah sebelumnya meminta maaf pada pria itu.

"Lea..." Sky menatap punggung gadis cantik tersebut dengan senyum penuh arti. "Seperti janjiku waktu itu, aku tidak akan melepaskanmu."