" Aku harap kamu tidak lupa apa yang terjadi semalam.Kamu lebih dulu menyerahkan diri padaku jadi jangan memintaku untuk bertanggung jawab dan satu lagi jangan perna katakan pada siapapun tentang ini karena aku akan menikah " Bara
" Ya aku akan menyimpan nya sampai mati " Aira rafiqah Herlambang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yhani_HT, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bunda
" Bunda"
Bugh
" Bunda " Ulangnya memeluk kaki jenjang putih itu sambil menatap ke arah atas .
" Bunda " Ulang nya tersenyum memperlihatkan gigi nya .
" Siapa Ra " Sang empedu menatap ke arah samping lalu menggeleng dengan wajah bingung dan syok nya.
Bagaimana tidak syok yang memanggil nya Bunda hanya Bumi dan itu putra nya lalu kenapa gadis kecil yang ada di depannya ini memanggil nya juga Bunda ?
Apa dia terpisah dengan Ibu nya ?
" Bunda " Lagi² gadis kecil itu memanggil nya Bunda.
" Aira kayanya dia mengira kamu Ibu nya deh " Ujar temannya berbisik .
" Jangan sembarangan bicara " Tegur Aira balas berbisik ,lalu berjongkok mensejajarkan tubuhnya pada gadis kecil itu .
" Anak manis " Mendengar pujian dari Aira membuat garis kecil itu salah tingkah .
"Ah iya namanya siapa ? " Tanya Aira lembut sambil menatap gadis kecil itu .
" Nama ku Embun Bunda " Aira mengaguk pelan ,nama yang cantik sesuai orang nya batin Aira .
" Embun tadi ke sini sama siapa ? Sama Bunda nya ? " Embun menggeleng cepat " Sama ayah dan Uncle " Embun terus tersenyum menatap Aira membuat kedua teman Aira gemas begitu juga Aira .
"Bunda nya Embun ini " Lanjut nya telunjuk kecil itu menempel di dada Aira membuat sang empedu mengikuti jari kecil itu .
" Bukannya anak Lo laki² Ra " Aira mengakat pandangan nya mengaguk membenarkan " Iya " Jawabnya bingung lalu menatap ke arah Embun .
Baru saja Aira akan membuka suara,tapi suara seorang pria mengalihkan mereka .
" Nona muda kecil " Panggil nya dengan napas terputus karena berlari mencari anak bosnya yang tiba-tiba saja menghilang saat mereka sedang berbicara.
" Maaf apa anda mengenal anak ini ? " Aira berdiri menatap pria yang berdiri di dekat mereka sedangkan Embun di sembunyikan di belakang nya .
" Iya Bu, dia anak bos saya " Jawabnya pelan .
" Uncle " Yang di panggil uncle itu menatap ke arah bawah " Kenapa Nona kecil pergi sendirian,Tuan mencari anda " Ujarnya lembut namun tegas .
" Embun kejar Bunda " Jawabnya menunjuk Aira membuat pria itu menatap ke arah Embun lalu ke arah Aira .
" Sayang " Panggil Aira lembut membawa Embun kedepannya.
" Tante bukan Bundanya Embun, Embun tidak boleh memanggil Bunda pada sembarang orang " Lanjut nya selembut mungkin .
" Embun tidak sembarang " Jawabnya jujur .
" Tapi sayang Tante bukan Bundanya Embun " Ulang Aira pelan .
" Pak " Aira menatap pria yang sejak tadi terdiam " Bapak benar Uncle nya kan ? Soalnya waktu istirahat saya sudah mau habis saya harus segera pergi " Lanjut nya formal .
" Bunda tidak boleh pergi " Ucap Embun sedikit meninggi kan suara nya sambil menahan kaki Aira .
" Non kita ...." Ponsel pria itu berdering itu tandanya ada panggilan masuk tanpa menunggu lama dia langsung mengakat panggilan itu .
" Hallo Tuan ,Saya sudah menemukan Non embun ,kami berada di taman samping kantor " Jawabnya cepat .
" Bawah dia ke ruangan sebentar lagi akan mulai meeting nya " Titah nya tidak ingin di bantah .
" Itu tuan ,Non Embun tidak mau ikut " Jawabnya terbata sambil melirik Aira .
" Kenapa tidak mau "
" itu tuan Non embun ....Saya bingung Tuan harus ngomong bagaimana " Ujarnya putus asa .
" Tunggu saya di situ " Panggilan itu pin terputus .
" Maaf pak ini gimana ? Saya benar-benar harus kembali " Aira menatap pria itu memelas .
" Iya pak kami bisa di pecat jika terlambat " Timpal teman Aira .
" Bunda tidak boleh pergi " Pekiknya lalu menangis membuatnya tidak tega tapi ...!!
" Sayang tidak boleh berteriak " Aira kembali berjongkok mensejajarkan tubuhnya pada Embun " Nanti leher Embun sakit " Lanjut nya sambil mengelus leher putih Embun.
Aira menatap kedua temannya menggeleng yang artinya mereka juga tidak tahu harus berbuat apa terlebih embun sudah menangis .
" Saya yang akan bertanggung jawab pada atasan kalian, tidak perlu khawatir " Jawab nya tegas .
" Bapak yakin ,lalu kalau kami tetap di pecat bagaimana ? " Jawab teman Aira menatap pria itu .
" Kalian akan baik² saja ,percaya " Jawab nya yakin .
" Kalian duluan saja " Aira menatap ke arah temannya bergantian " Nanti kalau sudah ketemu sama ayah nya aku akan kembali " Lanjut nya sambil memeluk Embun .
" Tapi Ra ...." Aira mengedip kan matanya bertanda jika semuanya akan baik-baik saja " Sudah sana balik " Kedua teman Aira saling berpandangan lalu menatap Aira .
" Kamu yakin Ra " Aira mengaguk yakin " Sudah sana " Keduanya kembali bertatapan.
" Tapi kalau terjadi papa langsung hubungi kami ya " Aira mengaguk cepat" Ingat janji bapak tadi awas kalau teman saya di pecat " Ancam teman Aira menatap pria itu .
" Sudah sana " Aira mengusir ke dua temannya lalu menatap Embun yang masih sesenggukan
💐
💐
💐
" Embun ,Farhan " Kedua manusia yang di panggil itu langsung berbalik begitu juga dengan Aira .
Namun saat melihat pria itu Aira langsung membulatkan kedua matanya ,bukan hanya Aira nyata nya pria itu langsung menghentikan langkahnya saat melihat Aira.
" Ayah " Panggil Embun membuat Aira menatap kearah nya lalu ke arah pria itu yang mulai mendekati mereka .
Seketika dada Aira nyeri ,kalah mendengar embun memanggil pria itu ayah .
Bumi Ucap Aira dalam hati .
" Ayo sayang,ayah harus bekerja " Titah nya mengarahkan tangan pada Embun .
" Embun mau sama Bunda ayah " Mata pria itu membola mendengar ucapan putri nya .
" Tadi Embun sudah janjikan pada ayah " Dia kembali me mengingat perjanjian mereka sebelum akhirnya dia mengizinkan Embun ikut dengannya " Dan dia bukan Bunda mu " Tekannya .
" Embun kan tidak ganggu ayah kerja, Embun mau sama Bunda saja " Jawabnya polos.
" Sayang " Aira menatap gadis kecil yang duduk di pangkuan nya " Tante bukan Bunda nya ...."
" Bunda nya Embun " Embun kembali berteriak bahkan lebih kencang dari sebelum nya .
" EMBUN ANDHIRA MATEO " Teriakan ayah nya membuat Embun langsung memeluk Aira takut .
" Tuan Bara " Farhan langsung berdiri di depan Aira dan Embun yang menangis ketakutan .
Huh !!
Bara menghela napas panjang lalu di hembuskan dengan berat .
" Gendong dia Farhan " Titah Bara datar .
" Tapi tuan ..." Bara menatap tajam sekertaris sekaligus asisten nya itu " Kamu membantah perintah ku " Lanjut nya rendah .
" Maafkan saya tuan " Farhan langsung membalikkan badannya menghadap Aira dan Embun " Maafkan saya Non " Aira mengaguk pelan lalu mencoba melepaskan pelukan Embun namun Embun tetap memeluk tubuhnya.
" Non ayo kita beli es krim " Rayu Farhan pelan ,tapi tidak ada sautan dari Embun ,gadis kecil itu tetap menyembunyikan wajahnya di dada Aira .
" Embun ,ikut sama uncle dan a....." Ucapan Aira belum selesai tiba² saja Bara langsung menarik paksa Embun dari gendongan nya membuat gadis kecil itu memberontak.
" Bawa Embun pergi " Ujar Bara memberikan pada Farhan sekalipun embun memberontak dan terus memanggil Aira Bunda .
" Hebm " Aira yang masih menatap Embun yang sudah menjauh dari hadapan nya langsung menatap pria yang kini berdiri tegak di depannya.
" Seharusnya tuan tidak perlu sekasar itu ,dia masih kecil " Ucap Aira menatap Bara kesal lalu meninggalkan pria itu sendirian.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
yg bnr yg mana
lanjuuut teruuus